"Ayah ingin mengucapkan terima kasih langsung sama Aa, sekaligus minta maaf katanya, Aa bisa 'kan ke sini temui kami?" tanya Sabrina. Aku melirik suami tajam, awas saja jika mengiyakan. "Duh aku sibuk, Sab. Istriku juga lagi hamil muda kasihan kalau harus dibawa pulang ke kampung, jalannya jelek. Bilang sama ayahmu aku sudah maafkan," jawab Mas Lutfi Bibirku mengembang, kagum sekali padanya. Ia bisa menjaga perasaanku sekaligus membuat Sabrina sadar akan posisinya. "Oh istri Aa lagi hamil ya." Sabrina terdengar tak suka. "Iya lagi hamil, dia ga bisa melakukan perjalanan jauh-jauh, kasihan nanti kecapekan." Hidungku mau melayang mendengar Mas Lutfi bicara begitu. "Tapi Ayah ingin ketemu sama Aa langsung, gimana kalau kami saja yang datang ke sana?" tanya Sabrina. Ah gila, nekat juga

