bc

Yes To Forever

book_age16+
28
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
opposites attract
drama
city
like
intro-logo
Blurb

Patah hati karena gagal menikah setelah 12 tahun berpacaran menjadikan Sandra mengandalkan aplikasi dating apps untuk mencari jodoh. Sandra ingin segera menikah, juga ingin segera memiliki anak. Di usia yang mepet 30 tahun, mencari jodoh rasanya lebih sulit daripada mencari duit bagi Sandra.

Saat mulai pasrah, Sandra mempertimbangkan tawaran menikah dari orang tidak terduga. Pilihannya hanya dua, orang lama atau orang baru.

chap-preview
Free preview
Prolog
Sandra meliukkan tubuhnya mengikuti dentuman musik. Ia tidak sendirian, melainkan menari bersama dua sahabat lelakinya yaitu Rico dan Doni. Tubuh mereka cukup berdekatan. Sengaja, Sandra yang minta agar tidak ada lelaki lain yang menempel. Sandra memang sedang ingin menari segila-gilanya karena mantan pacar yang menjalin hubungan dengannya selama 12 tahun, tunangan dengan gadis lain hari ini. Sandra juga tidak tahu berapa gelas wine yang sudah ia tenggak, namun ia masih merasa sadar. Sandra sempat merasa haus jadi ia menepi dari dance floor dan menuju bar. Ia minta minum ke bartender. “Ck, murahan.” Sandra bisa mendengar itu saat ia menenggak minumannya. Langsung saja ia menoleh selesai minum. Diliriknya lelaki yang kebetulan sedang duduk di depan bar. Lelaki itu menatapnya kemudian mengalihkan pandangan. Sandra mengernyitkan kening. Ia langsung mendekati lelaki itu. “Maksud Masnya apa ya bilang saya murahan?!” pekik Sandra. Lelaki itu hanya melirik Sandra sekilas dan kemudian mengabaikannya. Hati Sandra sudah cukup terbakar malam ini mengingat mantan pacarnya resmi bertunangan dengan gadis lain. Sandra masih cukup sensitif dan sekarang dia disebut murahan? Langsung saja Sandra pegang lengan lelaki itu dan membuatnya agar menghadap Sadar. “Kalo ada masalah sama saya, sini ngomong. Jangan ngejulid kayak emak-emak kompleks!” pekik Sandra. Lelaki itu menatapnya tajam. Entah kenapa dia tidak kunjung bicara, malah hanya menatap Sandra saja. Sandra pun kemudian tersenyum mencemooh. Ia lantas memajukan tubuhnya dan kemudian mengecup bibir lelaki itu. Memagutnya sebentar kemudian menjauhkan wajah. “Itu baru namanya murahan!” pekik Sandra. Sandra kemudian melangkah sementara lelaki itu mengusap bibirnya sendiri dengan jemarinya. “Beneran murahan ternyata.” Ucapan lelaki itu berhasil membuat Sandra mengepalkan tangannya. Sandra lantas berbalik dan langsung melayangkan tamparan pada lelaki itu. “Lo ada masalah apa sih?! Gue nggak ada ganggu lo ya!” Lelaki itu berdiri dari duduknya. Berhadapan dengan Sandra. Tingginya melebihi Sandra, jadi Sandra perlu mendongak untuk menatap lelaki itu. Lelaki itu hendak bicara namun Sandra sudah ditarik menjauh oleh Doni. Lalu Rico maju menghadang lelaki itu. “Sorry, Bang. Temen gue mabuk kayaknya. Sorry, ya.” Rico meminta maaf. Sebab tadi ia memperhatikan betul bahwa Sandra yang menghampiri lelaki ini dan kemudian menciumnya. Apalagi melihat tatapan mata lelaki itu yang begitu sinis, Rico yakin Sandra lah yang berbuat salah. “Apaan sih, Ric! Dia yang harusnya minta maaf,” ucap Sandra. “Udah, San. Balik yuk.” Doni merangkulnya dan langsung mengajaknya pergi dari sana. Lelaki itu terus menatap kepergian Sandra dan Doni, mengabaikan Rico yang masih berdiri di hadapannya. “Sekali lagi maaf ya, Bang. Temen gue lagi sakit hati mantannya tunangan. Udah 12 tahun pacaran soalnya. Sorry ya.” Rico bahkan menyalami lelaki itu dan tersenyum tulus. Ia kemudian pamit pergi. *** “Dia bilang gue murahan, Don! Gue nggak terima. Padahal gue nggak ganggu dia sumpah!” pekik Sandra kesal. Ia menarik diri dari Doni sehingga mereka berhenti di depan klub. “Dia kayak Ardi yang bilang gue murahan! Kenapa sih mereka bilang gitu. Emangnya gue ngapain!” Sandra mulai menangis tersedu-sedu dan ia pun jongkok dengan menyembunyikan wajahnya di antara kedua tangan. Kembali menangis. Doni ikut jongkok dan merangkulnya, berusaha berbisik untuk menenangkan. “Udah, San. Jangan dipikirin. Itu orang gila semua,” ujar Doni. Sandra menangis. Doni hanya bisa mengelus punggungnya berusaha menenangkan. Tidak lama kemudian Rico keluar. “Gue ambil mobil,” ucapnya saat melirik Sandra yang berjongkok. Doni menganggukkan kepala. Doni biarkan terlebih dahulu Sandra menangis tersedu-sedu. Baru setelah mobil Rico muncul, ia berbisik pada Sandra. “Kita pulang yuk,” ajak Doni. Sandra pun berdiri. Ia menatap Doni, air matanya sudah berlinang. Doni langsung mengusapnya. “Kenapa sih Ardi sama Tari khianatin gue, Don? Gue salah apa sih? Apa emang bener gue murahan? Murahan tuh gimana sih? Kenapa Ardi…” Sandra tidak sanggup melanjutkan lagi ucapannya. Doni langsung saja menarik Sandra ke pelukannya. Sandra menangis terisak. “Udah ya, San. Lanjut nangisnya di mobil aja ya. Gue dikira ngapa-ngapain lu ini ama orang-orang.” Doni mengusap rambut Sandra bermaksud menenangkan. Sandra lantas mengangguk. Ia lantas menatap Rico yang sudah stand by di depan pintu mobil terbuka. Seolah sudah siap mempersilahkan Sandra masuk. Doni langsung mengusap air mata Sandra dengan jemarinya. Menggandeng perempuan itu menuju mobil. Begitu Sandra masuk ke kursi penumpang, Rico juga ikut masuk untuk duduk di depannya. Martin langsung menuju kursi kemudi, dia yang akan menyetir. Mobil milik Rico untuk lantas melaju pergi. Menyisakan lelaki tadi yang memperhatikan mereka dari jauh. *** Sandra terbangun dari tidurnya dengan kondisi mata bengkak karena menangis semalaman. Ia menatap kosong ke hadapannya. Ada teh yang sepertinya sudah dipersiapkan sejak tadi. Akan tetapi sudah dingin sekarang. Matanya menelusuri lingkungan sekitar untuk menebak dimana ia berada. Ini kamar tamu apartemen Rico. Selimut yang menutupi tubuhnya pun terjatuh, Sandra menatapnya. Ia menghela napas. Mengingat hari kemarin begitu berat ia jalani. Masih begitu sakit hati rasanya. Ia tidak bisa berpikir apapun. Hanya ingin melamun saja. Membiarkan pikirannya kosong tanpa ia berbuat apapun. “Makan dulu, San.” Rico bersuara, lelaki itu muncul dengan membawakan bubur dan teh hangat. “Doni udah kerja ya?” tanya Sandra. Rico mengangguk. “Nanti dia langsung kesini begitu meetingnya beres. Lu disini aja dulu. Makan dulu aja ya. Gue ada meeting online. Panggil aja kalo butuh apapun.” Rico mengusap kepala Sandra lembut kemudian mengambil teh yang sudah dingin dan melangkah pergi. Sandra menatap bubur yang dihidangkan untuknya. Di atas nakas juga ada tasnya. Sandra berniat mengambil ponselnya namun ia memutuskan untuk mengurungkan niat. Langsung saja dimakannya bubur itu. Akan tetapi hati Sandra masih terasa sakit. Sebab ia kembali mengingat Ardi yang kini sudah tidak menjadi miliknya lagi. Air matanya terus menetes sambil dia menyuap sendok bubur ke mulutnya. Ia menangis dalam diam selama makan. Rico mengintipnya dari pintu dan kemudian menjauh. Menatap telepon di genggamannya. “Sandra lagi makan. Sambil nangis,” ucapnya pada Doni. Lelaki itu sejak tadi setiap lima menit sekali mengirim pesan hanya untuk menanyakan Sandra sudah bangun apa belum. “Gue meeting bentar doang kok ini. Abis itu nemenin dia. Kayaknya mau gue ajak ke Dufan,” ucap Rico. “Mending ajak dia ke Bali langsung aja nggak sih? Atau Labuan Bajo. Gue bisa sih ini kalo mau langsung semingguan.” “Nanti gue coba ajakin dulu,” ucap Rico. *** “Nggak usah deh. Gue pengen bengong-bengong aja di rumah,” ucap Sandra. Menyendiri di rumah adalah hal yang paling ia ingin lakukan sekarang. Sekalian ia akan refleksi diri terkait apa yang perlu dirinya lakukan. Sandra hanya ingin sendiri. “Lo bengong disini aja. Terakhir lu sendirian, lu nggak inget bundir.” Sandra jelas ingat yang ia lakukan. Minum obat begitu banyak sampai ia keracunan. Saat itu di rumahnya sendirian. Doni yang kebetulan datang dan langsung menolongnya ke rumah sakit. Sejak kejadian itu, Rico dan Doni akan bergantian menjaga Sandra. Memastikan dia tidak sendiri. “Kalo lo mau di rumah, gue kesitu deh nginep.” Sandra pun hanya bisa terdiam. “Atau lo mau pergi belanja dulu? Mau cari makanan yang lo mau? Mau nonton? Atau main game. Gue temenin, San.” Sandra terdiam. “Yaudah disini aja dulu,” ucap Rico. “Gue mau pulang ke rumah aja, Ric.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.0K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
38.1K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook