14. Bertemu Musuh

2298 Words
Sinta dan Santi sedang di kamar memilih-milih baju yang akan digunakan untuk acara makan malam di rumah Arya Purnama. “Mbak serius mau jodohin aku sama Mas Raka? Gimana kalau Mas Raka nggak suka sama aku? Mbak udah beri tahu Bunda soal ini? Mbak—" “Oke, berhenti! Pertanyaan pertama jawabannya aku serius, yang kedua aku udah nanyain ke Dhita, dia jawab, kalau Kak Raka kelihatan tertarik sama kamu, terus Ayah juga dengar dari Pak Arya kalau Kak Raka nggak nolak dijodohkan sama kamu dan yang ketiga, aku akan kasih tau Bunda habis ini. Sekarang cepat pakai baju ini!” jelas Sinta lalu menyerahkan dress berwarna abu untuk perjamuan makan malam kepada Santi. Sinta sendiri sudah memakai dress berwarna hitam dengan model hampir sama dengan dress Santi. “Tapi, Mbak– ” “Gak ada tapi-tapi adikku sayang, udah sana ganti baju!” Santi hanya pasrah dan mengganti bajunya. Perasaannya sedang berkecamuk sekarang. Apa bundanya akan marah jika tau dia lebih ingin dijodohkan dengan Raka atau apa Raka dan keluarganya akan menerima dirinya. “Gimana, Mbak?” tanya Santi, setelah selesai mengganti bajunya dengan dress berwarna abu selutut berlengan tiga perempat sederhana, namun tampak elegan. “Beautiful! Sekarang tinggal aku poles dan ditata rambutnya," kata Sinta penuh semangat. Dia sangat suka mendandani sang adik. Santi hanya bisa menuruti sang kakak. “Oke, Perfect!” ungkap Sinta setelah berhasil mendandani Santi. Sinta terlihat bangga dengan hasil riasan dan tatanan rambut Santi. Bukan hanya Sinta, Santi pun terkagum-kagum dibuatnya. “Mbak ini cantik banget, tatanan rambutnya juga bagus banget,” ungkap Santi penuh kekaguman. Dandanan Santi dibuat elegan. Lalu, rambutnya diikat setengah dengan bentuk ikatan yang cukup rumit, ada aksesoris cantik diikatannya, sederhana, tapi berkelas membuat bagian belakang rambut juga tampak cantik, sedangkan Sinta sendiri menyanggul rambutnya tidak lupa dengan aksesoris rambut. Tugas Sinta mendandani sang adik sudah selesai, sekarang tinggal memberitahu sang bunda. Dia yakin ayahnya belum memberitahu bundanya karena memang dia mengatakan kepada sang ayah bahwa dirinya yang akan memberitahu sang bunda. *** “Bunda udah selesai dandan, boleh aku bicara sebentar?" tanya Sinta ketika masuk ke kamar ayah dan bundanya. “Sudah, Sayang. Duduk sini.” Ayudia mempersilakan sang putri untuk duduk di sofa dan dia sendiri duduk di sebelah Sinta sedangkan Faisal memilih pergi memanaskan mobil karena Faisal sudah tahu apa yang akan dibicarakan Sinta. Faisal mengetahui istrinya ingin menjodohkan Santi dengan Devan anak Sarah, sedangkan Sinta ingin Santi menikah dengan Raka. “Bunda dengarkan Sinta dulu sampai selesai ya." Ayudia pun mengangguk. “Jadi, sebenarnya Sinta awalnya dijodohkan dengan anak kedua Pak Arya yang bernama Kak Raka, tapi Sinta tidak mau begitu juga dengan Kak Raka. Sementara Ayah sudah berjanji untuk menjodohkan putrinya dengan keluarga Pak Arya yang telah berjasa membantu Ayah selama ini. Jadi, Sinta dan Ayah bermaksud menjodohkan Santi dengan Kak Raka.” “Tetapi, Bunda juga sudah menjodohkan Santi dengan anak sahabat Bunda, namanya Devan anaknya Bu Sarah.” “Sinta tahu, Santi juga sudah cerita banyak soal itu, tapi Santi sebenarnya sudah pernah bertemu dengan Kak Raka dan Santi terlihat tertarik dengan Kak Raka begitu pun sebaliknya. Kak Raka tidak menolak dijodohkan dengan Santi ketika ditanya oleh Pak Arya. Bolehkan ya Bunda, Santi bersama Kak Raka?" Ayudia berpikir kalau Santi dan Raka saling menyukai, dia juga tidak mau memisahkan mereka yang terpenting baginya adalah kebahagiaan sang putri. Apalagi Sinta yang meminta langsung darinya untuk mengizinkan Santi bersama Raka, dia tidak mungkin menolak permintaan putri sulungnya. Sebenarnya Ayudia juga takut kalau Santi masuk dalam keluarga Dirgantara. Namun, kalau begini dia jadi merasa bersalah dengan Bu Sarah. Bagaimana ya cara untuk mengatakan ini? “Baiklah, tapi Bunda jadi merasa bersalah dengan Bu Sarah. Bagaimana kalau Sinta saja yang Bunda jodohkan dengan Devan.” Sinta menatap horor sang bunda. “Tidak Bunda, aku nggak mau nikah dulu. Walaupun kata Santi Kak Devan itu baik, tapi aku tetap nggak mau apalagi disuruh ngurus anak. Aku merasa belum mampu. Lagi pula nggak mungkin Bu Sarah mau menantu sepertiku 'kan Bun,” ucap Sinta sambil memeluk sang bunda. Ayudia hanya pasrah, sekali lagi dia tidak bisa menolak permintaan putri sulungnya dan bertekad setelah pertemuan keluarga Arya, dia akan menghubungi Sarah dan membicarakan masalah ini. “Baiklah Sayang, Bunda tidak mungkin menolak kamu.” “Yeay! Bunda memang paling baik.” “Iya Sayang, ayo cepat kita berangkat, Santi sudah didandani, Nak?” “Itu udah beres dari tadi Bunda, dia udah kayak Princess.” Mereka pun bergegas menuju lantai bawah di sana sudah ada Ayah Faisal dan Santi. “Ya ampun putri bunda cantik sekali. Mau ketemu calon ya." Ayudia terkagum dengan penampilan Santi dan malah menggodanya. “Bunda sudah tau, terus Bunda mengizinkan?” tanya Santi. Ayudia pun mengangguk mantap sambil tersenyum. Santi merasa sedikit lega, tapi ada rasa bersalah kepada Sarah. Sedangkan Sinta mengedipkan mata kepada sang ayah karena misi mereka sukses. Faisal juga turut senang semoga pertemuan kali ini berjalan dengan lancar. *** Sementara di kediaman Purnama ada Arya, Raihan, calon istri Raihan dan juga sepupunya yaitu Freya sedang duduk di ruang tengah. Freya sedang bercerita kekerasan yang dilakukan Sinta selama SMA dulu. Sebenarnya Arya sempat kaget mendengar itu, tapi Arya juga tidak langsung percaya karena dia tidak yakin Sinta sekejam dan sekuat itu. Karena Arya tampak ragu, Freya menunjukkan video Sinta memukul teman-temannya yang sudah dia potong bagian awalnya, karena teman-teman Freyalah yang mengganggu Sinta dan Marsha terlebih dahulu dan hampir melecehkan Marsha. Saat itu Sinta masih bersahabat dekat dengan Marsha. Arya sangat terkejut melihat aksi Sinta. Namun, dia berpikir kembali, dirinya tidak jadi menjodohkan Raka dengan Sinta, tapi dengan Santi yang menurut penuturan Faisal sangat berbeda dari Sinta. Santi orang yang lemah lembut dan pintar memasak. “Tuh lihat Pa, tidak mungkin Papa mau menjodohkan Raka dengan wanita iblis seperti ini?!” Raihan anak pertama Arya berusaha menghasut sang papa. “Papa tidak jadi menjodohkan Raka dengan Sinta, tapi dengan Santi saudara kembarnya dan Raka pun sepertinya setuju dengan itu." “Oh—si wanita iblìs itu punya saudara kembar, ya pasti sifatnya sama, Pa.” “Beda. Kata Pak Faisal Santi itu lemah lembut, jago masak lagi. Dulu Santi dan bundanya tinggal di desa.” “Pak Faisal pasti memuji anaknya, Pa. Apalagi si Santi itu hidup di desa pasti jadi mantu di sini ingin harta." “Benar kata Mas Raihan, Pa. Lagi pula gadis desa tidak selevel dengan Raka.” Calon istri Raihan tambah menjelekkan Santi. Arya mendengkus kesal mendengar ucapan anak dan calon menantunya yang merendahkan orang lain. Pak Arya tidak pernah mengajarkan hal seperti itu kepada kedua putranya. Pria paruh baya itu memilih menjauh dan menghubungi Raka yang sampai sekarang belum pulang. Freya hanya diam, terkejut mendengar Sinta, musuh bebuyutannya mempunyai saudara kembar berarti benar kejadian di klub waktu itu, Sinta ditolong oleh saudara kembarnya. Benar-benar sial pikir Freya. Awalnya dia ke sana karena mendengar dari sepupunya bahwa Sinta akan dijodohkan dengan anak kedua keluarga Purnama. Dia ingin sekali menggagalkannya apalagi setelah melihat foto Raka, dia tertarik memiliki pria itu. Bagaimana pun caranya dia harus mendapatkan Raka dan membuat Santi sang gadis desa itu malu sehingga Sinta akan merasa tersakiti melihat saudara kembarnya dipermalukan. Mengapa Freya sangat membenci Sinta? Karena Freya iri, Sinta lebih hebat darinya dari segi kepintaran, kecantikan, maupun kekuatan fisik. Sebenarnya banyak yang ingin berteman dengan Sinta saat SMA dulu karena Sinta pintar dan kuat. Mereka tahu Sinta tidak jahat, tapi mereka takut dengan ancaman Freya dan akhirnya menjauhi Sinta lalu ada yang menyebarkan rumor buruk tentang Sinta saat SMP, itu juga atas suruhan Freya. Hanya Marshalah yang tidak pernah meninggalkan Sinta. Namun, Freya mengetahui bahwa sahabat Sinta itu menyukai Rio, jadilah Freya menghasut Marsha agar dia mau menjebak Sinta di klub dengan iming-iming Marsha bisa dekat dengan Rio. Awalnya Marsha ragu, namun Freya mengatakan hanya ingin memukul Sinta 2-3 kali karena belum ada yang bisa memukul Sinta. Tentu Freya berbohong nyatanya dia menyuruh preman menganiaya dan memperkosa Sinta, untunglah semua itu gagal, tapi dari situlah persahabatan Sinta dan Marsha hancur. Selain itu, ketika Marsha akan diperkosa secara bergilir oleh Rio dan kawan-kawannya, Freya juga ada di sana. Marsha sempat memohon pertolongan Freya. Namun, wanita yang tidak memiliki hati nurani itu, membiarkan saja malah dia yang memfasilitasi kamar hotel tempat Marsha direnggut keperawanannya. Bukankah seharusnya Freya yang dijuluki wanita iblis? *** Arya menghubungi Raka, anaknya itu ternyata masih dalam perjalanan pulang. Arya menghela nafas sepertinya putra keduanya yang super sibuk akan terlambat. Raka bekerja sebagai pengacara, dia memiliki firma hukum sendiri. Raka memang tidak menerima kasus-kasus pidana, dia hanya menerima kasus-kasus perdata seperti masalah perceraian, hak asuh anak atau sengketa ahli waris dan sebagainya. Seperti kemarin, Raka sempat dikeroyok oleh orang-orang suruhan anak dari kliennya yang tidak setuju dengan jumlah warisan yang dia terima. Tidak jarang klien-klien juga berkonsultasi dengan Raka tentang masalah hukum. Meski Raka orang yang dingin, tapi otaknya cerdas bisa memecahkan berbagai masalah. Suara ketukan membuyarkan lamunan Arya tentang kehebatan sang putra. “Itu pasti Faisal dan keluarganya.” Dia membuka pintu dan tampaklah Faisal, istri, dan dua putri kembarnya. Sinta dan Santi memang sangat mirip. Namun, Arya bisa membedakan dari ekspresi dan mimik muka pasti yang menggunakan dress abu adalah Santi karena gadis itu tersenyum lembut ke arahnya. Sinta dan Santi menyalami Arya. “Ini pasti Santi?” tanya Arya kepada gadis ber-dress abu. “Iya Pak, saya Santi,” jawab Santi sopan sambil tersenyum ramah. Benar-benar cantik dan ramah. Pakaiannya juga sopan tidak seperti calon istri anak pertamanya dan juga sepupu wanita itu. Arya juga sampai lupa nama anak itu siapa. “Ayo silakan masuk, tapi maaf sebelumnya, Raka belum pulang masih di jalan. Tadi katanya banyak kasus yang harus diselesaikan hari ini. Dia sudah saya suruh buru-buru ke sini.” “Tidak apa-apa Pak Arya, Mas Rakanya diminta jangan terlalu buru-buru Pak, nanti takut ada apa-apa di jalan,” balas Santi. Arya tersenyum lebar dia benar-benar menilai Santi sebagai calon menantu idaman. “Cie, Pak Arya senang banget kayaknya dapat calon mantu idaman,” goda Sinta. “Sinta!” Faisal dan Ayudia berusaha menegur putrinya itu. Arya hanya tertawa mendengar candaan Sinta. “Bisa saja nih, Nak Sinta. Oh, katanya Santi pintar masak, ya?” “Pak Arya harus coba mencicipi masakannya Santi pasti habis itu Pak Arya nggak bisa nolak lagi Santi jadi mantu." Sinta mempromosikan bakat sang adik. Santi tersenyum malu-malu, sedangkan Faisal dan Ayudia hanya geleng-geleng kepala mendengar penuturan putri sulungnya. Arya