Pendamping

3075 Words
“Mereka melewati tempat ini, tetapi tidak ada jejak lagi yang ditemukan setelah ini semua,” ucap Ostra yang saat ini berada di tempat di mana sebelumnya Riolo mendapatkan bahan penelitian berupa mhonyedt yang kini menjadi bahan penelitian Gaal. Ostra terlihat memeriksa area tersebut dengan saksama, sebab ia yakin jika ada satu atau dua hal yang tertinggal oleh para manusia yang tengah melarikan diri dari kejaran mereka. Sebab terkadang Riolo tidak melakukan semuanya dengan teliti, dan melewatkan hal yang penting, maka Ostra memutuskan untuk turun langsung ke lapangan untuk memeriksanya dengan tangan sendiri. Toh, akan lebih mudah bagi Ostra untuk memperkirakan langkah para manusia jika dirinya melihat topografinya secara langsung. Namun, ternyata Ostra sendiri hampir tidak menemukan apa pun di tempat tersebut. Ostra benar-benar hampir kembali tanpa membawa apa pun, jika dirinya tidak kembali memeriksanya dengan lebih teliti. Setelah diperiksa lebih jauh, ternyata Ostra menemukan sesuatu yang ia yakini sebagai rencana para manusia. “Ah, jadi mereka tengah berusaha untuk mengelabui?” tanya Ostra saat melihat beberapa jejak yang berusaha untuk ditutupi. Selain itu, ada beberapa tanaman yang ditumbuk untuk mengacaukan penciuman para draconian yang memang memiliki indra yang lebih tajam daripada manusia. Tanaman-tanaman tumbuh tersebut disembunyikan di bawah batu atau area yang memang tidak mudah untuk dilihat jika tidak dicari dengan saksama. Semua hal ini menunjukkan bahwa para manusia ternyata juga memiliki banyak pengetahuan untuk melepaskan diri dari mereka. “Sayangnya, mereka masih terlalu bodoh untuk menipu diriku,” ucap Ostra lalu menyeringai dan mulai membuka komputer tablet yang memang ia bawa. Keputusan yang sangat tepat bagi Ostra untuk memeriksa area secara langsung, karena kini Ostra pun sudah bisa memperkirakan arah kepergian mereka, dan bisa memperluas akses pencarian mereka semua atas para manusia. Selain itu, Ostra juga sudah menyusun rencana yang rasanya akan lebih efisien. Sebab ada dua masalah yang sama-sama harus mereka bereskan dalam waktu yang sama. “Semuanya berkumpul,” ucap Ostra meminta para bawahannya yang sebelumnya menyebar, kini berkumpul di hadapannya. Tentu saja semua orang tidak ingin melakukan kesalahan di hadapan sang Jenderal Besar yang terkenal sangat tegas, dan tidak pernah memberikan toleransi atas kesalahan tersebut. Terlebih, saat ini situasi tengah sangat tidak nyaman. Jika mereka bertindak dengan gegabah, sudah dipastikan jika Ostra akan membuat mereka terkurung di dalam ruangan latihan selama berjam-jam dengan pelatihan kejam yang diberikan olehnya. “Aku sudah memprediksi ke mana arah kepergian mereka. Karena itulah, aku sudah bisa membaca rencana yang mereka susun. Tapi, alih-alih mengejar mereka dan mencegat mereka di tengah jalan, sekarang lebih baik kita bersiap menuju titik yang kemungkinan mereka tuju. Tempat yang kemungkinan besar menjadi tempat persembunyian baru mereka,” ucap Ostra lalu menekan sesuatu pada komputer tablet di tangannya dan muncul sebuah hologram yang menunjukkan peta yang sudah ia tandai dan detail dari strateginya. “Lihat peta ini baik-baik, dan nantinya aku akan mengirim petanya pada kalian sebagai acuan. Ingat, kerjakan semuanya dengan hati-hati, jangan sampai kita kembali kehilangan para manusia yang sudah hampir berada di tangan kita,” ucap Ostra sekaligus memberikan ancaman yang tidak main-main bagi para bawahannya. Jika sampai mereka kembali gagal, maka sudah dipastikan mereka semua akan mendapatkan hukuman