Frustasi

1111 Words
" kenapa kau tidak bertanya ?" Vika menatap Xavier yang ada di depannya sambil menikmati makanannya . " aku tidak ingin kau menceritakan hal yang tidak ingin kau bicarakan " Timpal Xavier menjaga privasi vika dengan rapat . Ia sudah cukup melihat Vika tadi sempat menangis dan langsung mengelap air matanya yang sedikit menetes . " Xavier , soal tawaran kemarin "... " tidak masalah , kau bisa istirahat aku mengerti " Xavier memotong pembicaraan Vika Seakan ia mengerti tentang apa yang terjadi saat ini . Vika mengulum bibir merahnya sembari mengigitnya dengan kuat . " trimakasih Xavier " Vika kembali mengelap air matanya yang hampir saja tumpah saat ini . Ia ingin bercerita tentang masalah nya namun sepertinya itu tidak akan mengurangi masalah nya . Hal itu sudah terjadi dan sekarang semua percuma . " Kalau kau sudah selesai makan aku akan mengantar mu pulang " Xavier melihat ke arah wajah gadis yang terlihat pucat dan sembab itu . Entah apa yang terjadi yang jelas Xavier berusaha untuk menenangkan Vika . Xavier sudah lama menyukai sosok Vika yang lembut dan tidak banyak tingkah saat di kampus hanya saja Ia menarik dirinya untuk menahan hingga mereka lulus kuliah . _______________ Beberapa minggu kemudian .. Vika mulai terbisa dengan kehadiran Xavier yang sering mengunjunginya dan mengajaknya sekedar mencari udara segar . Sama hal nya dengan hari ini , Mereka terlihat santai dan berjalan di taman kota Manhattan , New york . Vika mulai melupakan kejadian yang Ia alami selama bersama Xavier . Namun tampak nya gadis itu masih ingat dengan jelas wajah pria yang telah membuatnya kehilangan mood untuk menjalani kehidupan pekerjaan yang mulai ia tekuni . " Kenapa tiba-tiba melamun ? " Xavier menatap gurat pucat di wajah Vika yang terkesan seakan memaksakan diri untuk tersenyum dan dekat dengan nya . " Tidak , Aku memikirkan pekerjaan " Vika mengelap keringat yang mulai membanjiri kening putihnya sembari melirik ke arah Xavier dengan cepat . " Oh apa pekerjaan mu tidak menyenangkan ? " Xavier berusaha mencari tau dan berharap bisa membantu nya untuk mengatasi kesulitan yang mungkin sedang Vika hadapi saat ini . " Tidak , Hanya saja itu sangat menumpuk sekarang " Vika berbohong membuat Xavier terdiam mengerti , Ia mengedarkan pandangan dari mata hazel green nya yang terlihat hampir sama dengan vika . Sementara diposisi lain , Max malah terlihat frustasi karna belum berhasil menemui Vika sejak beberapa minggu ini . Ia menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan sahabat nya dalam beberapa waktu hanya untuk melihat Vika . Namun , gadis itu tidak terlihat sama sekali batang hidungnya " Berikan pada ku alamat gadis itu " Max frustasi dan akhirnya meminta dengan langsung pada kedua sahabat Vika yang tampak melempar senyuman penuh tanda tanya . " Ya , Aku tertarik dengan teman kalian , Jadi berikan alamatnya " Max mengigit bibirnya dengan kuat , Bagaimana bisa seorang yang dijuluki " Sang penakluk wanita " harus susah payah mencari gadis yang bahkan tidak ingin melihatnya . Adel menyerahkan kertas selembar untuk Max yang langsung menatap tulisan rangkai yang tersusun di kertas kecil itu . " Thanks " Max mengambilnya , menyimpan didalam saku dan mengingatnya . Ia bangkit dari tempat duduk nya smbil berbisik pada kedua sahabat yang asik dengan wanitanya . " aku pergi dulu , Minumlah sepuasnya dan ini pakailah untuk membayar " Max memberikn kartu petak warna kuning keemasan pada Danu lalu langsung berlari kecil meninggalkan semua orang yang melihat dirinya dengan Aneh . Sekarang , sosok Vika terus menghantui Max di tiap hari nya . Perasaan berbeda dalam cinta satu malam nya itu membuat jantung nya berdetak dan tidak membuatnya merasa ingin terus melihat dan menemui Vika . " Aku akan mengunjungi nya malam ini " Batin Max sembari memikirkan Vika di sela kesibukannya . Max kembali menjalankan mobilnya hingga melihat sosok yang sangat ia kenal sedang berdiri bersama pria yang asing baginya . " Vika " Gadis itu terlihat dekat dan sesekali tertawa dengan pria itu , Hal itu tampaknya berhasil membuat hati Max panas dan rasanya langsung ingin membunuh Xavier sekarang Juga . Segera Max menghentikan mobilnya lalu mendekati Vika bersama Xavier yang terlihat dekat dan intim . Seketika pandangan Vika berubah saat melihat Max , Pucat , takut , trauma , semua bercampur aduk menjadi satu saat melihat Max yang menatapnya dengan pandangan tidak suka . " Aku mencari mu Nona " Sapa max membuat Xavier terlihat menatap tajam ke arahnya . " Siapa kau ? " Xavier mengambil alih pembicaraan lalu berdiri dam mensejajarkan tinggi mereka . " aku tidak punya urusan dengan mu" Cerca Max lalu melayangkan pandangan ke arah Vika yang terlihat bergetar takut mengingat kejadian yang sudah menimpanya kemarin . " Bisa ikut dengan ku ? " Max bicara dengan santai ke arah Vika membuat gadis itu berusaha melihat ke arahnya . " Maaf , aku sedang sibuk " Jawab Vika berusaha berani untuk tidak ikut dengan ajakan Max yang pasti akan membahayakan dirinya sendiri . " Tidak akan lama " Max berusaha bersikap baik agar gadis itu mau menuruti kehendaknya . " Kau tidak dengan apa yang vika katakan ? " Xavier mendorong Max agar memberi jarak yang cukup pada Max dan Vika yang tampak memiliki satu hubungan yang tidak di ketahui nya . Brughh !! Max kesal ,layangan tinju dari tangan gempalnya langsung melukai wajah Xavier dengan keras . " Xavier !! " Vika berdiri dan mendekati Xavier seraya memeriksa keadaan pria itu dengan wajah khawatir . " Ayo ikut aku " Max menarik tangan Vika dengan erat dan kuat . " Aku tidak mau , b******k ! " Vika berteriak kencang ke arah Max yang memasang wajah kecewa ke arahnya . " Ha.. Aku berusaha baik dengan mu Vika , tapi__________ " Diam kau !!! Camkan baik-baik Max , Aku tidak berharap bertemu atau melihat mu di dekat ku atau aku juga akan melakukan tindakan yang sudah pasti tidak kau sukai ! " Vika menunjuk jemari nya yang lentik ke arah Max yang langsung menelan Salivanya kuat . Deg.. Jantungnya terasa sakit saat mendengar ucapan dari gadis seperti Vika , baru kali ini ia merasa benar-benar terhina dan sakit saat seorang gadis malah memperlakukannya dengan kasar . Max menggigit bibirnya yang terlihat tebal dan langsung memutar tubuhnya setelah puas menatap wajah Vika yang terlihat marah dan emosi . " kau tidak apa-apa Xavier ? " Vika melihat sudut wajah pria itu terlihat terluka dan berdarah . " Maaf karna aku kau jadi begini " " Sudah , Aku tidak apa-apa . Jangan khawatir " Xavier mengusap wajahnya yang terasa sakit dengan tisu yang berada di atas meja sembari melihat mobil Max yang melewati mereka dengan kencang .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD