" kenapa kau tidak bertanya ?"
Vika menatap Xavier yang ada di depannya sambil menikmati makanannya .
" aku tidak ingin kau menceritakan hal yang tidak ingin kau bicarakan "
Timpal Xavier menjaga privasi vika dengan rapat . Ia sudah cukup melihat Vika tadi sempat menangis dan langsung mengelap air matanya yang sedikit menetes .
" Xavier , soal tawaran kemarin "...
" tidak masalah , kau bisa istirahat aku mengerti "
Xavier memotong pembicaraan Vika
Seakan ia mengerti tentang apa yang terjadi saat ini . Vika mengulum bibir merahnya sembari mengigitnya dengan kuat .
" trimakasih Xavier "
Vika kembali mengelap air matanya yang hampir saja tumpah saat ini . Ia ingin bercerita tentang masalah nya namun sepertinya itu tidak akan mengurangi masalah nya . Hal itu sudah terjadi dan sekarang semua percuma .
" Kalau kau sudah selesai makan aku akan mengantar mu pulang "
Xavier melihat ke arah wajah gadis yang terlihat pucat dan sembab itu .
Entah apa yang terjadi yang jelas Xavier berusaha untuk menenangkan Vika .
Xavier sudah lama menyukai sosok Vika yang lembut dan tidak banyak tingkah saat di kampus hanya saja Ia menarik dirinya untuk menahan hingga mereka lulus kuliah .
_______________
Beberapa minggu kemudian ..
Vika mulai terbisa dengan kehadiran Xavier yang sering mengunjunginya dan mengajaknya sekedar mencari udara segar .
Sama hal nya dengan hari ini , Mereka terlihat santai dan berjalan di taman kota Manhattan , New york .
Vika mulai melupakan kejadian yang Ia alami selama bersama Xavier . Namun tampak nya gadis itu masih ingat dengan jelas wajah pria yang telah membuatnya kehilangan mood untuk menjalani kehidupan pekerjaan yang mulai ia tekuni .
" Kenapa tiba-tiba melamun ? "
Xavier menatap gurat pucat di wajah Vika yang terkesan seakan memaksakan diri untuk tersenyum dan dekat dengan nya .
" Tidak , Aku memikirkan pekerjaan "
Vika mengelap keringat yang mulai membanjiri kening putihnya sembari melirik ke arah Xavier dengan cepat .
" Oh apa pekerjaan mu tidak menyenangkan ? "
Xavier berusaha mencari tau dan berharap bisa membantu nya untuk mengatasi kesulitan yang mungkin sedang Vika hadapi saat ini .
" Tidak , Hanya saja itu sangat menumpuk sekarang "
Vika berbohong membuat Xavier terdiam mengerti , Ia mengedarkan pandangan dari mata hazel green nya yang terlihat hampir sama dengan vika .
Sementara diposisi lain , Max malah terlihat frustasi karna belum berhasil menemui Vika sejak beberapa minggu ini . Ia menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan sahabat nya dalam beberapa waktu hanya untuk melihat Vika . Namun , gadis itu tidak terlihat sama sekali batang hidungnya
" Berikan pada ku alamat gadis itu "
Max frustasi dan akhirnya meminta dengan langsung pada kedua sahabat Vika yang tampak melempar senyuman penuh tanda tanya .
" Ya , Aku tertarik dengan teman kalian , Jadi berikan alamatnya "
Max mengigit bibirnya dengan kuat , Bagaimana bisa seorang yang dijuluki " Sang penakluk wanita " harus susah payah mencari gadis yang bahkan tidak ingin melihatnya .
Adel menyerahkan kertas selembar untuk Max yang langsung menatap tulisan rangkai yang tersusun di kertas kecil itu .
" Thanks "
Max mengambilnya , menyimpan didalam saku dan mengingatnya .
Ia bangkit dari tempat duduk nya smbil berbisik pada kedua sahabat yang asik dengan wanitanya .
" aku pergi dulu , Minumlah sepuasnya dan ini pakailah untuk membayar "
Max memberikn kartu petak warna kuning keemasan pada Danu lalu langsung berlari kecil meninggalkan semua orang yang melihat dirinya dengan Aneh .
Sekarang , sosok Vika terus menghantui Max di tiap hari nya . Perasaan berbeda dalam cinta satu malam nya itu membuat jantung nya berdetak dan tidak membuatnya merasa ingin terus melihat dan menemui Vika .
" Aku akan mengunjungi nya malam ini "
Batin Max sembari memikirkan Vika di sela kesibukannya .
Max kembali menjalankan mobilnya hingga melihat sosok yang sangat ia kenal sedang berdiri bersama pria yang asing baginya .
" Vika "
Gadis itu terlihat dekat dan sesekali tertawa dengan pria itu , Hal itu tampaknya berhasil membuat hati Max panas dan rasanya langsung ingin membunuh Xavier sekarang Juga .
Segera Max menghentikan mobilnya lalu mendekati Vika bersama Xavier yang terlihat dekat dan intim .
Seketika pandangan Vika berubah saat melihat Max , Pucat , takut , trauma , semua bercampur aduk menjadi satu saat melihat Max yang menatapnya dengan pandangan tidak suka .
" Aku mencari mu Nona "
Sapa max membuat Xavier terlihat menatap tajam ke arahnya .
" Siapa kau ? "
Xavier mengambil alih pembicaraan lalu berdiri dam mensejajarkan tinggi mereka .
" aku tidak punya urusan dengan mu"
Cerca Max lalu melayangkan pandangan ke arah Vika yang terlihat bergetar takut mengingat kejadian yang sudah menimpanya kemarin .
" Bisa ikut dengan ku ? "
Max bicara dengan santai ke arah Vika membuat gadis itu berusaha melihat ke arahnya .
" Maaf , aku sedang sibuk "
Jawab Vika berusaha berani untuk tidak ikut dengan ajakan Max yang pasti akan membahayakan dirinya sendiri .
" Tidak akan lama "
Max berusaha bersikap baik agar gadis itu mau menuruti kehendaknya .
" Kau tidak dengan apa yang vika katakan ? "
Xavier mendorong Max agar memberi jarak yang cukup pada Max dan Vika yang tampak memiliki satu hubungan yang tidak di ketahui nya .
Brughh !!
Max kesal ,layangan tinju dari tangan gempalnya langsung melukai wajah Xavier dengan keras .
" Xavier !! "
Vika berdiri dan mendekati Xavier seraya memeriksa keadaan pria itu dengan wajah khawatir .
" Ayo ikut aku "
Max menarik tangan Vika dengan erat dan kuat .
" Aku tidak mau , b******k ! "
Vika berteriak kencang ke arah Max yang memasang wajah kecewa ke arahnya .
" Ha.. Aku berusaha baik dengan mu Vika , tapi__________
" Diam kau !!! Camkan baik-baik Max , Aku tidak berharap bertemu atau melihat mu di dekat ku atau aku juga akan melakukan tindakan yang sudah pasti tidak kau sukai ! "
Vika menunjuk jemari nya yang lentik ke arah Max yang langsung menelan Salivanya kuat .
Deg..
Jantungnya terasa sakit saat mendengar ucapan dari gadis seperti Vika , baru kali ini ia merasa benar-benar terhina dan sakit saat seorang gadis malah memperlakukannya dengan kasar .
Max menggigit bibirnya yang terlihat tebal dan langsung memutar tubuhnya setelah puas menatap wajah Vika yang terlihat marah dan emosi .
" kau tidak apa-apa Xavier ? "
Vika melihat sudut wajah pria itu terlihat terluka dan berdarah .
" Maaf karna aku kau jadi begini "
" Sudah , Aku tidak apa-apa . Jangan khawatir "
Xavier mengusap wajahnya yang terasa sakit dengan tisu yang berada di atas meja sembari melihat mobil Max yang melewati mereka dengan kencang .