bc

Hanya di Hati

book_age16+
2
FOLLOW
1K
READ
fated
friends to lovers
goodgirl
powerful
drama
sweet
Girl Power Counterattack
Writing Challenge
first love
lonely
like
intro-logo
Blurb

Membisu di depanmu

Menghabiskan kosakata

Di dalam imajiku tak sanggup berkata apapun

Apa yang terjadi

Aku sungguh tak mengerti

Jiyoung: aku suka padamu tapi kita berbeda

Daesung: tolong jangan dekat denganku. Kita gak sama

chap-preview
Free preview
Hanya di Hati
Hai yo what up guys Balik lagi di karyaku dari tahun 2011/2012 Dipilih ini couple karna dulu mereka suka dijodohkan Jiyoung ex kara fansgirl Daesung Mohon maaf dan pengertian apabila ditemukan banyak kesalahan di dalam cerita ini So langsung aja ya ke ceritanya CHECK THIS OUT Title:  Hanya  Di  Hati Author:  Zakiyyah Uyun Genre:  Romance Rating:  PG-15 Mayor  Cast: Kang  Jiyoung Kang  Daesung Minor  Cast: Kara Dll          Matahari bersinar terik dan hangat di pagi ini. Angin bertiup sepoi-sepoi di suatu SMA di Seoul. Di pagi ini sekolah itu terasa ramai dan terlihat sibuk. Terlihat di suatu kelas yang berpapan nama di depan atas kelasnya bertuliskan X-7 terasa ramai akan celotehan orang-orang di dalamnya. Di sudut kelas tersebut ada sekumpulan anak-anak cewek yang bergerombol mengelilingi bangku seorang yeoja bernama Jiyoung. ‘’Wah, Jiyoung! Katanya mau ngadain konser lagi ya? Mau dong!’’, pinta Gyuri. ‘’Ne! Aku juga mau…’’, timpal Seungyeon. Mereka satu per satu saling sahut-menyahut minta didahulukan. Jiyoung kewalahan menyanggupi semua permintaan teman-temannya itu. ‘’Ya, kalian! Bisa gak jangan ribut?’’, teriak seorang namja.          Tiba-tiba mereka semua terdiam dan berbalik memandang namja tadi. Kemudian salah satu dari mereka mulai saling berbisik-bisik sambil memandang namja tadi yang marah-marah menegur mereka. ‘’Iih, biasa aja dong! Gak usah kasar gitu napa!’’, kata  Nicole . ‘’Jiyoung, katanya cuma Daesung ya yang nolak tiket gratismu?’’, tanya Hara. ‘’N…ne. Aku juga gak tahu kenapa. Mungkin aku ada salah sama dia…’’, jawab Jiyoung. ‘’ Aah… gak usah dipikirin! Dia dari dulu emang gitu.’’          Jiyoung hanya terdiam mendengar kata-kata temannya barusan. Pikirnya, mana bisa dia tidak perduli sama Daesung? Ini hanya rahasianya sendiri, rahasia hatinya. Dulu pas kelas 3 SD, Jiyoung yang wajahnya cantik dan manis sering sekali diganggu anak-anak namja. Katanya sih namja yang sering menganggu anak yeoja  suka sama anak yeoja itu. Jiyoung yang tidak tahu harus apa hanya bisa menangis setiap kali diganggu. Tak lama, datang seorang anak namja membela Jiyoung. Semenjak itu Jiyoung menganggap namja  itu pahlawannya. Tiada satu hari pun dia tidak memikirkan Daesung. Selama 7 tahun berturut-turut dia hanya memikirkan dan memerhatikan Daesung. Daesung, Daesung, Daesung. Hanya Daesung. Tidak ada yang lain. Satu keinginan Jiyoung, dia hanya ingin Daesung menonton konsernya biar pun hanya sekali. Tapi, sepertinya Jiyoung hanya bisa berkhayal saja. Melihat kejadian tadi sepertinya Daesung sama sekali tidak berminat. Apa Daesung membencinya? Pertanyaan itu yang selalu muncul di benaknya. Akankah ini sudah suratan takdir untuknya? *** Tinggal 5 hari menjelang konser Jiyoung di gelar. Keadaan masih tetap sama. Sama sekali tidak ada tanda-tanda Daesung mulai berminat dengan konsernya Jiyoung. Jiyoung lama-lama merasa mulai pasrah dengan keadaan ini. Tapi kenapa dia kali ini seperti orang yang sedang ‘ngidam’ yang artinya tidak boleh ditolak keinginannya. Tapi, bagaimana caranya Jiyoung ingin mengatakan keinginannya ke Daesung sedangkan mereka jarang mengobrol? Tapi… apa Daesung mau? Apa Daesung tidak marah? Banyak pertanyaan melintas di benaknya yang membuatnya ragu. Akhirnya muncul ide nekat Jiyoung. Dia berencana memasukkan tiketnya ke loker Daesung. Yah… kali-kali saja setelah itu Daesung berminat. Sudah dia putuskan, pulang sekolah nanti rencananya akan dia jalankan. *** Jiyoung berjalan mengendap-endap dan celingak celinguk memastikan keadaan aman, tidak ada yang melihat. Merasa keadaan sudah aman, perlahan-lahan dia buka pintu lokernya Daesung dan memasukkan tiket konsernya ke dalam. ‘’Fiuh! Akhirnya!’’, gumam Jiyoung. Buru-buru dia langsung meninggalkan tempat itu. Takut ada yang datang. *** ‘’Apa maksudnya ini?’’, tanya Daesung sambil tangannya meletakkan tiket ke meja Jiyoung. Jiyoung yang mulanya kaget hanya bisa diam, tidak bisa menjawab pertanyaan Daesung. Mati kutu sekarang. ‘’Dengar ya Jiyoung, daripada kamu kasih tiket itu ke aku, lebih baik kamu kasihkan ke penggemar-penggemarmu. Lebih berguna!’’          Selesai bicara, Daesung pergi meninggalkan meja Jiyoung berjalan keluar kelas. Jiyoung hanya terpaku mendengar pernyataan Daesung tadi. Shock. ‘’Jiyoung, ada apa? Daesung jahatin kamu ya?’’, tanya Seungyeon. Jiyoung langsung bangkit dari tempat duduknya, mengejar Daesung. *** ‘’Daesung!’’, panggil Jiyoung. Daesung berhenti dan membalikkan badan ke arah Jiyoung. ‘’Wae?’’ ‘’Kenapa kamu bilang begitu?’’ ‘’Gak ada yang perlu aku jelasin lagi Jiyoung. Tiket itu memang lebih berguna buat para penggemarmu daripada aku. A,ne ada yang mau kubilang sama kamu  dari dulu. Tolong jangan terlalu dekat denganku. Dunia kita berbeda. Kalau penggemarmu sampai salah paham, aku bisa susah.’’          Jiyoung bertambah sedih mendengar kata-kata Daesung. ‘’Memangnya salah aku bersikap baik sama semua temanku? Memangnya kenapa kalau kamu orang biasa aku artis? Apa salah aku menyukai orang biasa?’’, kata Jiyoung sambil terisak menahan tangis. ‘’Jiyoung... ?’’ ‘’Apa aku gak boleh berterima kasih? Kamu mungkin lupa kejadian 7 tahun lalu. Kamu menolongku. Aku gak perduli kamu siapa. Miane… aku maksa kamu ke konserku. Aku gak akan ganggu hidupmu lagi. Bye… ‘’, kata Jiyoung berlari meninggalkan Daesung. Airmata Jiyoung mengalir deras tanpa henti. Dia berlari dan terus berlari meninggalkan Daesung   sejauh-jauhnya. Sementara Daesung masih berdiri terpaku memandang kepergian Jiyoung. Ingin memanggil Jiyoung tapi suaranya  tak keluar. *** ‘’Jiyoung, Jiyoung?’’, terdengar suara membuyarkan lamunannya Jiyoung. Segera Jiyoung mengangkat wajahnya mencari orang yang barusan menegurnya. ‘’Erick?’’ ‘’Ada apa? Gak biasanya kamu begini’’, tanya Erick sambil duduk di samping Jiyoung. Erick alias Kim  Erick adalah salah satu personil band yang sedang terkenal yaitu 4MT. Jiyoung berteman akrab dengan  Erick. Semua masalah yang dia hadapi selalu dia ceritakan ke Erick. ‘’Rick, apa aku gak pantas dicintai? Kenapa sih selalu saja orang-orang mempermasalahkan kalau artis dan orang biasa itu gak mungkin bersama? Apa salah artis suka sama orang biasa?’’ ‘’Semua orang pantas dicintai bahkan orang jahat sekali pun. Kamu gak salah. Mencintai seseorang itu wajar. Fitrah manusia. Itu hak semua orang mencintai siapa aja.’’ ‘’Aku… takut gara-gara ini dia jadi membenciku… Aku takut dia menjauhiku… Aku gak sanggup… Apalagi kemarin keceplosan bilang suka. Naneun  jongmal  pabo! Pabo! Pabo!’’, kata Jiyoung sambil menyalahkan dirinya sendiri. Erick menghentikannya. ‘’Itu resiko, kan? Semua pilihan ada di tanganmu. Kamu yang menjalaninya. Hanya satu saranku, jangan sampe kamu menyesal gara-gara perasaanmu gak tersampaikan dengan baik.’’          Jiyoung hanya terdiam, menatap Erick nanar. Clek! Terdengar bunyi pintu dibuka. ‘’Erick, kamu ngapain disini?’’, tanya Daniel salah satu personil 4MT lainnya. ‘’Ne. Eh, kamu ngapain berdua-duaan sama Jiyoung? Lagi pacaran ya? Sori deh… ganggu!’’, timpal Adam yang juga salah satu personil 4MT. Personil 4MT yang lain yang juga melihat ini juga ikut-ikutan mengolok Erick dan Jiyoung. ‘’Rick, ayo. Kita sudah mau tampil nih!’’, ajak Ricky dan Rafa. ‘’Eh, udah dulu ya? Kamu jangan sedih lagi ya Jiyoung! Bye…’’, kata Erick sambil berlalu meninggalkan Jiyoung sendirian. *** Saat aku menatap wajahmu Timbul rasa hati untuk mencoba Ungkapkan semua yang ada di hati Sejenak ku coba tuk merangkai kata Tapi yang terjadi Aku… hanya … bisa…          Terdengar alunan lagu 4MT yang berjudul ‘’Hanya di Hati’’. Jiyoung keluar dari kamar gantinya dan menonton dari balik panggung. Dia mendengarkan dengan saksama. Reff: Membisu di depanmu Menghabiskan kosakata Di dalam imajiku Tak sanggup berkata apa pun Apa yang terjadi Aku sungguh tak mengerti Mungkinkah rasa ini Hanya akan di hati Sekali lagi kucoba Beranikan melangkah dan tinggikan hati Menyapamu yang berdiam sendiri Dan aku coba ungkapkan semua ini Tapi terjadi lagi Aku… masih… saja… Repeat Reff          Jiyoung yang sedari tadi mendengarkan meresap dalam-dalam makna lagu tersebut. Pikirnya, lagu ini ‘serasi’ sekali dengan dirinya. ‘’Hanya di Hati’’. Judul lagu yang bagus. Sangat bagus. Katanya sih lagu itu yang membuat Erick. Erick memang pintar membuat lagu dan cepat mencari nada. Rata-rata lagu-lagu di 4MT Erick yang membuat. Kata Adam, lagu-lagu yang dibuat Erick itu diambil dari pengalaman kisah cintanya. Di tambah lagi kata-katanya memang bagus dan ‘mengena’. Jiyoung suka semua lagu-lagu 4MT. Jiyoung penggemar beratnya 4MT. Hehehe!          Apa yang harus aku lakukan? Aku gak mau seperti lagunya 4MT, ‘’Hanya di Hati’’, gumamnya. Hampir saja airmata Jiyoung tumpah, tapi ditahannya. ‘’Aku gak boleh nangis!’’ *** Tak lama, Jiyoung tampil. Mati-matian dia berusaha sealami mungkin untuk tetap gembira dan tersenyum demi penggemarnya. Dia tidak mau kalau penggemarnya sampai kecewa karena dirinya. Di akhir lagu, Jiyoung tetap berusaha dan konsentrasi menyelesaikan lagu dengan baik. Tiba-tiba Jiyoung terpaku. Hatinya tidak percaya akan apa yang dia lihat. Pikirnya, mungkin dia sedang berkhayal. Beruntung ini lagu terakhir, setelah alunan musik selesai dan sudah menyapa penggemarnya buru-buru dia keluar dari panggung.          Dengan ngos-ngosan, akhirnya Jiyoung sampai di taman dekat tempat konsernya. Disana ada Daesung berdiri menunggunya. ‘’Daesung… wae?’’, tanya Jiyoung bingung. ‘’Miane, Jiyoung.  Aku sudah bikin kamu nangis.’’ ‘’Ah… gwaenchana. Daesung, makasih ya kamu sudah mau datang ke konserku. Aku senang banget… ’’ ‘’Jiyoung, ada yang mau kuomongin.’’ ‘’W… wae?/kenapa’’ ‘’Gomawo/terimakasih.’’ ‘’Buat apa?’’ ‘’Buat yang kemarin. Aku… senang’’, kata Daesung sambil menundukkan kepalanya. Menyembunyikan wajahnya yang memerah. Deg! Daesung masih ingat?, pikir Jiyoung. Mereka terdiam sesaat. Sibuk dengan pikiran masing-masing. ‘’Da… Daesung… kamu serius?’’, tanya Jiyoung ragu. Daesung mengangguk. Hati Jiyoung rasanya senang banget. ‘’Tapi Daesung bukannya kamu benci aku?’’ ‘’Eh?! Aigu… itu kamu salah paham. Selama ini aku mau ngobrol sama kamu, bercandaan kayak yang lain. Kupikir, kamu kan penyanyi, banyak penggemarnya aku merasa gak pantas kalau dekat sama kamu. Karena itu aku menjauhimu tapi malah melukaimu. Miane… ‘’ ‘’Aku senang. Kupikir selama ini aku bertepuk sebelah tangan.’’          Mereka berdua tersenyum. Ada perasaan lega di hati Jiyoung. Tidak sia-sia selama ini dia berusaha bersabar dan sampai berbuat nekat. Penantian yang berbuah hasil manis. Jiyoung banyak berterima kasih Erick yang menyarankannya untuk lebih jujur dengan perasaannya dan berani mengambil keputusan. ‘’Akan kujaga ini sampai akhir’’, gumamnya dalam hati. End Makasih banyak ya sudah mampir ya Semoga hidup kalian lebih baik lagi Kalo mau kritik dan saran bisa langsung komen Jangan lupa klik like,komen dan share kalo kalian dukung dan suka cerita ini Sampai ketemu di next project lainnya See you soon Take care Bye bye ;)

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook