Crazy

964 Words
Vika menarik selimutnya dan merasakan sesuatu yang terasa menyakiti bagian bawahnya hingga sulit untuk nya bangkit dari sana . Ia merasa hancur dan menyesal karna harus terlibat dan ikut ke tempat yang harusnya tidak ia singgahi . " Harusnya aku bisa mengontrolnya " Max memegang bibirnya dan melirik ke arah Vika yang mulai bereaksi setelah beberapa Jam puas bercinta . Pergelangan tangan Vika tampak merah sekaligus pegal karna Max terus menekannya dengan Kuat . " bangunlah , Aku akan mengantar mu pulang " Max menarik lengan Vika yang masih terasa sakit dan terluka , bukan hanya Vika pria paling diminati banyak gadis club itu pun tampak terluka karna cakaran yang di hasilkan kuku tajam gadis yang mulai bangkit dari tempat nya . " lepas b******k " Vika menepis tangan max lalu memilih masuk ke dalam toilet yang berada didalam kamar sambil menahan rasa sakit yang ada di sekujur tubuhnya . " aku harus pulang " ucapan max terdengar begitu santai dan b******k , Apa dia sama sekali tidak punya empati untuk memberi rasa aman untuk Vika setidaknya sebentar saja . " Hahh , Sudah merusak kehidupan orang sekarang kau bisa melenggang begitu saja ! " Suara Vika masih terdengar di luar pintu kamar mandi yang belum Ia tutup . Max terdiam tanpa suara dan memperhatikan Vika hingga suara pintu yang terdengar sangat kuat membuat jantung Max seakan terkejut . Sorot Mata biru itu seketika bingung untuk berfikir kembali hingga akhirnya ia memiliki kembali memakai pakaian nya dan meninggalkan Vika disana sendiri . ____________ Beberapa hari kemudian .. Vika terlihat murung , Ia masih memikirkan tentang hal gila yang sudah menimpa dirinya sambil mendengar celotehan dua gadis yang asik membicarakan Daren dan Danu yang sekarang resmi menjadi pacar mereka setelah malam itu . " Vika , Daren bilang kau pergi dengan temannya , Apa itu benar " Adel melirik ke arah Vika yang langsung menatap tajam ke arah dua sahabatnya yang berdandan sangat heboh . " Teman ? Siapa ? " Vika tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan Karga gadis itu sedari tadi hanya sibuk dengan lamunan panjang nya . " Sebentar lagi mereka juga datang " Lerin mengecek notificasi ponselnya yang tampak bergetar . " Kau kenapa melamun terus ? " Adel mulai sadar dengan tingkah vika yang tidak biasa . Ia mengecek suhu tubuh Vika dan menatapnya dengan heran . " Aku hanya...... " kalian sudah lama menunggu ?" Potong Dare yang baru saja sampai dan ikut bergabung lalu mengecup manja ke arah pacarnya , Lerin . Diikuti Danu yang langsung duduk tanpa mengumbar kemesraan di hadapan orang lain . " Kalian hanya berdua , dimana teman kalian itu ? " Lerin menoleh ke seluruh tempat untuk mencari sosok pria yang konon katanya sang penakluk wanita itu . " Sebentar lagi dia naik , dia sedang membeli sesuatu " Danu mengambil bagian untuk menjawab pertanyaan yang membuat gadis itu penasaran . Daren dan Danu bergantian melirik ke arah vika yang hanya diam tanpa suara . Max sudah menceritakan hal itu hingga mereka tidak berani buka suara di depan Vika . " Max " Panggil Daren membuat Vika langsung menoleh ke arah pria b******k itu kembali di hadapannya . Padahal sejak hari itu , vika sangat tidak ingin melihat wajah Max atau tau tentang Max lagi . " Akhirnya Aku bisa menangkapmu kembali , Vika " Max membuang rokoknya di sembarang tempat dan mendekati kerumunan itu . Vika menarik tas nya dan beranjak dari tempatnya dengan wajah pucat dan bergetar setelah melihat langkah Max yang mendekatinya . " Aku pulang dulu " Vika langsung berjalan dengan cepat membuat Adel dan Lerin memanggilnya dengan lantang , Namum ia diam tidak berbalik dan terus berjalan tanpa menghiraukan suara panggilan yang diarahkan untuk nya . " ada apa dengan nya ? " Lerin memasang wajah cemberut dan penasaran dengan kondisi Vika yang terlihat tegang . " aku akan mengantarnya " Max berjalan dengan cepat meninggalkan mereka yang semakin heran . " Apa terjadi sesuatu ? " Tanya Adel penasaran melirik ke arah Danu yang memasang wajah santai . " Vika !" Max memanggil nama gadis yang menghindarinya berharap Gadis itu berhenti . Tap .. Max berhasil menangkap pergelangan tangan Vika yang masih membiru . " Lepas !! Aku bilang jangan muncul lagi di hadapan ku " Vika menginjak kaki Max dengn kuat lalu berlari dengan segera sebelum Max berhasil menangkapnya . " Vika , Ada apa ? " Xavier , Melihat pria itu Vika merasa sedikit tenang karna Ia masih bisa mengandalkan Xavier untuk mengantarnya pulang . " Xavier , Bisa kah kau mengantar ku pulang ?" Tanya Vika dengan nafas yang terasa sengal . " Tentu ! Ayo " Xavier menuntun Vika untuk menuju ke arah mobilnya yang sedikit Jauh terparkir . Max yang berjalan melihat Vika dan Seorang Pria masuk ke dalam mobil yang kini sudah berjalan mendahuluinya . " Ahh !! Sial !! " Max mengumpat melihat Vika meninggalkannya bersama pria lain . " Harusnya aku lebih cepat " Max meremas rambutnya hingga terlihat acak sambil mengigit bibirnya yang tampak merekah . ........ " Kau kenapa Vika " Xavier mengemudikan mobilnya sambil melirik ke arah Vika yang memeluk tas nya dengan erat serta wajah pucat . " Orang gila mengejar ku , Xavier " Ucapan konyol itu keluar begitu saja dari Vika yang langsung menaikkan Rambutnya ke atas lalu menggulungnya tinggi . Xavier sedikit tertawa melihat kondisi Vika dengan Ucapan yang baru saja keluar dari bibirnya itu . " Kau sudah makan ? " Xavier kembali melirik ke arah Vika yang langsung menggelengkan kepalanya dengan Keras . " Belum " " Kita makan dulu " Xavier membawa mobil nya ke restaurant yang tampak sederhana . Ia biasanya selalu makan disana karna Rasa makanan dan pedas nya yang selalu pas di lidah . __
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD