Kunjungan

926 Words
Vika melamun di sudut kamar kecilnya , Ia berfikir sejenak sambil meredupkan lampu kamar yang terlihat berantakan . Entah sudah berapa hari ia tidak mengemasi barang di sana sejak kejadian itu . " Hm.. Sangat membosankan " Vika mengambil jaket di sudut ranjangnya dan memakaikan di tububny sembari mengambil kunci rumah Perlahan Vika berjalan di halaman rumah nya yang tampak sepi dan dingin . Ia berfikir akan minum dengan banyak hari ini untuk mengusir rasa bosan dan nenghilangkan rasa jenuh Biasanya Ia sering keluar bersama Lerin dan Adel yang sekarang mulai sibuk dengan pacar mereka masing-masing . Vika memasuki restaurant kecil yang terletak tidak jauh dari rumah nya dan memesan minuman beralkohol . Ia memutar bola matanya sembari melihat tempat yang cukup padat dengan beberapa orang yang tampak melepas lelah . Setelah minuman datang , ia langsung meminumnya lewat botol tanpa memperdulikan orang lain yang mungkin akan mencemoohnya . Masa bodoh , Ia ingin bebas dan lepas dari rasa frustasinya malam ini dan tidur dengan nyenyak . Hampir setengah jam Ia disana terus minum tanpa memikirkan hal lain selain Max ! " sialan , padahal aku berusaha melupakan wajah si b******k itu " Vika bangkit dari tempat nya dan meletakkan uang entah itu cukup atau tidak . Ia segera keluar dari restaurant itu sembari memegang kepala nya yang terasa sakit , Mual dan rasanya sangat ingin segera berbaring dimana pun . Perlahan pandangan nya mulai kabur dan berputar . Tap.. .. Seseorang menangkapnya sebelum tubuh ringan itu jatuh ke bawah dan mengenai jalan aspal . " Dia sangat mabuk " Suara samar dan ngebas itu terdengar khas di telinga Vika yang mulai kehilangan kesadaran . Max menggendong Vika sekuat nya agar bisa sampai dan membuat gadis itu merasa tenang dan nyaman . " Kau menyusahkan sekali " Max akhirnya bisa sampai kerumah Vika dan membaringkan nya di atas ranjang yang tampak berwarna biru gelap . Max menyusuri wajah cantik Vika yang tertidur pulas di hadapannya . " Maaf karna sudah membuat mu begini " Max merasa bersalah karna perlakuannya kemarin , Namun sekarang ia bisa apa ? Max menarik nafasnya lalu membuangnya dengan berat , Ia mendekati Vika dan membaringkan dirinya di depan wajah gadis itu. Aroma minuman yang tercium dari Vika begitu menyengat dan tampaknya berhasil membuat Vika bisa tidur nyenyak malam ini . Max menarik tubuh gadis itu dan mencium kening Vika dengan lembut , Ia merasakan sesuatu mulai hidup di dalam jantung nya . Bahkan Max tidak mengerti kenapa Ia bisa merasakan seperti itu saat didekat Vika. Terlalu cepat memang , Namun ia sendiri tidak mengerti kenapa semua terasa semakin berat saat Vika memilih tertawa bersama pria lain . Max memejamkan matanya sejenak sembari memeluk Vika dengan erat . Sekejap pun Ia tidak ingin meninggalkan Vika dari sisinya . _________________ Keesokan harinya ... Vika merasakan sesuatu yang terasa hangat di sudut kepala nya , Cuaca terik yang masuk di balik jendelanya membuat mata Vika kembali menyipit untuk menahan silau . Ia meraih sesuatu di sisi kanannya dan merasakan rasa yang beda dari biasanya . " Kau !! " Vika terkejut saat melihat Max tertidur dengan pulas di sisi nya , Ia mendorong tubuh Max dan membuat pria itu mulai membuka matanya yang terasa berat . " Kenapa kau bisa disini ? " Vika berteriak keras sambil memijat kepalanya yang terasa sakit tidak karuan . " Dan kenapa kau tidak memakai pakaian mu , Hah ?? " Vika kembali melihat Max yang bangkit di baling selimutnya dengan wajah mengantuk . Pria itu menjatuhkan selimut yang ada di tubuhnya dan menatap wajah vika yang ketakutan saat didekat nya . " Kau lupa sayang ?" Vika langsung mengerutkan keningnya sembari mendengar jawaban Max yang terdengar ambigu . " Kau liar sekali semalam dan kau melupakan itu ? " PLAK !!!! Vika menampar wajah Max dengan kuat membuat pria itu tertawa dengan keras lalu memegang pipinya yang terasa panas . Max menarik tangan Vika dan menciuminya . Cup .. " Lepas b******k !" Vika menarik tangan nya dari cengkraman Max yang erat lalu mengelap bekas ciuman Max yang terasa basah di tangan nya . " Kau tidak mandi ? " Max berdiri di hadapannya Vika dan menampilkan tubuh kekarnya yang siap membuat para gadis menelan Salivanya dengan kuat . " Lebih baik kau pulang !" Vik melempar bantal ke arah Max dan mengusir pria itu . Max yang kesal malah semakin mendekat dan membuat Vika merasa tersudut di ujung ranjang nya . Cup .. Max kembali mengecup bibir Vika yang terlihat merah dan melihat gadis itu menelan salivanya . Vika mengedipkan matanya berkali-kali sembari tidak bisa berkata apapun karna tingkah cepat dari pria b******k yang tampak menggodanya. " Ih !! Kau kurang ________ Cup .. Kali ini Max lebih dalam mencium Vika sembari menahan kedua bahu nya dengan erat membuat gadis itu terdiam pasrah . " mandilah , Kau bahkan semalam memuntahi ku " Vika melihat ke arah cermin dan mengingat sepenggal kejadian tadi malam . " Astaga ! " " Kau ingat sesuatu ? " Max menegur Vika dan membuat gadis itu diam dan melihat ke arah tubuh kekar Max yang terlihat menggiurkan . " Aku akan membersihkan nya " Vika beringsut maju ke depan ranjang dan menarik pakaian Max yang tergeletak disisi tempat tidur nya Ia melihat memang ada sedikit bekas sisa makanan dan ia ingat kalau memuntahkan isi perutnya di tubuh Max dan tidur kembali . " Lagipula dia pantas mendapatkan ini " Vika membatin sembari masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri nya dan pakaian Max yang tampak kotor karna ulahnya sendiri .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD