Adam kian erat mendekap Elsa, mengecupi kepala gadis kesayangan. “Aku khilaf,” kata Adam. “Mengamuk berkelahi dengan Liam. Membabi buta menjedotkan kepala si k-parat itu ke batako jalan.” “Aku menyesal. Harusnya kubunuh sekalian si k-parat itu.” “Hah??” Elsa melepas pelukan mereka. “Maksudnya, Kak? Kakak mau jadi p-mbunuh?” Elsa memukul d-da Adam kesal. “Biar. Dia juga sudah menyakitimu. Saat aku melihat darah si Liam waktu itu. Ingin sekali aku membuatnya ca-cat sekalian. Andai bukan karena dilerai penjaga.” Elsa memukul Adam lagi. “Lalu apa? Setelah Kakak mem-bunuh Tuan Liam lalu apa? Dipenjara?” Wajah Adam merengut saat berkata, “Karena kejadian itu, Mama mengusirku balik ke Swiss. Meminta tolong pihak imigrasi menolak VISA atas namaku.” “Baru setelah aku membuat perjanjian de

