BAB 11: MANTAN TEMAN TAPI MESRA

1149 Words
Seperti kata Alex tadi, tidak lama setelah dia menutup sambungan telepon itu, sekertarisnya masuk dan memberitahunya kalau para peserta rapat sudah menunggunya di ruang rapat. Setelahnya, dia sibuk mengurusi pekerjaannya hingga waktunya dia pulang kantor. Kesibukannya benar-benar membuatnya melupakan percakapannya dengan Ellen pagi tadi. Dalam perjalanan pulang dari kantor, salah satu temannya menelepon dan mengajaknya untuk menemani pria itu minum sebentar di klub malam milik temannya itu, karenanya dia memutar haluan mobilnya ke arah klub malam milik temannya itu. “Hai, Lex.” sapa Martin saat Alex masuk ke dalam ruang VIP tempatnya berada bersama dengan teman-teman mereka yang lain. “Hai, Tin,” sapa Alex dan dia lalu menyapa teman-temannya yang lain disana dan duduk di kursi kosong disana. “Sudah lama tak bertemu, Lex,” sapa Casey yang sekarang duduk di sebelahnya. “Hai, Casey. Apa kabar? Aku tidak tahu kau sekarang disini,” sapa Alex pada teman wanitanya yang juga merupakan mantan teman tidurnya, yang sudah tiga tahun lebih tidak dia lihat karena wanita itu menikah dan ikut suaminya pindah ke Perancis, setelah mereka berpisah. “Aku baik, aku balik kesini minggu lalu,” jawab Casey. “Oh, liburan? Dimana suamimu?” tanya Alex basa basi. “Kami sudah bercerai,” jawab Casey. “Maaf, aku tidak tahu,” kata Alex tak enak hati. “Tidak masalah. Sudah lewat juga,” jawab Casey terlihat tak peduli. Walau Casey mengatakan tidak peduli, namun dia minum sampai mabuk dan akhirnya Alex yang tidak tega, mengantar wanita itu pulang ke apartemen wanita itu. Alex terkejut saat Casey menariknya hingga dia terjatuh di ranjang dan wanita itu langsung menindih tubuhnya. “Temani aku!” kata Casey dan dia langsung mencium Alex. Alex terkejut dan dia langsung mendorong tubuh Casey. Belum dia mengatakan apapun, Casey tiba-tiba membuka pakaiannya dan tidak sampai satu menit, Casey sudah tidak menggunakan sehelai benangpun. “Ca-Casey, kau sedang mabuk,” Alex menelan ludahnya dengan sulit saat melihat tubuh polos Casey yang terpampang di matanya. Dia memang sudah pernah melihat tubuh Casey sebelumnya, bahkan sering menjamahnya, tapi sudah tiga tahun ini dia absen dari segala hal yang berbau seksual, jadi dengan cepat tubuhnya bereaksi saat melihat tubuh polos Casey. “Aku merindukanmu, Alex,” kata Casey menggoda. Alex panik tapi dia tiba-tiba teringat kalau dia sudah tidak harus selibat lagi. Saat dia dalam kebimbangannya, Casey mendekat padanya dan memeluknya. “Kau tahu kalau aku selalu mencintaimu, aku tidak bisa mencintainya,” bujuk Casey sambil membelai wajah Alex. “Mereka mengatakan kalau kau juga tidak punya pasangan lagi selama ini, bukankah kita sama-sama menderita saat kita berpisah. Aku kembali untukmu,” bujuk Casey lagi, sekarang tangan sudah berpindah ke kancing kemeja Alex. Alex merasa pertahananya melemah, perlahan tangan bergerak untuk memeluk Casey dan dia mencium wanita itu. Dia menggendong Casey dan meletakkan wanita itu di ranjang. Alex memperhatikan tubuh pasrah Casey dengan mata berkabut gairah, namun tiba-tiba bayangan Ellen dengan bra pink terlintas di kepalanya. Dia mengerjap bingung karenanya, mengapa tiba-tiba Ellen melintas di kepalanya saat ini? Kontrak perjanjian mereka sudah tidak berlaku, jadi seharusnya, dia bebas berhubungan dengan wanita manapun! “Alex,” panggil Casey serak. Alex mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengusir bayangan Ellen. Dia lalu melihat kembali tubuh Casey dan tiba-tiba gairahnya menyusut dan pikirannya kembali pada Ellen, d**a Ellen lebih montok daripada milik Casey! Ellen lagi?! Pikir Alex bingung. “Alex?” panggil Casey dan tangan wanita itu menarik wajah Alex untuk melihat wajahnya. “Ada apa?” tanya Casey. Dengan cepat Alex menarik tubuhnya menjauh dari tubuh Casey dan dalam sekejap, dia sudah berdiri. Lagipula saat pikirannya jernih, dia ingat kalau wanita di depannya ini belum tentu masih bersih. Casey sudah menikah dan berarti, berhubungan dengan mantan suaminya dan entah siapa lagi. “Alex?” panggil Casey bingung. “Maaf, Casey. Aku harus pulang,” kata Alex dan dengan cepat dia keluar dari kamar Casey. “Alex!” Casey yang terkejut karena sebelumnya sudah berpikir kalau dia berhasil merayu Alex, tidak sempat mengejar Alex. Saat dia keluar dari kamarnya, Alex sudah keluar dari apartemennya. “Sial!” maki Casey. Dia tidak menyangka kalau Alex akan tiba-tiba pergi begitu saja saat sudah terangsang. Mereka bersama dua tahun dan dia mengenali ekspresi Alex saat pria itu sudah tergoda olehnya. **** Alex langsung masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya keluar dari gedung apartemen Casey. Dia benar-benar bingung, mengapa tiba-tiba dia teringat pada Ellen, disaat dia akhirnya kembali memiliki kebebasannya untuk bersama wanita? Saat rambu lalu lintas berubah merah, dia memijat keningnya dan menggelengkan kepalanya saat bayangan Ellen dengan bra pink kembali datang. Ada apa dengan dirinya? Begitu sampai di apartemennya, dia langsung masuk ke kamar mandi dan mandi air dingin. Saat di perjalanan pulang, gairahnya kembali tersulut, saat tanpa dia inginkan, dia malah membayangkan Ellen yang ada di atas ranjangnya tanpa pakaian sama sekali. Tubuhnya sudah lebih bisa diatur setelah lebih dari setengah jam dia mandi air dingin di tengah malam begini. Setelahnya, dia merasa kalau dia tidak akan bisa tidur karena sebelumnya membayangkan Ellen berada di ranjangnya ini. Dia menggunakan pakaian dan keluar dari balkon kamarnya untuk menghirup udara malam. Dia kembali memikirkan percakapannya dengan Ellen tadi, mencari alasan mengapa dia tiba-tiba memikirkan Ellen, disaat dia seharusnya bisa b******a dengan Casey? Setelah percakapan mereka berputar beberapa kali di otaknya, dia tetap tidak menemukan alasan yang masuk akal. Dia malah penasaran dengan apa yang mungkin sedang dilakukan Ellen sekarang? Walau begitu, dia tidak berniat mencari Ellen. Setelah sekian lama waktu berlalu dan Alex masih belum mengantuk, akhirnya dia mencari film Kuntilanak Castle dan menontonnya. Dia bergidik ngeri saat menonton film horor dengan akhir tragis itu, dimana pria yang yang telah membuat perjanjian dengan kuntilanak yang diperankan oleh Ellen, akhirnya mati mengenaskan di tangan sang kuntilanak, karena dia berniat menikahi wanita lain. Dalam hati dia berpikir, untunglah Ellen bukan kuntilanak beneran, dia bisa mati karena sakit jantung jika diteror seperti yang terjadi pada si pria di film itu! Dia menggelengkan kepala karena merasa konyol setelah selesai menonton film itu. Mengapa awal cerita ini bisa sama dengan pertemuan pertamanya dengan Ellen? Lokasinya juga tepat sama, di bawah pohon itu, tapi bedanya, pria di film itu mau ditembak seorang penjahat dulu sebelum dikubur disana. Dia lalu membuka galeri ponselnya dan melihat foto Ellen yang tersenyum manis disana, foto tiga tahun lalu yang masih dia simpan. Lalu percakapan diantara mereka berputar di kepalanya. Dia lalu membuka aplikasi berbalas pesan miliknya dan melihat kembali pesan yang dikirimkan Ellen padanya, yang dimulai dengan foto kontrak perjanjian mereka. Dia merasa Ellen tidak berbohong saat menceritakan kejadian kemarin, gadis itu juga berulang kali mengatakan kalau akan mengembalikan uang itu dengan mencicil. Gadis itu tidak terlihat seperti gadis yang akan memanipulasi orang lain. Dia lalu mengirimkan pesan pada Lisa dan meminta adiknya itu mengumpulkan informasi tentan Ellena Graciella. Setelahnya dia tidur dan kembali memimpikan kejadian tiga tahun yang lalu, tapi kali ini wajah Ellen bukanlah kuntilanak, tapi gadis cantik dengan senyum yang sangat manis. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD