Pagi ini begitu cerah dikota Seoul, kota yang selalu ramai akan orang-orang yang berlalu lalang dengan menggunakan mobil, motor, sepeda atau juga dengan jalan kaki. Seperti yang dilakukan oleh dua orang remaja yang memiliki tinggi badan yang berbeda itu. Mereka tidak melakukan aktivitasnya, tapi mereka sedang melakukan lari pagi yang selalu mereka lakukan sebelum berangkat sekolah. Mereka adalah Jungsoo dan Jia. Park Jungsoo, lelaki yang memiliki wajah tampan dengan hidung mancung, bibir tipis dan mata yang sedikit sipit dengan tinggi badan 177cm, sedangkan Kim Jia adalah seorang gadis yang memiliki wajah yang imut, manis dengan bibir yang agak tebal dengan pipi yang sedikit chubby, mata sipit dan memiliki senyum bulan sabit yang indah. Ia juga memiliki tinggi badan 160cm. Sangat jauh beda dengan tinggi badan Jungsoo bukan!.
Kedua remaja itu berlari pagi disekitar taman dekat dengan kompleks perumahan rumah mereka. Jungsoo dan Jia sebenarnya adalah tetangga sejak keduanya masih berusia 2 tahun untuk Jungsoo dan Jia berusia 3 tahun. Bukan hanya dua remaja itu yang dekat, t*i juga kedua orang tua mereka yang sudah seperti saudara sendiri.
"Jia, apa kau tidak lelah? kita sudah lari selama satu jam dari rumah…?" tanya Jungsoo yang memecah keheningan diantara keduanya. Jia yang mendengar pertanyaan tersebut itupun tidak menjawab. Ia malah terus berlari mendahului Jungsoo.
“YAK! Jia” teriak Jungsoo ketika ditinggal oleh Jia begitu saja. Jia tetap tidak menanggapi Jungsoo dan malah meninggalkan lelaki tampan itu jauh dibelakangnya. Jungsoo yang melihat itupun hanya menghela nafas dan memilih untuk mengikuti Jia dari belakang.
“aku lelah” kata Jungsoo dan pergi kearah lain untuk membeli minuman.
✼
Jia yang masih terus berlari itupun mulai merasa lelah dan butuh istirahat. Ia mencari tempat duduk untuk istirahat dan menemukannya. Ia kemudian duduk disana sambil mengelap keringat yang membasahi wajahnya dengan handuk yang sejak tadi bertengger manis dilehernya. Ia tidak peduli dengan perginya Jungsoo karena ia kesal dengan lelaki tampan itu ketika Jungsoo tidak memanggilnya dengan benar. Kemudian ia membuka botol minumnya untuk menghilangkan rasa haus yang sedang melanda, tapi ternyata air minumnya habis.
“hah” gadis manis itu menghela nafasnya.
Cess.
Baru saja ia menghela nafas ada sebuah benda dingin yang menyapa kulit pipinya. Jia menoleh kearah kanan dan melihat Jungsoo sedang meletakkan minuman dingin dipipinya. Dengan kesal Jia menarik botol air minum itu dan mulai membukanya, tapi ia terlihat kesusahan membuka botol tersebut dan membuat Jungsoo tersenyum. Kemudian lelaki tampan itu mengambil botol air tersebut dan membukanya. Setelah ia membuka botol tersebut, ia kembali memberikan botol tersebut kepada Jia dan langsung disambar oleh gadis manis itu. Jungsoo yang melihat hal itupun hanya bisa menghela nafasnya. Kedua remaja itu duduk dibangku tersebut dengan diam, tanpa ada percakapan dari keduanya.
06.38 kst.
Jia melihat jam tangannya dan itu sudah menunjukkan waktu ia harus pulang dan siap-siap untuk pergi ke sekolah. Oh ya aku lupa mengatakan jika kedua remaja itu masih sekolah dan itu di sekolah yang sama dengan kelas yang berbeda. Jia yang berada dikelas 3 sedangkan Jungsoo ada dikelas 2.
“mau kemana?” tanya Jungsoo ketika melihat Jia beranjak dari duduknya.
“pulang…kau tidak tahu ini sudah jam berapa?” kata Jia sambil berjalan meninggalkan Jungsoo.
“oh iya, kita harus ke sekolah” gumam Jungsoo sambil menyusul Jia yang sudah lumayan jauh darinya. Mereka berjalan bersama dengan diam dan tidak ada dari mereka yang memulai percakapan. Sebenarnya Jungsoo merasa bosan jika harus berjalan dengan diam seperti ini. Apalagi ia tidak tahu kenapa Jia sangat pendiam hari ini karena Jungsoo merasa tidak membuat kesalahan kepada gadis manis itu yang membuatnya kesal atau marah.
Tak lama mereka berjalan ahirnya mereka sampai didepan rumah Jia. Jungsoo berhenti didepan rumah tersebut.
“aku akan menunggumu didepan dalam beberapa menit, Jia” kata Jungsoo yang mendapat delikan dari Jia.
“panggil aku kakak!” perintah Jia. Dan hal itu membuat Jungsoo mengerti kenapa Jia terlihat kesal padanya. Hal itu karena embel-embel kakak yang tidak pernah ia sebutkan ketika memanggil nama Jia.
“tidak mau” tolak Jungsoo yang membuat Jia menghadap padanya dan menatapn tajam lelaki tampan itu.
“aku lebih tua darimu, jadi panggil aku kakak”
“astaga jadi kau kesal hanya karena panggilan kakak?” tanya Jungsoo.
“kita ini hanya beda satu tahun dan terserah aku mau memanggil namamu atau memakai embel-embel kakak”
“tapi, tetap saja aku tidak suka”
“tapi, aku suka memanggil namamu saja”
“kenapa kau sangat keras kepala, sih” kesal Jia yang tidak tahu harus mengatakan apalagi pada Jungsoo. Selalu saja mereka memperdebatkan masalah kecil sepertin ini dan dimulai dengan Jungsoo yang selalu keras kepala dan tidak mau mengalah kepada Jia. Sebenarnya keduanya sama saja keras kepalanya hanya saja Jia tidak mau mengakui kekeras kepalaannya.
“aku tidak keras kepala, kan aku sudah bilang jika aku suka memanggil namamu saja”
“itu bukan alasan…terserah padamu, aku lelah” pasrah Jia yang membuat Jungsoo tersenyum mendengar ucapan Jia barusan.
“jadi aku boleh memanggil namamu saja tanpa embel-embel kakak?” tanya Jungsoo memastikan jika perkataan Jia barusan membiarkannya memanggil nama saja.
“hmm, terserah kau”
Jungsoo senang mendengar perkataan Jia dan dengan refleks lelaki tampan itu memeluk tubuh mungil Jia dengan erat. Hal itu membuat Jia terkejut dan tidak tahu harus melakukan apa saat Jungsoo memeluknya seperti itu.
“tapi, kau harus memanggilku kakak ketika didepan teman-temanku” kata Jia yang masih dipeluk oleh Jungsoo. Lelaki tampan yang mendengar perkataan Jia barusan hanya tersenyum.
“aku tidak janji” katanya kemudian sambil melepas pelukannya kepda Jia dan berlari dengan kencang menuju rumah yang tepat ada disebelah rumah Jia berada.
“DASAR JUNGSOO MENYEBALKAN!” teriak Jia ketika mendengar jawaban dari Jungsoo dan melihat lelaki tampan itu berlari menuju rumahnya sambil berlari dengan cepat menuju rumahnya. Jia benar-benar kesal kepada Jungsoo yang seperti itu. Dengan menghentakkan kakinya, Jia masuk kedalam rumahnya untuk bersiap-siap menuju sekolah.
Tbc........