“Ly, apa yang terjadi?!” Gabriel berteriak panik.
“Ada ledakan bom di Grand Hall. Aku pun juga tak tahu apa yang terjadi. Kejadiannya terlalu cepat. Aku kehilangan kontak dengan Lean!” Aku menjawab tidak kalah panik sembari mencoba menghubungkan dengan Lean.
Monitor juga kehilangan beberapa gambar CCTV dari tempat V berada, semuanya rusak akibat ledakan yang terjadi di Grand Hall. Aku mengusap wajah kasar, ledakan ini diluar dari rencanaku dengan V. Siapa yang berani-berani merusak rencana kami?
Sayup-sayup aku mendengar Gabriel berbicara dengan Panda.
“Saat ini masih tidak dapat dipastikan karena asap mengepul mengelilingi Grand Hall. Namun, jika menggunakan data sensor smartwatch mereka yang terpasang aplikasi heartbeats, setidaknya ada 3 orang tewas, 20 orang luka berat dan 7 luka ringan karena lokasinya paling dekat dengan bom yang meledak. Bom yang meledak pun tipe ledak menengah karena jarak ledakan dan titik ledak berkisar antara 15-30 meter…”
Korban yang jatuh sangat banyak, ledakannya pasti sangat besar. Apakah V selamat dari ledakan itu? Sementara Gabriel berbicara dengan Panda, aku menyruh Lian untuk mengambil alih beberapa CCTV yang tidak terkena dampak ledakan di sekitar Grand Hall.
“Maaf, profesor. Hanya beberapa CCTV yang selamat dari ledakan, namun letaknya cukup jauh dari Grand Hall. Aku akan mengabarkannya kepada anda jika melihat sesuatu yang mencurigakan, aku juga akan membantu anda menghubungi Lean yang sedang berada di lapangan.” Aku mengetatkan rahang.
Beranjak dari balik monitor aku mengambil beberapa benda yang kubutuhkan, memasukkan beberapa benda ke dalam mini bag yang kugunakan untuk bepergian untuk berjaga-jaga.
“Ly, bagaimana denganmu? Ada perkembangan?”
Aku kembali duduk di balik meja kerja begitu mendengar sebuah notifikasi masuk. Lian baru saja mengirimkan kondisi sementara Lean, aku mendesah frustasi. Lean dalam keadaan jauh dari kata baik-baik saja.
“Lean masih hilang kontak. Namun, dari data diri Lean di sensor Maid-Bot dia mengalami gangguan di lapisan terluar tubuhnya sehingga kemungkinan masih mengalami korsleting dan sedang memperbaiki dirinya untuk kembali ke mode darurat. Jika kondisinya parah, rekaman black box dari Lean akan otomatis terkirim ke sistemku. Tapi, aku tak tahu pasti, karena Lean belum pernah dalam kondisi seperti ini.”
Aku terkejut begitu mendengar bunyi darurat dari ruang kerja Gabriel. Oh tuhan, semoga tidak ada lagi hal buruk yang terjadi. Aku mengamati Gabriel dalam diam tidak ingin mengganggu.
“PANDA APA LAGI KALI INI?” Gabriel bertanya emosi.
“Ada sebuah pesan video dari orang yang tidak kita kenal, Nona. Semenjak kejadian peretasan pertama, saya memang semakin memproteksi keamanan mansion dengan menjaga privasi akun Nona. Jadi, jika ada pesan atau info apapun yang memaksa masuk keakun anda yang bukan dari relasi anda, akan di blok. Namun, pesan ini menggunakan pesan darurat, sehingga proteksi wall mansion membaca adanya percobaan masuk untuk peretasan.” Suara Panda tenang, dia sama sekali tidak terintimidasi oleh Gabriel yang sedang dalam keadaan marah.
Perdebatan antara Gabriel dan Panda membuat situasi semakin tegang, aku menunggu apa yang terbaca di system Panda, mungkin kah itu hacker lain yang mencoba masuk di system Gabriel?
“V?” Aku mendesah lega begitu melihat video yang dimaskud panda adalah video V dengan seorang laki-laki yang sedang menghisap rokok. Gadis itu cukup pintar mengirimkan kami video yang menandakan dia baik-baik saja dan selamat dari ledakan yang terjadi di Grand Hall.
“Guys, aku tidak apa-apa. Saat ini aku sudah menjauh dari Grand Mall, tapi untukmu El, aku benar-benar meminta maaf jika ini di luar rencana, tapi aku menggunakan cauchemar pada target kita.”
V berucap dengan sedikit pelan, berbisik. Mungkin dia takut ketahuan sedang menghubungi kami dengan seorang lelaki yang sedang berdiri tidak jauh darinya.
“Tapi, sepertinya cauchemar itu tidak berjalan dengan baik. Ada sedikit efek samping yang kulihat sebelum aku melarikan dari Grand Hall.”
Aku mengusap wajah kasar, ini buruk—tidak bahkan lebih parah dari kata-kata buruk. Ini bencana, apalagi penetral chauchemar sangat sulit di dapatkan.
“V kamu dimana? V!” Gabriel menunggu respon V tidak sabaran, khawatir.
Kepalau berdenyut sakit, chauchemar yang kuberikan kepada V berbeda dengan yang kugunakan kepada Gabriel. Hanya berbeda beberapa zat kimia, tetapi pasti memiliki efek yang berbeda pula, apalagi dosis racun chauchemar yang kuberikan kepada V sedikit lebih tinggi.
“Hei, Bodoh! kamu tidak menghirup chauchemar itu kan?!” Aku berseru marah, separuh karena kecerobohan V yang melempar chauchemar itu dan separuh karena aku tidak ada kesempatan untuk menguji chaucemar yang kuberikan kepadanya.
“Sebenarnya apa rencana kalian dibelakangku, hah! Jangan bilang ini rencana terselubung kalian? Sengaja membon Grand Hall untuk menyebarkan chauchemar itu!” Aku menggeram pelan, kenapa jadi kacau seperti ini? Gabriel benar-benar marah.
Aku menutup wajah dengan kedua tanganku, terdiam cukup lama, tidak menjawab pertanyaan Gabriel. Hening yang cukup menyiksa, aku ingin bahkan ingin menghancurkan monitor sekarang juga. Mengingat siapa yang berani-berani meledakkan Grand Hall, hingga mengacaukan semua rencana.
“Benarkan?! Kalian melakukan ini karena tidak yakin dengan rencana pertama?!” s**t! Aku tidak suka di desak seperti ini.
Aku menghela napas panjang, sebelum menjawab pertanyaan Gabriel. “El, dengarkan aku. Aku memang melakukan rencana cadangan diam-diam. Namun soal bom di Grand Mall, aku sama sekali tidak mengetahuinya… Aku bahkan belum mendapatkan kabar apapun dari Lean.” Gabriel terlihat menimbang-nimbang jawabanku, di ujung sana kulihat V menganggukan kepalanya pelan.
Sial! Aku melupakan tentang Lean yang sedang berusaha mempertahan dirinya di luar sana. Lian juga tidak bisa kuberikan tugas untuk pergi menyelamatkan Lean, dia sangat sibuk dengan tugas yang kuberikan.
Gabriel menurunkan nada suaranya, “Itu chauchemar apa?”
“Mirip denganmu. Tapi, aku memasukkan bahan lain. Jadi aku masih belum melakukan percobaan dengan chaucemar itu.” Aku meringis, mau tidak mau aku harus mengatakannya juga kepada Gabriel.
“Kau gila?! Aku tidak mau kejadian mengerikan beberapa tahun lalu terulang lagi, Ly! Bagaimana jika itu berbahaya juga untuk yang lainnya?!”
Maka jangan salahkan aku! Jelas-jelas V yang melakukannya! Aku mengacak rambut, jengkel. “Aku tidak ada waktu untuk mencobanya. Kau menyuruhku untuk bersiap dalam waktu yang sangat sedikit. Kau pikir aku sanggup menyelesaikan semuanya?!” Aku tidak lagi menahan emosiku.
“Jika tidak sanggup, jangan dipakai, berengsek!”
Aku menyeringai, monitor menjadi gelap, Gabriel telah mematikan video-call kami. Sialan! Mungkin aku akan mempertimbangan ucapan V untuk membunuh Gabriel, otaknya bisa kuteliti.
….
Aku menenangkan diri, secangkir kopi hitam panas tanpa gula mengepul di depanku. Kafein sangat cocok untuk saat ini, alih-alih aku memakai zat kimia atau obat penenang yang banyak tersedia di ruang kerjaku.
Obat penenang hanya akan berefek sementara, memang khasiatnya bekerja dengan cepat apalagi jika dosisnya semakin ditambah atau bahkan mencampurnya dengan obat-obatan lain. Tapi itu tidak berguna untuk jangka panjang, merusak tubuh dan aku tidak akan memilih itu untuk mengakhiri hidup. Sangat tidak keren, aku menyesalkan banyak remaja yang bahkan masuk dalam perangkap obat terlarang, sejak berabad-abad lalu sampai sekarang masih saja ada yang menggunakannya.
“Lian, berikan aku rekaman CCTV dari semua sudut di kawasan Grand Mall dalam jarak lima ratus meter.” Wajah Lian terlihat di slah satu monitorku, dia sedang mengerjakan yang kuperintahkan.
Lima belas menit kemudian, semua CCTV yang didapatkan Lian terkirim ke monitorku. “Baiklah, Lian awasi terus setiap pergerakan di Laboratorium.”
Aku mengganti saluran CCTV dengan saluran lain, dari satu CCTV ke saluran berikutnya, jika tidak menemukan apapun aku akan melewatkannya. Ada sekitar tiga ratus CCTV yang ada di sekitar Grand Hall dan hamper seratus lebih hancur karena ledakan.
Mencari posisi Lean dan V sangat susah, apalagi di antara orang-orang yang berlarian dengan panik, ke sana kemari ditambah pasukan medis yang datang dan pergi membuatku harus menatap jeli ke arah monitor. Tertinggal satu detik saja sangat berharga untuk mengetahui kondisi terbaru mereka berdua.
“Lian, laporkan keadaan Lean sekarang!”
Liann menggerakkan kepala robotnya, “Kondisi Lean membaik, professor. Hanya saja … Lean tidak mungin keluar dalam kondisi seperti itu. Dia akan dicurigai Polisi dan mungkin akan tertangkap.”
“Baiklah…”
Sudut mataku melihat sesuatu, aku memperbesar gambar. V telah kutemukan, aku menyipitkan mata melihat seorang lelaki sedang menariknya ke sebuah tempat yang cukup aman dari Grand Mall.
Aku menghela napas pelan, lelaki itu adalah lelaki yang kulihat saat V sedang melakukan video-call dengan kami. Aku menjalankan sebuah program tracking, melacak smartwatch yang digunakan V. Dengan memasukkan beberapa kode, program itu berfungsi sebagaimana fungsinya.
Aku melebarkan mata, menghela napas panjang. Tulisan merah berkedip secara konstan di layar monitor, bertuliskan NOT FOUND! Bagaimana sinyal smartwatch itu bisa hilang, apa karena ledakan?
Dari dalam rekaman CCTV aku dapat melihat dengan jelas jika V meminta ponsel lelaki itu dan digunakan untuk menghubungi kami. Setelah itu rekaman berhenti, gelap, menandakan tidak ada gambar lagi yang akan ditampilkan.
Sial! Masih ada banyak CCTV yang harus kuperiksa. Aku melebarkan mata, terkisap, kembali mengulang rekaman CCTV di tempat V berada tadi. “Nah, ketemu.”
Aku harus mencari CCTV yang berada tidak jauh dari tempat V, aku memilah-milah CCTV yang berada dekat ataupun jauh, sampai aku menemukan sepuluh CCTV. Ini sangat sedikit dibandingkan aku harus menonton seratus CCTV lagi.
Rekaman CCTV, berada di jarak dua puluh meter dari Grand Hall, cukup dekat dari tempat V berada. Aku memutar dari menit sebelum terjadi ledakan dan setelahnya, aku menggelengkan kepala, V hanya terlihat menyebrang di CCTV ini.
Aku melirik jam yang terus bergerak, waktunya sangat mepet. Jika V tidak diberikan penetral dalam jangka waktu beberapa jam kedepan, gadis itu tidak akan bertahan sampai besok.
Rekaman CCTV kedua, juga menunjukkan V sedang berjalan, tidak merekam saat dia bersama lelaki itu ataupun pergi dari kawasan Grand Hall. Rekaman CCTV ketiga dan keempat tidak menunjukkan apa-apa, keduanya terhalang oleh dedaunan.
Setengah jam telah berlalu dan waktu semakin sempit, pikiranku semakin kacau karena takut kehabisan waktu. Aku sangat beruntung memiliki mata buatan, dengan mata ini aku tidak akan perih ataupun kelelahan.
“Ayolah, V. Dimana kamu?!” Aku hampir menyerah ketika menemukan rekaman ke sembilan. Di rekaman ini, aku dapat melihat mereka berdua dengan sangat jelas.
Aku mengerutkan kening begitu melihat V sedang memegang dadanya, kesakitan. Saat itu beberapa menit setelah Gabriel memutuskan sambungan video-call. Aku melihat V berjalan menuju sebuah gang, aku menggeram pelan ketika CCTV tidak lagi menampilkan V. CCTV itu tidak lagi berfungsi memberikan informasi kepadaku.
Rekaman ke sepuluh, aku berharap menemukan titik terang di rekaman CCTV terakhir yang kumiliki ini. Aku menyipitkan mata, CCTV ini buram mungkin tidak pernah dibersihkan pemiliknya. Namun, V terlihat di rekaman ini.
V telah keluar dari gang itu, dia juga telah membuang facela dengan wajah Fumiko. Oh tidak! Aku hampir saja membanting monitorku ketika seorang lelaki menarik tubuh V. Sial! Itu lelaki yang sama ketika V sedang menyamar menjadi Fumiko.
Aku semakin panic ketika lelaki itu memasukkan tubuh V yang kuperkirakan sudah tidak sadarkan diri ke dalam
Sialan! Aku harus menyelamatkan V dari lelaki itu.