“Bukankah dari tadi Kakak sudah menyentuhku?” balas Elsa malu. Mata Adam kian dalam, menyentuhkan dahi mereka. “Beda. Sekarang aku ingin menyentuh yang bawah.” Pipi Elsa semerah tomat. “Y-Ya. Tentu saja.” Wajah Adam serius, menatap sepasang iris hitam Elsa. Tangan kiri Adam merambat turun, masuk ke dalam celana Elsa. Gadis itu menahan napas, meraskan miliknya yang berkedut kencang bahkan sebelum Adam menyentuhnya. “Basah,” komen Adam datar. Menangkup Elsa di bawah sana. “M-Maaf.” Adam tertawa pelan. “Aku malah suka jika kamu basah karenaku.” Pipi Elsa bersemu kian merah saat merasakan tangan Adam menyentuh miliknya. “Kakak...” desisnya. Miliknya sungguh berkedut hebat. Apalagi saat Adam memasukkan satu jarinya ke dalam sana. Gadis itu membungkuk, meletakkan dahinya di atas meja. Nap

