Sarah Dan Amar

895 Words
Najwa menatap sebuah objek di depannya di mana seorang pria sedang bermain basket di tengah lapangan, karena Sarah sangat heboh saat melihatnya. "Gila, keren kan, Naj." Sarah bahkan tak berkedip memandang kagum pria- pria yang berkeringat di depan sana. "Kita ngapain di sini sih, Sar?" Sarah mencebik. "Liat cowok ganteng lah," ucapnya dengan senyuman. Najwa menggeleng lalu menunduk melihat kembali laptopnya dia sedang mengerjakan tugas, tapi Sarah menyeretnya ke lapangan basket. "Liat Naj, Amar ngeliat kesini." Sarah berbisik, Najwa tak peduli dan terus mengacuhkannya "Eh, enggak deh, Amar liatin kamu Naj." Najwa mendongak dan benar pria di tengah lapangan itu melihat ke arahnya, sepertinya mereka sedang istirahat sejenak di tengah permainan, sesat pandangan mereka beradu hingga Najwa lebih dulu memutus pandangannya, dan kembali menunduk. "Ah, susah deh ngomong sama gadis alim," Keluh Sarah, dia kembali melihat pertandingan yang dimulai kembali. "Aku penasaran deh Naj, sama satu hal?" "Hmm apa?" Najwa masih tak mendongak, namun dia tetap menjawab pertanyaan Sarah. "Kamu gak ada niatan buat pacaran gitu?" Najwa memicingkan matanya, lalu berpikir. "Aku bukan gadis alim seperti yang kamu bilang Sar, kalau kamu pikir aku memakai kerudung yang berarti aku adalah ahli agama." Najwa menggeleng "Itu enggak sama sekali, buktinya aku juga masih suka kok lihat cowok ganteng, atau suka senyum- senyum sendiri kalau liat drama percintaan yang aku tonton, dan membayangkan bagaimana kalau aku ada di posisi itu, jatuh cinta, dicintai, lalu berpacaran, tapi, aku berpikir lagi aku gak mau hidupku sia- sia ... di waktu yang gak lama." Najwa menerawang jauh. "Hah, maksudnya? aku gak ngerti waktu yang gak lama?" Sarah mengerutkan keningnya bingung dan mengulangi perkataan Najwa. Najwa tertawa kecil "Aku kan harus selesaikan kuliahku, itu maksudnya." "Iya deh, yang bentar lagi skripsi." Najwa kembali tertawa. "Nah ayo dong, kamu kejar aku biar kita lulusnya bareng." Sarah mencebik "Gak bakalan ke kejar walaupun sampai aku kejer," ucapnya lesu. "Loh kok gitu?" "Ya, terus aku harus kebut satu semester lagi dalam dua bulan gitu." Najwa tertawa. Tanpa mereka sadari, seseorang memperhatikan salah satu dari mereka dengan senyum tersungging di bibirnya, di tengah pertandingannya Amar sesekali melihat ke arah gadis berkerudung yang duduk di kursi penonton. Bukan pertama kalinya Amar melihat Najwa duduk di kursi penonton, dia tahu Najwa sama sekali tidak terlalu menyukai basket, hanya saja Sarah selalu memaksanya untuk ikut, terbukti dari laptop di pangkuannya yang bahkan Najwa lebih banyak menatap laptopnya dari pada ke arah lapangan. Di saat para gadis meneriakkan namanya, dia hanya diam menunduk dan berjibaku dengan laptopnya. Pertandingan berakhir tentu saja di menangkan oleh tim Amar dan kawan- kawan. Satu persatu penonton sudah mulai bubar meninggalkan lapangan, namun Najwa masih diam di sana, tepatnya Sarah yang mengatakan ... "Lebih baik keluar terakhir, dari pada kedorong- dorong di pintu masuk." dan Najwa tahu itu hanya alasan Sarah saja, karena menunggu Amar keluar dari ruangan ganti sana. "Mereka keluar Naj." Najwa lagi- lagi hanya menggeleng saat Sarah memekik, benarkan dugaannya. "Kamu tahu dia mirip Song Joong Ki, artis korea itu," ucap Sarah kagum sedangkan Najwa mendelik melihat Sarah. "Lebay deh ah, nanti Song Joong Ki tuntut kamu gegara nyama- nyamain dia sama Amar." "Ck, beneran Naj, dia mirip Song Joong Ki cuma karena kulitnya cokelat aja, coba kalau putih, ih seger banget dia pasti abis mandi di dalem sana." "Keluar yuk, sebentar lagi aku ada kelas," kata Najwa akhirnya, tidak akan berhenti jika dia terus mengikuti keinginan Sarah. Sarah mengangguk tak semangat, lalu berdiri dari duduknya menunggu Najwa merapikan laptop dan tasnya. Saat akan keluar, langkah Sarah terhenti hingga Najwa yang ada di belakangnya, menghentikan langkahnya "Kenapa sih?" Najwa memiringkan wajahnya melihat ke depan di mana ada sosok jangkung yang berdiri di depan mereka. Amar, si kapten basket yang tampan idola banyak perempuan di kampusnya. Najwa mengerutkan keningnya saat justru Amar melihat ke arahnya dan memanggil namanya "Najwa." suara Amar sedikit berat tapi lembut, dan baru pertama kali mereka mendengar suara pria itu dari dekat, sampai- sampai Najwa bisa mendengar Sarah mendesis di telinganya. "Ya ampun Naj suaranya seksii banget," bisiknya, dan Najwa yakin Amar bisa mendengar suaranya. Najwa menipiskan bibirnya "Kenapa ya?" "Ini punya kamu kan?" Amar menyodorkan sebuah ballpoint ke arah Najwa. Ah, Najwa ingat dia kehilangan itu saat menemani Sarah menonton pertandingan basket minggu lalu "Oh, iya, terimakasih." Najwa mengambil ballpoint tersebut dan memasukan nya ke dalam tas. "Kamu ada waktu gak, aku mau ajak kamu makan di kantin." Najwa tersenyum "Maaf Amar, bentar lagi aku ada kelas, tapi Sarah free kok" Najwa mendorong Sarah, yang tersenyum salah tingkah dan memprotes pada Najwa. "Apaan sih Naj, Amar kan ngajak kamu." "Gak papa kan, lagian kita bisa makan lain kali, dari pada Amar gak ada temennya, mending ajak Sarah aja, eh, iya kan? aku bentar lagi masuk, dah ya ... ." Najwa melesat meninggalkan Amar yang menatapnya kecewa, sedangkan Sarah juga salah tingkah karena berdua dengan Amar di sana. "Gak papa kok Mar, aku ngerti kamu ngajak Najwa, aku pergi dulu ya." Sarah akan pergi namun suara Amar justru menghentikan langkahnya. "Gak kok, aku juga ngajak kamu, ayo." Sarah tertegun lalu mengikuti Amar dari belakang. Dari balik tembok Najwa tersenyum saat melihat Amar mengajak sarah pergi, dia tahu Sarah sangat menyukai Amar, maka dari itu Sarah tak pernah absen menonton pertandingan Amar, Sarah bahkan datang ke kampus saat tak ada jadwal kuliah hanya untuk menonton pertandingan basket Amar, seperti hari ini, Sarah sampai menyeretnya hanya untuk menemaninya menonton. ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD