Vika menarik selimutnya dan merasakan sesuatu yang terasa menyakiti bagian bawahnya hingga sulit untuk nya bangkit dari sana . Ia merasa hancur dan menyesal karna harus terlibat dan ikut ke tempat yang harusnya tidak ia singgahi .
" Harusnya aku bisa mengontrolnya "
Max memegang bibirnya dan melirik ke arah Vika yang mulai bereaksi setelah beberapa Jam puas bercinta .
Pergelangan tangan Vika tampak merah sekaligus pegal karna Max terus menekannya dengan Kuat .
" bangunlah , Aku akan mengantar mu pulang "
Max menarik lengan Vika yang masih terasa sakit dan terluka , bukan hanya Vika pria paling diminati banyak gadis club itu pun tampak terluka karna cakaran yang di hasilkan kuku tajam gadis yang mulai bangkit dari tempat nya .
" lepas b******k "
Vika menepis tangan max lalu memilih masuk ke dalam toilet yang berada didalam kamar sambil menahan rasa sakit yang ada di sekujur tubuhnya .
" aku harus pulang "
ucapan max terdengar begitu santai dan b******k , Apa dia sama sekali tidak punya empati untuk memberi rasa aman untuk Vika setidaknya sebentar saja .
" Hahh , Sudah merusak kehidupan orang sekarang kau bisa melenggang begitu saja ! "
Suara Vika masih terdengar di luar pintu kamar mandi yang belum Ia tutup .
Max terdiam tanpa suara dan memperhatikan Vika hingga suara pintu yang terdengar sangat kuat membuat jantung Max seakan terkejut .
Sorot Mata biru itu seketika bingung untuk berfikir kembali hingga akhirnya ia memiliki kembali memakai pakaian nya dan meninggalkan Vika disana sendiri .
____________
Beberapa hari kemudian ..
Vika terlihat murung , Ia masih memikirkan tentang hal gila yang sudah menimpa dirinya sambil mendengar celotehan dua gadis yang asik membicarakan Daren dan Danu yang sekarang resmi menjadi pacar mereka setelah malam itu .
" Vika , Daren bilang kau pergi dengan temannya , Apa itu benar "
Adel melirik ke arah Vika yang langsung menatap tajam ke arah dua sahabatnya yang berdandan sangat heboh .
" Teman ? Siapa ? "
Vika tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan Karga gadis itu sedari tadi hanya sibuk dengan lamunan panjang nya .
" Sebentar lagi mereka juga datang "
Lerin mengecek notificasi ponselnya yang tampak bergetar .
" Kau kenapa melamun terus ? "
Adel mulai sadar dengan tingkah vika yang tidak biasa . Ia mengecek suhu tubuh Vika dan menatapnya dengan heran .
" Aku hanya......
" kalian sudah lama menunggu ?"
Potong Dare yang baru saja sampai dan ikut bergabung lalu mengecup manja ke arah pacarnya , Lerin .
Diikuti Danu yang langsung duduk tanpa mengumbar kemesraan di hadapan orang lain .
" Kalian hanya berdua , dimana teman kalian itu ? "
Lerin menoleh ke seluruh tempat untuk mencari sosok pria yang konon katanya sang penakluk wanita itu .
" Sebentar lagi dia naik , dia sedang membeli sesuatu "
Danu mengambil bagian untuk menjawab pertanyaan yang membuat gadis itu penasaran . Daren dan Danu bergantian melirik ke arah vika yang hanya diam tanpa suara . Max sudah menceritakan hal itu hingga mereka tidak berani buka suara di depan Vika .
" Max "
Panggil Daren membuat Vika langsung menoleh ke arah pria b******k itu kembali di hadapannya .
Padahal sejak hari itu , vika sangat tidak ingin melihat wajah Max atau tau tentang Max lagi .
" Akhirnya Aku bisa menangkapmu kembali , Vika "
Max membuang rokoknya di sembarang tempat dan mendekati kerumunan itu .
Vika menarik tas nya dan beranjak dari tempatnya dengan wajah pucat dan bergetar setelah melihat langkah Max yang mendekatinya .
" Aku pulang dulu "
Vika langsung berjalan dengan cepat membuat Adel dan Lerin memanggilnya dengan lantang , Namum ia diam tidak berbalik dan terus berjalan tanpa menghiraukan suara panggilan yang diarahkan untuk nya .
" ada apa dengan nya ? "
Lerin memasang wajah cemberut dan penasaran dengan kondisi Vika yang terlihat tegang .
" aku akan mengantarnya "
Max berjalan dengan cepat meninggalkan mereka yang semakin heran .
" Apa terjadi sesuatu ? "
Tanya Adel penasaran melirik ke arah Danu yang memasang wajah santai .
" Vika !"
Max memanggil nama gadis yang menghindarinya berharap Gadis itu berhenti .
Tap ..
Max berhasil menangkap pergelangan tangan Vika yang masih membiru .
" Lepas !! Aku bilang jangan muncul lagi di hadapan ku "
Vika menginjak kaki Max dengn kuat lalu berlari dengan segera sebelum Max berhasil menangkapnya .
" Vika , Ada apa ? "
Xavier , Melihat pria itu Vika merasa sedikit tenang karna Ia masih bisa mengandalkan Xavier untuk mengantarnya pulang .
" Xavier , Bisa kah kau mengantar ku pulang ?" Tanya Vika dengan nafas yang terasa sengal .
" Tentu ! Ayo "
Xavier menuntun Vika untuk menuju ke arah mobilnya yang sedikit Jauh terparkir .
Max yang berjalan melihat Vika dan Seorang Pria masuk ke dalam mobil yang kini sudah berjalan mendahuluinya .
" Ahh !! Sial !! " Max mengumpat melihat Vika meninggalkannya bersama pria lain .
" Harusnya aku lebih cepat " Max meremas rambutnya hingga terlihat acak sambil mengigit bibirnya yang tampak merekah .
........
" Kau kenapa Vika "
Xavier mengemudikan mobilnya sambil melirik ke arah Vika yang memeluk tas nya dengan erat serta wajah pucat .
" Orang gila mengejar ku , Xavier "
Ucapan konyol itu keluar begitu saja dari Vika yang langsung menaikkan Rambutnya ke atas lalu menggulungnya tinggi .
Xavier sedikit tertawa melihat kondisi Vika dengan Ucapan yang baru saja keluar dari bibirnya itu .
" Kau sudah makan ? "
Xavier kembali melirik ke arah Vika yang langsung menggelengkan kepalanya dengan Keras .
" Belum "
" Kita makan dulu " Xavier membawa mobil nya ke restaurant yang tampak sederhana . Ia biasanya selalu makan disana karna Rasa makanan dan pedas nya yang selalu pas di lidah .
__