Camilla cukup kaget dengan cara Danieru melampiaskan rasa kesal kepadanya. Wanita itu menutup mata, mencoba menikmati, tetapi masih tak bisa. Bayangan masa lalu kembali mengendalikannya. Membuat hatinya yang tadi bergetar karena rasa gugup, menjadi rasa takut yang teramat sangat dalam. Camilla menahan diri, kali ini ia harus bisa melawan rasa takut dan sakit yang terus dan terus menghujam d**a kirinya dengan sangat kejam. Wanita itu membalas lumatan bibir danieru dengan kasar, ia menutup mata seerat mungkin, dan memeluk Danieru. Rasanya sangat hambar, ciuman yang kali ini keduanya lakukan benar-benar menyiksa bagi Camilla. Danieru yang sadar dengan sikap aneh Camilla segera melepaskan pautan bibir mereka. Pria itu menatap Camilla dengan sangat jeli, dan saat itu pula ia sadar jika tubuh

