TUK TUK I'M IN LOVE - 02

1414 Words
TTIIL.02 - ATURAN KEKAISARAN (2)         Aku termenung mendengar ucapan Countess Rebecca yang panjang lebar. Mendengar ucapannya itu membuatku sedikit pusing. Jika dituliskan secara detail, mungkin satu buku tidak akan cukup untuk menulis semua ucapan dan pelajaran yang beliau ajarkan selama 27 hari belajar. Jika di bukukan mungkin akan lebih dari satu buku yang di cetak. Dan semua yang aku dengar dan aku pelajari harus aku praktekkan sehari-hari untuk ke depannya.       “Sebelum saya melanjutkan, apa ada hal yang Yang Mulia tanyakan?”       Aku menggelengkan kepala, “Tidak, Countess Rebecca. Sepertinya lebih baik aku dengar dan aku pelajari semuanya terlebih dahulu. Dan jika ada hal yang tidak aku pahami, aku akan menanyakannya.”       “Baiklah, kita mulai pelajarannya. Silahkan dibaca terlebih dahulu beberapa aturan dasar yang telah saya rangkum ini Yang Mulia. Setelah Yang Mulia membacanya, Yang Mulia bisa menanyakan apa saja yang tidak dimengerti.” Countess Rebecca mengulurkan tangannya memberikan beberapa lembar kertas yang berisikan aturan dasar di atas meja.       Kemudian aku meraih beberapa lembar kertas itu dengan satu tangan dan membacanya dalam hati. Dengan wajah menunduk, aku membaca dan memahami aturan yang telah dirangkum dan tertulis di kertas tersebut. Beberapa aturan yang harus diikuti oleh seluruh anggota kekaisaran adalah : 1.      Ketika Kaisar atau Permaisuri berdiri, anggota kekaisaran lainnya harus ikut berdiri. Ini adalah protocol paling dasar yang harus diikuti oleh anggota kekaisaran. 2.      Tidak ada yang boleh melanjutkan makan ketika Kaisar telah menyelesaikan makannya. Ketika sedang makan besar di meja makan, setelah Kaisar menyendok suapan terakhirnya, semua orang harus berhenti makan. 3.      Memberi salam atau lebih dikenal dengan bowing dan curtsying, adalah hal yang paling dasar yang harus bisa di lakukan. Para pria dari keluarga kerajaan wajib menundukkan leher, sedangkan para perempuan harus melakukan curtsy ketika bertemu dan menyapa Kaisar atau Permaisuri. 4.      Anggota kekaisaran dilarang bergandengan tangan, terutama ketika sedang travelling. 5.      Keluarga kekaisaran tidak boleh memiliki pandangan politik, memilih, melakukan voting atau berbicara secara terbuka mengenai politik. 6.      Keluarga kekaisaran tidak boleh masuk dalam kubu politik tertentu. Misalnya mendaftarkan diri dalam sebuah partai politik atau mengajukan diri menjadi petinggi politik. 7.      Monopoli adalah board game yang dilarang dalam keluarga kekaisaran. 8.      Ada aturan percakapan saat makan. Terutama saat perhelatan makan malam, Kaisar akan mulai berbicara pada orang lain di sebelah kanannya terlebih dahulu. Setelah menu kedua dihidangkan, ia akan mulai beralih pada tamu du sebelah kirinya, dan begitu seterusnya. 9.      Ketika anggota keluarga kekaisaran bepergian ke luar negeri, mereka harus menggunakan pakaian serba hitam. Setiap anggota keluarga harus menyiapkan diri kalau terjadi suatu musibah dalam perjalanan mereka. 10.  Dua pewaris takhta tidak diperkenankan untuk bepergian bersama-sama. 11.  Keluarga kekaisaran tidak diperbolehkan untuk memberikan tanda tangan dalam bentuk apapun, atau melakukan foto pribadi termasuk selfie. 12.  Keluarga kekaisaran dilarang mengonsumsi kerang. Hal ini dilakukan karena kerang merupakan pangan yang paling sering menyebabkan food poisoning dibandingkan makanan lainnya. 13.  Orang lain tidak boleh menyentuh anggota kekaisaran, kecuali anggota keluarga kekaisaran yang mengajukan tangan untuk bersalaman terlebih dahulu. 14.  Keluarga kekaisaran tidak boleh mengenakan sesuatu yang mengandung bulu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi perburuan hewan eksotis liar. 15.  Kaisar atau Permaisuri harus mengenakan sarung tangan. Karena ada banyak sekali orang yang harus ditemui setiap harinya. 16.  Posisi duduk ketika makan telah diatur berdasarkan posisi masing-masing anggota keluarga. Namun factor lain seperti umur dan bahasa  yang digunakan bisa mengubah urutan duduk seseorang. 17.  Khusus menangani undangan jamuan para tamu, kekaisaran memiliki departemen sendiri yang mengatur dan memastikan para tamu telah duduk di tempat yang sesuai dengan menu makanan yang tepat sesuai preferensi dan aturan masing-masing. 18.  Keluarga kekaisaran memiliki aturan berpakaian yang harus diikuti. Seperti mengenakan pakaian yang sopan dan rapi, dan tak seorang pun diperbolehkan menggunakan pakaian kasual dalam acara apapun. 19.  Setiap perempuan harus mengenakan topi ketika menghadiri sebuah acara formal. 20.  Di acara formal, setelah pukul 6 sore perempuan harus melepas topi dan  menggantinya dengan tiara. 21.  Pemakaian tiara hanya diperbolehkan pada para perempuan yang telah menikah. 22.  Tiara harus dikenakan dengan angle yang tepat dan tidak boleh keliru. Tiara yang dikenakan oleh anggota kekaisaran harus mengarah ke belakang dengan sudut tepat 45 derajat. 23.  Menu sarapan Kaisar atau Permaisuri tidak boleh diganti dalam keadaan apapun, kecuali beliau yang memintanya. 24.  Keluarga kekaisaran harus menerima hadiah apapun yang diberikan dalam acara formal maupun nonformal. 25.  Keluarga kekaisaran harus bisa menguasai beberapa bahasa. 26.  Tidak diperkenankan membalikkan badan di depan Kaisar atau Permaisuri. Setelah menyelesaikan percakapan dengan Kaisar, beliau harus tetap menjadi orang pertama yang meninggalkan ruangan. Dan tak ada seorang pun yang boleh membalikan badan di hadapan Kaisar atau Permaisuri. 27.  Anak-anak harus belajar cara menyapa, tersenyum dan berbicara dengan sopan. 28.  Perempuan  memiliki aturan duduk tersendiri, yaitu menyilangkan kaki di bagian lutut atau di pergelangan kaki. 29.  Nama panggilan atau nama kecil dilarang digunakan. 30.  Permaisuri atau istri Kaisar harus berjalan beberapa langkah di belakang Kaisar di setiap kesempatan. 31.  Pakaian diplomatic wajib dikenakan di luar negeri. Dan seterusnya…     Melihat barisan kalimat yang sangat padat pada setiap lembar kertas membuatku semakin pusing. Hingga akhirnya aku pun bersuara, “Countess Rebecca, apa semua aturan ini boleh aku baca dan aku pelajari nanti? Aku akan membacanya dengan baik saat aku bersantai di kamarku.”   “Baik Yang Mulia.” Countess Rebecca menganggu lalu melanjutkan kali ucapannya. “Yang Mulia, karena Yang Mulia bukan berasal dari keluarga kekaisaran atau bangsawan yang ada di Negara kami, ada beberapa tambahan peraturan berpakaian yang harus Yang Mulia ketahui.”   “Apa saja itu, Countess Rebecca?”   “Silahkan dibaca Yang Mulia.” Countes Rebecca kembali memberikan lembaran kertas padaku.   Dan aturan berpakaian yang harus aku patuhi adalah : 1.      Keluarga kekaisaran terutama perempuan, wajib menampilkan rambut dengan warna natural dan mengenakan makeup natural di hadapan public. 2.      Jaket panjang coat harus selalu dikenakan. Akan dianggap kurang sopan jika seorang keluarga kekaisaran melepas coat di depan public. 3.      Perempuan anggota kekaisaran tidak boleh memperlihatkan belahan d**a di tempat umum. 4.      Perempuan anggota keluarga kekaisaran harus berpose dengan dagu mengarah ke bawah saat berfoto. 5.      Perempuan anggota kekaisaran harus mengenakan pantyhose dalam setiap acara formal. 6.      Perempuan anggota kekaisaran harus membawa tas atau dompet kecil agar terlihat lebih relatble. 7.      Perempuan anggota kekaisaran tidak diperbolehkan memakai warna cat kuku yang mencolok Dan seterusnya…   Aku kembali meletakkan lembaran kertas yang ku pegang saat ini diatas lembaran kertas sebelumnya dengan niat akan membacanya saat aku telah berada di kamar nanti. Dengan wajah datar, Countess Rebecca bertanya padaku, “Apa Yang Mulia sudah selesai membacanya?”   “Maaf Countes Rebecca, apa aku boleh melanjutkan membacanya nanti?” Aku menggerakkan tangan kiri dan melihat arlojiku, “Karena sebentar lagi aku harus pergi mencoba gaunku dan melihat persiapan pernikahanku.”   Countess Rebecca mengangguk menaggapi ucapankun sembari membereskan meja yang telah dipenuhi oleh beberapa buku dan tumpukan kertas. “Baik , Yang Mulia. Pelajaran hari ini kita sudahi sampai disini. Kita akan kembali bertemu beberapa hari ke depan setelah semua jadwal Yang Mulia telah diatur kembali.”   Kemudian beliau mendorong tumpukan buku dan kerta ke hadapanku sembari berkata, “Ini beberapa buku dan beberapa rangkuman dari berbagai aturan kekaisaran yang harus Yang Mulia pahami. Agar kedepannya tidak terjadi kesalahan dari sikap ataupun percakapan Yang Mulia dengan orang-orang akan Yang Mulia temui. Di sini juga terdapat buku sejarah dan silsilah kekaisaran. Karena sebagai calon Permaisuri, Yang Mulia juga harus mengetahui semua tentang sejarah dan keluarga kekaisaran.”   “Baik. Aku akan mempelajarinya sebaik mungkin. Mohon bantuan dan bimbingan dari Countess Rebecca.” Aku mengangguk dan tersenyum padanya.   “Jika ada pertanyaan atau jika Yang Mulia membutuhkan bantuan saya, Yang Mulia bisa meminta Countess Sophie untuk memanggil saya. Saya akan memenuhi permintaan dan panggilan Yang Mulia sepenuh hati.”   “Baik, Countess Rebecca. Terima Kasih banyak.”   “Saya pamit undur diri Yang Mulia.” Countess Rebecca pun undur diri dengan berjalan mundur hingga pintu, meninggalkan ku di aula sendirian.   Tidak lama kemudian, Marquis Andrew datang ke aula menghampiriku. “Selamata siang, Yang Mulia.”   “Andrew…” Aku bangkit dari kursi dan berjalan menghampirinya. “Ada apa kamu datang kesini?”   “Yang Mulia Baldwin memintaku menjemput Yang Mulia untuk melihat gaun dan persiapan pernikahan lainnya.”   “Baiklah. Mari kita pergi.” Aku melangkah dengan tenang sesuai dengan yang diajarkan oleh Countess Rebecca selama aku berada disini. Meski awalnya terasa sulit saat tidak diperbolehkan memakai pakaian casual dan diharuskan memakai dress setiap harinya, tapi semakin hari aku mulai terbiasa.   Marquis Andrew yang ada di belakang tertawa kecil saat ia berjalan mengikutiku. Dengan suara rendah ia berkata, “Yang Mulia, akhirnya anda terbiasa dengan pakaian dan cara melangkah yang telah diatur oleh istana.”   Mendengar Andrew memanggilku dengan panggilan ‘Yang Mulia’ membuatku sedikit risih. Karena dari awal bertemu dengannya kami sudah menjadi teman dan terbiasa memanggil nama masing-masing. Dan di istana ini, aku tidak akan pernah bisa lagi memanggilnya dengan sapaan hangat seperti dulu. Dalam sekejap semuanya berubah drastic hanya karena identitas.   “Andrew…jangan menertawakanku seperti itu. Kamu pasti tahu betapa sulitnya bagiku menyesuaikan semua ini. Aku yang awalnya hanya seorang wanita biasa yang selalu bersikap semaunya, akan merasa sedikit tertekan dengan segala peraturan yang ada.” Aku menjawab dengan suara rendah berharap hanya Andrew yang mendengarnya.   “Itu sudah resiko bagimu karena mencintai seorang Baldwin, Yang Mulia.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD