"Ah sudahlah, Mas." Aku hampir saja mau membuang benda pipih itu saking putus asanya. "Eh jangan buang dulu, sini coba Mas lihat." Ia merebut benda itu dari tanganku, entah mau diapakan aku tidak mau tahu. Dilihat bolak balik pun percuma garis merah melintang hanya ada satu yang nampak, kalau begini aku harus bagaimana? kasihan Mas Lutfi kalau sampai tak memiliki anak hingga akhir hayatnya, masa iya kuizinkan dia poligami? "Yang, lihat deh. Ini tuh kaya garis tapi kok ...." Ia menunjuk-nunjuk benda pipih itu lagi, padahal aku sudah trauma duluan melihatnya. Aku terpaksa melihat benda itu lagi, garis apaan orang itu samar ga jelas begitu. "Sudahlah, Mas." Aku mendesah lelah, mungkin saat ini belum rezekinya. "Mas yakin kamu hamil tapi belum terdeteksi karena masih dini, kita tunggu s