sendiri kembali tertawa mendengarnya. “Kapan-kapan buat masakan untuk Bapak ya, Nak Santi?” “Baik, Pak,” jawab Santi. “Eh, tunggu karena sudah jadi calon mantu panggilnya papa saja sama seperti Raka." Santi pun menoleh kepada ayah, bunda, dan kakaknya lalu ketiganya pun mengangguk. “Baik, Papa,” ujar Santi sambil tersenyum. Santi bersyukur calon mertuanya tampak sangat baik. Bukan hanya Santi, Ayudia juga bersyukur, Santi mendapatkan calon mertua yang baik, dia jadi penasaran calon suami Santi seperti apa. Keluarga Faisal pun kemudian masuk menuju ruang tengah, tapi senyum di wajah Ayudia dan kedua putri kembarnya itu hilang seketika, melihat siapa yang duduk di ruangan itu. Tentu Sinta geram, menahan emosi ketika melihat Freya. Namun, Ayudia dan Santi berbeda, mereka menatap lekat calon istri dari Raihan. “Bunda bukannya wanita itu Violet yang sering diceritakan Bu Sarah, mantan istri Mas Devan yang sombong dan kasar suka memukul Bu Sarah dan tidak bertanggung jawab dengan anaknya sendiri, lalu hanya menginginkan harta Mas Devan,” bisik Santi kepada sang bunda. Dia sudah hafal di luar kepala cerita tentang Devan. “Benar Sayang itu Violet. Kenapa dia bisa di sini?” Ayudia sempat marah ketika mendengar Sarah menceritakan perilaku kasar Violet. Benar-benar menantu kurang ajar. Ayudia ingat menurut Sarah, memang Violet mempunyai kekasih lain sebelum bercerai dan lebih kaya daripada Devan. Jangan-jangan Violet calon istri anak pertama Arya. Namun, siapa perempuan satu lagi yang duduk di sana? Faisal yang merasakan aura menakutkan di sekitarnya lalu menoleh ke belakang, tampaklah istri dan putri kembarnya tidak bergerak sedikit pun mengikuti dirinya dan Arya. Sinta terus menatap tajam Freya, tapi Freya hanya tersenyum remeh ke arahnya. “Mbak itu Violet mantan istri Mas Devan,” bisik Santi kepada Sinta. Sinta berdecih mendengar ucapan sang adik berarti dua wanita di sana adalah wanita jahat. “Bunda, Santi, yang di sebelah Violet juga tidak kalah jahat dia adalah Freya,” ungkap Sinta kepada bunda dan adiknya. Tentu saja Ayudia dan Santi ingat nama itu, perempuan yang telah memberikan obat kepada Sinta dan menyuruh preman-preman untuk memperkosa Sinta. Padangan Bunda dan Santi beralih menatap tajam Freya. Freya menjadi sedikit kikuk saat ini. Ayah Faisal kembali ke belakang mendekati istri dan kedua putrinya. Lalu, Ayudia berbisik memberitahu Faisal, tentu suaminya itu menjadi geram mendengarnya, apalagi salah satu dari wanita itu berniat mencelakai Sinta dengan kejamnya. “Pak Arya mohon maaf sebelumnya, tapi siapa dua wanita yang duduk di sana? Apa hubungan Pak Arya dengan mereka?” tanya Faisal. Arya heran tidak biasanya Faisal berbicara formal kepadanya, biasanya Faisal selalu memanggil Arya dengan sebutan 'kakak'. “Oh—itu Violet calon istri Raihan, sedangkan dia—sepupu Violet.” Arya memang tidak terlalu ingat dengan nama Freya. “Ayo, kenapa pada berdiri di sana, mari duduk di situ, masih banyak tempat kosong,” tawar Arya kembali, melihat keluarga Faisal hanya berdiri terdiam, tidak mau mendekati ruang tengah. “Maaf Bapak Arya, tapi saya, Ayah, Bunda dan Santi sangat anti berdekatan dengan wanita-wanita jahat seperti mereka, bisa-bisa kami gatal-gatal. Rumah Pak Arya juga sebaiknya disemprot desinfektan agar virus wanita jahat tidak menyebar." Sinta menatap sinis ke arah Freya dan Violet. Dia berpikir gawat juga kalau Santi masuk keluarga ini. “Apa maksud kamu, Nak?” tanya Arya masih dengan nada lembut karena belum mengerti maksud Sinta mengatakan Violet dan Freya wanita jahat. Raihan menggebrak meja kuat merasa tersinggung karena Violet dan Freya dihina oleh Sinta. Dia berdiri dan menatap Sinta dengan tatapan membunuh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD