Setelah perdebatan Jia dengan Jungsoo tadi pagi, gadis manis itu memilih untuk berangkat ke sekolah sendirian dengan menggunakan bus. Biasanya Jia akan berangkat ke sekolah bersama dengan Jungsoo. Tapi, kali ini Jia tidak peduli dengan Jungsoo yang akan menjemputnya di rumahnya nanti. Jangan tanya kenapa gadis manis itu seperti mnghindari Jungsoo, itu karena ia masih marah dengan Jungsoo perihal panggilan kakak untuknya. Gadis manis itu tidak mengerti kenapa Jungsoo tidak mau memanggilnya dengan embel-embel kakak dan selalu memanggilnya dengan nama saja padahal sudah jelas jika umur mereka berbeda dan lebih tua Jia daripada Jungsoo, tapi tetap saja lelaki tampan itu tidak mau memanggilnya kakak.
“dasar lelaki menyebalkan” kesal Jia yang duduk dikursi belakang bus dengan banyak orang disamping dan depannya. Sebenarnya gadis manis itu tidak suka naik kendaraan umum terutama bus karena banyak orang dan membuatnya desak-desakan dengan orang lain, tapi demi menghindari Jungsoo, Jia melakukan itu semua.
Bus yang ia tumpangi sekarang berhenti dihalte dekat sekolahnya berada dan hal itu membuatnya senang karena ia akan turun dan bebas dari kerumunan orang didalam bus tersebut.
“hah akhirnya aku keluar jugaa” gumam Jia sambil menghirup udara segar diluar sambil merapikan seragamnya yang agak kusut itu. Setelah beberapa saat, gadis manis itu berjalan menuju sekolahnya dengan santai. Ia memasang senyum lebarnya ketika mengingat Jungsoo yang akan menjemputnya dan mengetahui jika dirinya sudah berangkat terlebih dahulu. Jia berfikir bahwa lelaki tampan itu akan merasa heran dan kesal karena Jia berangkat sendiri.
“itu pasti lucu” gumam Jia yang berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya berada.
❀
Jungsoo sampai di sekolah dengan selamat dan tidak terlambat. Ini karena ia menunggu Jia didepan rumah sampai gadis manis itu keluar dari dalam rumah, tapi nyatanya Jia tidak kunjung keluar dan membuatnya masuk kedalam rumah tersebut untuk mengajaknya segera berangkat karena jam sudah menunjukkan 07.4o KST. Ketika ia masuk kedalam rumah, Jungsoo bertemu ibu Jia yang sedang menyiram bunga ditaman depan. Ia menghampiri wanita paruh baya itu dan bertanya perihal Jia yang tidak kunjung keluar, tapi kemudian ia dikejutkan dengan perkataan ny. Kim yang memberitahunya jika Jia sudah berangkat sejak tadi. Jungsoo langsung lemas seketika. Tapi, tidak ada waktu baginya untuk bersantai-santai karena jam masuk sekolah akan berbunyi sebentar lagi dan ia bergegas pergi dari rumah Jia dan berangkat ke sekolah dengan kecepatan tinggi agar tidak terlambat.
Jungsoo berja-oh bukan, ia berlari menuju kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi dan tidak ada waktu baginya untuk bersantai barang sedikitpun. Sampai didepan kelas, ia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal dan ia menghirup udara begitu banyak dan menghenbuskannya dengan kasar. Ia sedikit merapikan seragamnya sebelum masuk kedalam kelas yang masih belum ada guru mengajar di kelasnya.
“hey, kenapa kau terlambat hari ini?” tanya teman yang duduk didepannya kita ia duduk dikursinya.