dari Ostra. Terlebih, kini Ostra sendiri yang sudah memberikan arahan dan strategi untuk mereka secara langsung. “Baik, kami mengerti, Jenderal!” seru para prajurit dengan penuh semangat karena mereka juga tidak boleh terlihat malas-malasan di hadapan Jenderal yang tak lain adalah pemimpin tertinggi mereka. Namun, ternyata Ostra juga tidak terlalu senang dengan semangat seruan yang didengarnya dari para prajuritnya yang terlihat sangat menyeramkan dengan pakaian tempur mereka. Ostra terlihat menutup hologram yang sebelumnya ia tunjukkan dan berkata, “Hanya perkataan penuh semangat seperti itu sama sekali tidak berguna. Aku tidak membutuhkannya. Hal yang aku butuhkan adalah tindakan kalian. Jangan hanya mengatakan omong kosong, tetapi lakukan apa yang sudah kalian janjikan itu.” Setelah mengatakan hal itu, Ostra pun berniat untuk memecah pasukannya untuk menjadi beberapa kelompok dan memberikan tugas mereka masing-masing. Namun, ternyata Ostra tidak bisa melakukannya, karena ia sudah lebih dulu mendapatkan sebuah telepon dari Ostra. Tentu saja mereka memiliki tekhnologi semacam itu, karena mereka memiliki banyak ilmu pengetahuan yang bahkan sampai saat ini terus saja dikembangkan. Ostra pun menerima telepon tersebut dan Gaal muncul melalui hologram, seperti peta yang tadi ditunjukkan oleh Ostra Pada para prajuritnya. “Ada apa? Aku tengah memberikan arahan bagi para prajurit,” ucap Ostra dengan nada yang tentu saja sama sekali tidak bersahabat di telinga Gaal. Sebenarnya Gaal sendiri tahu, jika Ostra sama sekali tidak senang jika dirinya diganggu ketika menjalankan tugasnya. Terlebih, kini Ostra bertugas di luar dan dirinya lebih sensitif daripada sebelumnya. Sudah dipastikan, jika dirinya mendapatkan respons yang sangat tidak baik, bahkan terasa sangat menjengkelkan. Meskipun begitu, Gaal sama sekali tidak terlihat tersinggung. Ia sudah memprediksikan respons yang diberikan oleh Ostra tersebut. Namun, ekspresi serius yang menghiasi Gaal membuat Ostra yang melihatnya tiba-tiba merasakan firasat buruk yang entah datang dari mana. Ia pun tiba-tiba teringat dengan sosok Clara yang menyebalkan, dan membuat keningnya mengernyit dalam. Sungguh, Ostra tidak mengerti mengapa dirinya secara tiba-tiba mengingat sosok Clara di saat dirinya berkonsentrasi untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang Jenderal Besar. “Ada situasi yang tidak terduga. Sepertinya Clara dan Riolo berselisih. Riolo sepertinya sangat kesal dan pada akhirnya memberikan sedikit pelajaran yang berujung pada Clara yang jatuh tidak sadarkan diri,” ucap Gaal membuat Ostra mengetatkan rahangnya. Tentu saja dirinya sangat jengkel dengan apa yang sudah dilakukan oleh Riolo. Meskipun dirinya tidak tahu detail apa yang sudah dilakukan oleh Riolo pada Clara, hingga membuat Clara pada akhirnya jatuh tidak sadarkan diri, rasanya Ostra sudah bisa menebak jika sudah dipastikan jika itu bukanlah perlakuan yang bisa diterima hingga pada akhirnya membuat Clara jatuh tidak sadarkan diri. Selain itu, sudah dipastikan bahwa Riolo sudah melanggar perintah yang ia berikan. Meskipun merasa sangat marah, Ostra berusaha untuk tetap tenang. Selain karena kemarahan sama sekali tidak berguna di waktu ini, ia juga sadar bahwa para prajurit yang berbaris rapi di hadapannya tengah melihat gerak-geriknya. Walaupun mereka tidak akan memprotes atau mengkritik apa pun yang ia lakukan, tetapi sebagai seorang pemimpin ada sebuah tanggung jawab yang Ostra tanggung. Ia harus bisa mencotohkan sikap yang tepat ketika menghadapi situasi-situasi tertentu yang tentu