Suara berisik terdengar di seluruh penjuru ruangan, dadu yang terlempar menggelinding, sedangkan taruhan sudah berada pada posisinya masing-masing. Tidak ada yang bisa tenang sekarang, posisi kedua pemain sama sekali tidak seimbang, tetapi mereka tetap melanjutkan permainan itu dengan sangat antusias. Sejak belasan menit lalu Camilla sudah duduk dengan gusar, ia juga merutuki kebodohannya sendiri sekarang ini. Wanita itu tak menyangka jika pria bernama Cancri adalah orang gila yang bisa membuatnya nyaris bangkrut. Semua orang yang ada di tempat itu memang tidak bersuara, tetapi dari cara mereka memerhatikan jalannya permainan begitu mengganggu bagi Camilla. “Kau sangat bersemangat melawanku, Nona.” Cancri menatap Camilla, pria itu menarik satu sudut bibirnya dan melirik d