“diamlah” pinta Jungsoo yang langsung menghadap jendela dengan kepala yang ia tumpukan ditangannya. Ia sedang memikirkan Jia yang tadi meninggalkannya dan memilih untuk naik bus. Jungsoo berfikir bahwa Jia melakukan itu karena ia tidak memanggilnya dengan embel-embel kakak padahal tadi pagi mereka sudah sepakat tanpa menggunakan embel-embel kakak ketika mereka berdua saja, tapi nampaknya Jia masih tidak menerima itu dan mencoba untuk menghindarinya. Mungkin saat istirahat nanti, Jungsoo akan menemui Jia dan bertanya kepada gadis manis itu.
❀
Dua jam berlalu dan bel istirahatpun berbunyi dan semua murid yang ada di kelas mulai berhamburan keluar termasuk kelas Jungsoo. Tanpa membereskan barang-barangnya, lelaki tampan itu keluar dari dalam kelas dan menuju kelas Jia berada. Ia berdoa jika gadis manis itu masih berada di kelasnya.
Tak butuh waktu lama untuk Jungsoo sampai di kelas Jia yang ada dilantai dua, tapi ketika lelaki tampan itu melihat kelas gadis manis itu sangat sepi dan tidak ada seorangpun siswa yang ada disana. Jungsoo bertanya-tanya kemana perginya semua penghuni kelas tersebut dan beruntung saat itu ada yang lewat didepannya. Jungsoo langsung menghentikan siswi tersebut dan bertanya kepadanya perihal kelas Jia yang sepi. Setelah mendapat jawaban dari gadis itu, Jungsoo tak lupa berterima kasih sambil menepuk bahu siswi tersebut. Kemudian ia pergi dari lantai dua tanpa tahu jika gadis yang tadi ia tanyai itu memegang bahunya sambil tersenyum. Siapa yang tidak ingin dekat dengan Jungsoo yang notabene adalah pangeran sekolah.
Jungsoo yang diberitahu jika kelas Jia berada diruang komputer itupun pergi keruang tersebut. Sampai disana teman-teman Jia mulai berhamburan keluar satu-persatu dengan saling mengobrol satu sama lain. Jungsoo diam ditempatnya sambil melihat mereka semua kelaur dari dalam ruangan tersebut dengan matanya yang melihat satu-persatu sisawa/i yang keluar untuk mencari Jia.
Setelah semua siswa/i itu keluar dari dalam ruang komputer dan Jungsoo tidak menemukan batang hidung Jia disana, lelaki tampan itu mencari Jia didalam ruangan tersebut, tapi ruangan itu sudah sangat sepi. Jungsoo menghela nafasnya kasar dan keluar dari ruang komputer dengan lesu. Ia kembali mencari Jia sampai bel masuk berbunyi dan hal itu mmebuat Jungsoo merasa kesal sendiri karena tidak menemukan Jia dimanapun.
“dia benar-benar menghindariku” gumam Jungsoo saat menyadari bahwa Jia benar-benar menghindarinya, terbukti dari tadi Jungsoo mencari, ia tidak menemukan Jia dimanapun. Dengan kesal, Jungsoo berjalan menuju kelasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Mungkin ia akan menghampiri kelas Jia saat jam pulang sekolah.
❀
Disisi lain, Jia merasa senang ketika Jungsoo terlihat frustasi karena tidak menemukannya dimanapun.
“kau benar-benar ya, Ji” kata salah satu temannya yang melihat Jia tersenyum lebar.
“biarkan saja, siapa suruh dia tidak mau memanggilku kakak”
“apa salahnya tidak dipanggil kakak?” tanya salah satu temannya lagi yang menguncir rambutnya seperti ekor kuda.
“ya salah lah, aku lebih tua darinya dan dia harus memanggilku kakak”
“kita biarkan saja dia seperti itu” kata teman Jia lainnya yang memakan coklat.
Mendengar apa yang ketiga temannya katakan itu membuat Jia kesal dan ia kembali menuju kelasnya dengan cepat dan meninggalkan ketiga temannya yang saling pandang satu sama lain sambil mengedikkan bahu. Bingung dengan sifat Jia.
tbc....