“Elsa, siapa itu tadi?” Begitu pintu di belakang mereka tertutup, Sri langsung memegangi Elsa, mencerca dengan pertanyaan. “Kenapa kamu tidak pulang bareng Tuan Muda?” “Tuan Muda belum sampai, apa ada masalah?” “Elsa?” Elsa menunduk. Sedang tak ingin menjelaskan apa pun. Sri melihati barang-barang Elsa yang menumpuk banyak. “Elsa, apa ini? Apa pria tadi yang membelikanmu ini semua?” Elsa masih menunduk, tak menjawab. “Aku bilang ini ke kamu karena aku khawatir sama kamu, hati-hati sama cowok yang suka ngasih-ngasih hadiah seperti ini, Elsa. Kita harus sadar diri, tidak mungkin bersanding dengan laki-laki yang mampu beliin kita ini semua.” “Lelaki sederhana, tapi baik dan tulus, lebih baik daripada yang hanya bisa manjain kamu dengan harta.” Menunggu lama tapi Elsa tak kunjung mer