saja tidak terduga oleh mereka semua. “Aku akan segera kembali,” ucap Ostra singkat lalu mematikan sambungan telepon dan melihat para prajurit di hadapannya yang memang kebetulan tengah menunggu arahan dari dirinya. Tentu saja mereka semua juga sudah tahu, bahwa Clara adalah wanita dari bangsa manusia yang sekarang tengah mengandung benih dari Jenderal Besar mereka. Sudah dipastikan jika saat ini mereka sudah menemukan solusi dari masalah ancaman kepunahan. Karena itulah, Gaal secara berkala juga sudah mulai mengambil benih dari para prajurit untuk dibekukan dan simpan hingga waktu peneitian nantinya tiba. “Sekarang kita akan membagi tim, dan setiap tim nantinya akan bergerak memeriksa setiap titik yang sudah kutandai sebelumnya,” ucap Ostra lalu membagi mereka semua menjadi beberapa kelompok. Tentu saja tidak ada satu pun dari mereka yang protes atas pengaturan yang sudah diberikan oleh Ostra tersebut. Mereka pun segera bergabung dengan kelompok mereka masing-masing. Sementara Ostra sendiri segera berbalik untuk masuk ke dalam pesawat tepurnya sendiri. Sebelum pintu pesawat tertutup, dirinya berkata, “Aku akan mengemudikan pesawat tempur ini sendiri. Lalu kalian kerjakan tugas yang sudah kuberikan sebelumnya. Jangan berpikir untuk malas-malasan, sebab aku sama sekali tidak akan membiarkan kalian. Sekarang kerjakan tugas kalian.” Setelah mengatakan hal tersebut, pintu pesawat pun tertutup. Dan tak lama, Ostra pun mengemudikan pesawatnya tersebut dengan kecepatan tinggi menuju markas pusat di mana Clara berada. Tentu saja dirinya kembali secepat mungkin, karena dirinya mencemaskan hal tersebut. Sementara para bawahannya yang sudah mendapatkan perintah tersebut sama sekali tidak membuang waktu untuk bergerak. Setelah pesawat tempur Ostra lepas landas, mereka pun bergegas untuk segera melakukan tugas mereka dan menuju tempat yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing. ** Gaal kembali memeriksa keadaan Clara yang sekarang masih tidak sadarkan diri, dan memeriksa laju cairan infus yang memang pada akhirnya diterima oleh Clara, sebab kondisi tubuhnya yang sangat lemah. Karena dirinya tidak makan selama berhari-hari, kini Gaal harus membuat Clara diinfus untuk menggantikan cairan dan mendapatkan nutrisi yang selama ini tidak ia dapatkan karena tidak makan. Riolo sendiri ada di sana dengan raut wajah masam, karena sebelumnya ia sudah mendapatkan teguran dan sedikit sentilan pedas dari Gaal atas apa yang sudah ia lakukan. Tidak bisa menahan diri, Riolo pun mulai mencibir karena merasa sangat jengkel dengan situasi yang tengah terjadi saat ini. Gaal yang menyadari hal tersebut pun mendengkus. Menurutnya, Riolo sangat menyebalkan. Selain tidak menyadari kesalahannya sendiri, ia masih saja bertingkah menyebalkan dengan mencibir apa yang sudah ia lakukan sebelumnya. Gaal pun berbalik menghadap Riolo dan berkata, “Berhenti mencibir, Riolo. Sudah jelas kau yang salah, dan kau memang patut untuk mendapatkan teguran.” Sebelum Riolo dapat membela dirinya, Ostra sudah lebih dulu tiba dan masuk ke dalam ruangan dengan wajah yang terlihat sangat tegang. Ostra pun menatap wajah Clara yang terlihat sangat tenang di tengah tidurnya, tetapi Ostra juga bisa melihat bahwa wajah Clara terlihat sangat pucat sekarang. Setelah menatapnya, dirinya pun mengalihkan pandangannya pada Gaal dan bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi?” Gaal pun melirik pada Riolo yang bahkan kini sudah mulai diabaikan oleh Ostra. Gaal menghela napas pendek dan berkata, “Tadi aku datang untuk memeriksa kondisi Clara, karena aku pun harus mencatat kondisinya secara berkala untuk memantau kondisinya. Namun, saat aku datang, ternyata Clara sudah jatuh tidak sadarkan diri di tengah ruangan gelap. Sepertinya Riolo sengaja meninggalkan Clara di tengah ruangan yang gelap. Mereka berselisih, dan sepertinya Riolo tidak bisa menahan kemarahannya, hingga memberikan pelajaran seperti ini pada Clara.” Tentu saja penjelasan tersebut membuat Ostra mengernyitkan keningnya, merasa sangat jengkel dengan tingkah Riolo yang menurutnya sama sekali tidak masuk akal dan tidak bisa ia terima begitu saja. “Lalu sekarang bagaimana kondisi Clara?” tanya Ostra memilih untuk memastikan kondisi Clara terlebih dahulu sebelum memberikan pelajaran pada Riolo yang memang sudah dipastikan melanggar perintah yang sudah ia berikan padanya. “Sebelumnya memang sangat mengkhawatirkan karena Clara jatuh tidak sadarkan diri serangan jantung, tetapi sekarang sudah baik-baik saja. Kau tidak perlu mencemaskan apa pun. Aku menginfus dirinya karena tubuhnya kekurangan nutrisi, dan cairan infus bisa membantu tubuhnya untuk mendapatkan nutrisi yang seharusnya ia dapatkan dari makanan yang ia konsumsi,” ucap Gaal menjelaskan situasi yang tengah terjadi saat ini. Ostra sendiri tidak bisa merasa tenang setelah mendengar penjelasan dari Gaal. Ia masih merasa sangat cemas. “Bagaimana dengan janinnya? Apa masih berada dalam kondisi baik-baik saja?” tanya Ostra lagi. Sebab menurut Ostra, yang paling membuatnya cemas adalah kondisi janin dalam kandungan Clara yang tak lain adalah calon penerus dari posisi Jenderal yang diduduki oleh Ostra saat ini. Lalu Gaal yang mendengar pertanyaan tersebut pun sedikit melirik pada Clara terlebih dahulu sebelum menjawab, “Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, kau tidak perlu mencemaskan apa pun. Sekarang semuanya aman. Clara hanya memerlukan waktu istirahat lebih lama, karena itulah dirinya saat ini masih tidak sadarkan diri. Toh, ini bukan hal yang mengkhawatirkan, jadi tidak perlu terlalu khawatir.” Pada akhirnya Ostra pun mengangguk, berusaha untuk tidak terlalu cemas lagi. Namun, masalah tersebut belum selesai. Karena Ostra pun segera menghadap Riolo yang masih berada di sana dan bertanya, “Sebenarnya apa alasanmu, hingga kau melakukan hal yang sangat bodoh seperti ini?” Pertanyaan tersebut tentu saja membuat Ostra yang mendengar pertanyaan tersebut mengernyitkan keningnya. Ia tahu jika saat ini Ostra marah padanya, tetapi Riolo merasa jika dirinya tidak patut mendapatkan kemarahan seperti ini dari Ostra dan Gaal. Ia pun pada akhirnya menjawab dengan nada menyebalkan, “Aku hanya ingin memberikannya pelajaran.” “Pelajaran? Memangnya kau siapa hingga memiliki hak untuk memberikan pelajaran yang tengah kau bicarakan itu? Selain itu, apakah kau lupa dengan perintah yang sudah kuberikan sebelumnya? Aku memintamu untuk mengawasi dan menjaganya. Tidak ada satu pun perkataanku yang memberikanmu hak untuk memberikan hukuman pada wanita ini,” ucap Ostra dengan penuh penekanan. Ucapan yang jelas-jelas membuat Riolo semakin terdesak, dan semakin jengkel saja dibuatnya. “Ayolah, jangan terlalu berlebihan. Dia itu peliharaan yang belum dijinakkan, karena itulah aku hanya melakukan sesuatu yang masuk akal untuk membuat peliharaan mengenai tuannya dan behenti bertingkah kurang ajar,” ucap Riolo sama sekali tidak menyadari jika ekspresi Ostra saat ini terlihat sangat buruk. Tentu saja Gaal yang masih berada di sana, memilih untuk tidak ikut campur di tengah pertengkaran keduanya. Gaal memilih untuk mengamati, sebab ini adalah hal yang terasa menyenangkan baginya. Ia juga ingin melihat respons Ostra atas tindakan Riolo yang sepertinya benar-benar sudah membuat Ostra marah besar. “Peliharaan? Itu perumpamaan yang terdengar sangat menyebalkan di telingaku, Riolo. Hal yang perlu kau ketahui, dia memang milikku, tetapi itu bukan berarti dia adalah hewan peliharaan yang membuatmu mendapatkan hal untuk menjinakkan atau melatihnya. Jika pun dia adalah hewan peliharaan, kau tetap tidak memiliki hak untuk melatihnya,” ucap Ostra kembali dengan penuh penekanan. Riolo pun kehabisan kata-kata saat mendengar perkataan Riolo tersebut, tetapi ia tidak bisa menggerakkan bibirnya karena terlalu terkejut dengan apa yang sudah ia dengar. Sementara itu, Gaal sendiri terlihat sangat terhibur karena apa yang terjadi di hadapannya benar-benar sangat menghibur. Lalu Ostra pun berkata, “Sekarang, aku mencabut izin bagimu untuk menggunakan senjata apa pun. Selain itu, kau juga akan berlatih setiap malam denganku di tempat berlatih. Selain itu, kau juga akan berada di bawah pengawasanku seperti sebelumnya. Apa pun yang kau lakukan harus dilaporkan, dan kau juga harus mendapatkan izin terlebih dahulu sebelum melakukan apa pun.” Tentu saja apa yang dikatakan oleh Ostra tersebut sama sekali tidak bisa diterima oleh Riolo. “Bagaimana bisa kau memberikanku semua hukuman berat tersebut? Padahal kesalahanku sama sekali tidak berat, bahkan kesalahanku sebelumnya lebih perah daripada ini,” ucap Riolo jelas saja memprotes keputusan yang sudah diberikan oleh Ostra berikan padanya. Namun, Ostra sama sekali tidak terlihat berniat untuk mendengar protes yang dikatakan oleh Riolo tersebut. Ostra malah melemparkan tatapan tajam dan berkata, “Kau bilang, kesalahanmu ini tidak terlalu berat? Coba sekarang pikirkan dengan baik-baik, Clara tengah mengandung calon penerusku. Lalu kau melakukan sesuatu yang hampir membahayakan nyawanya, padahal kau sendiri jelas-jelas sudah tahu bahwa Clara memiliki masalah pada jantungnya yang jelas sangat lemah. Tapi kau malah melakukan tindakan yang sangat tidak masuk akal bagiku. Pikirkan, bagaimana jika situasi benar-benar sangat berbahaya dan berakhir membuat aku kehilangan calon penerus yang sangat kita nantikan itu? Jika kau sudah bisa berpikir dengan jernih, tutup mulutmu itu.” Namun, Riolo masih tidak merasa jika dirinya salah. Sejak awal, Riolo merasa jika tindakannya memang masuk akal dan bahkan seharusnya mendapatkan pujian sebab tindakannya memiliki alasan yang sangat kuat serta tidak merugikan bangsa mereka sendiri. Atas pemikiran bahwa dirinya tidak salah tersebut, Riolo tidak akan mengaku salah atau meminta maaf. Karena itulah, dirinya pun kembali berkata, “Aku tidak sebodoh itu. Apa yang kulakukan tentu saja tidak terlalu berbahaya. Aku tahu betul dengan apa yang sudah kulakukan itu. Semuanya tidak mungkin membahayakan nyawanya.” Ostra terlihat sangat geram karena Riolo masih saja tidak mau mengakui kesalahan yang sudah ia perbuat. Keras kepala dan ceroboh, paduan sifat yang membuat Ostra gemas dan ingin menghadiahi sebuah pukulan, atau bahkan beberapa pukulan manis di wajah Riolo yang saat ini terlihat semakin menyebalkan karena sikapnya yang keras kepala. Jika saat ini Gaal yang berada dalam posisi Riolo, Gaal akan memilih untuk meminta maaf dan mengaku salah. Sebab selain memang benar-benar berada dalam posisi yang salah, tatapan yang diberikan oleh Ostra sangat tajam dan mengintimidasi. Terlalu berlebihan jika mereka tetap memaksakan diri untuk melakukan hal seperti melawan perkataan Ostra. Sayangnya, sepertinya masih saja tidak mau menyadari kesalahan apa yang sudah ia lakukan dan membuat Ostra sangat marah. “Dia, milikku Riolo! Sekarang, aku memberikan peringatan padamu. Bahwa aku tidak suka kau menyentuh Clara yang jelas-jelas adalah milikku,” ucap Ostra dengan tegas sudah memberikan sebuah peringatan yang seharusnya tidak Riolo langgar. Sayangnya, lagi-lagi Riolo masih keras kepala dan tidak mau mengalah atau mengakui kesalahan yang sudah ia perbuat. Ia pun menatap balik Ostra dengan penuh percaya diri dan tidak merasakan ketakutan sedikit pun. Tentu saja tingkah Riolo tersebut sudah membuat Ostra merasa sangat jengkel dibuatnya, menurut Ostra tingkah Riolo ini sudah benar-benar di luar batas. “Jika dipikir-pikir, akulah yang menemukan wanita itu. Kurasa, wanita itu tidak sepenuhnya menjadi milikmu, Ostra. Jadi, aku memiliki hak untuk memberikan hukuman atau pelajaran padanya,” ucao Riolo membuat Ostra tidak bisa menahan diri lagi. “Terlepas siapa yang menangkap dan membawa Clara pertama kali, semenjak dirinya mengandung benihku, maka semenjak itu dirinya maka semenjak itu pula Clara menjadi milik diriku. Ia yang akan menjadi pendampingku!” seru Ostra dengan keras membuat Riolo dan Gaal yang mendengarnya tersentak karena pernyataan yang dikatakan oleh Ostra. Tentu saja pernyataan Ostra membuat Riolo dan Gaal yang mendengarnya merasa sangat terkejut dengan pernyataan tersebut. Seorang pendamping bukanlah sesuatu yang bisa dibicarakan dengan ringan, sebab hal tersebut adalah hal yang sangat serius di antara bangsa Draconian. Mereka sangat setia dengan pasangan yang menjadi pendamping mereka. Namun, sebelumnya tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki pendamping yang berbeda bangsa. Bahkan Gaal sendiri tidak pernah mengetahui hal tersebut dari semua catatan sejarah bangsa yang ia baca. Selain itu, Riolo dan Gaal merasaka jika Ostra terlalu berlebihan jika memutuskan untuk menjadikan Clara sebagai pendampingnya. Sebab mereka memang tengah berusaha untuk melanjutkan keturunan, tetapi tidak berniat untuk mendapatkan pendamping. Seorang pendamping dari bangsa lain terutama dari bangsa manusia yang tak lain adalah bangsa yang tengah berusaha mereka taklukan, rasanya agak salah untuk dilakukan. Karena itulah, Gaal pun memilih untuk turun tangan untuk ikut campur dalam pembicaraan tersebut. “Tunggu dulu, Ostra. Sepertinya pembicaraan mengenai pendamping adalah hal yang terlalu serius dan sensitif. Berbahaya jika kau membicarakannya dalam keadaan emosi seperti ini. Bagaimana jika kita menyimpan pembicaraan ini terlebih dahulu,” ucap Gaal menyarankan Ostra untuk tenang dan menunda pembicaraan itu terlebih dahulu. Tentu saja akan sangat berbahaya jika mereka terus melanjutkan pembicaraan ini. Mereka harus membicarakannya dengan kondisi yang lebih tenang, agar pada akhirnya tidak mengambil keputusan yang salah dan akan disesali pada akhirnya. Gaal merasa jika dirinya sangat gemas dengan situasi yang membuat dirinya repot ini. Sudah seharusnya sejak awal Gaal tidak membiarkan situasi terlalu berkembang seperti ini. Sebab terlihat dengan jelas, bahwa Ostra dan Riolo sama-sama tidak mau mengalah dengan argument yang tengah mereka katakan. Karena Riolo jauh dari kata waras, menurut Gaal lebih masuk akan dan mudah jika dirinya membujuk Ostra. Sayangnya, Ostra yang mendengar hal itu menggeleng dengan sangat tegas. Ia pun menatap Riolo dengan tajam dan berkata, “Dia akan menjadi pendampingku, jadi camkan satu hal, Riolo. Menyentuhnya, maka kau tengah menantangku.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD