Berhubung ada temannya, Liam mencoba memakai dasinya sendiri, tapi tetap saja, hasilnya tak serapi Elsa. Gadis itu mendekat, merapikan dasi tuannya. “Ah. Aku iri sekali.” Aldi melihat cemburu pada Liam. Liam nyengir kuda. Selesai mengantar Liam ke ruang makan, Elsa yang hendak balik ke belakang ditahan oleh Aldi. “Mau ke mana? Gak ikut sarapan?” tanya Aldi. Liam memutar mata. “Kenapa kau mendadak bodoh sih? Dari dulu Elsa juga tidak pernah makan satu meja dengan kita.” Elsa tersenyum lemah. Meneruskan langkah. Aldi buru-buru mengejar. “Berangkat sekolah mau kuantar?” tawarnya gugup. Liam dan Bibi Laurent diam-diam menyimak, penasaran akan respon Elsa. Elsa tersenyum pada Aldi. “Terima kasih tawarannya, tapi sekarang setiap berangkat dan pulang sekolah, saya diantar jemput sama Kak

