Benar-benar marah

1130 Words

"Tapi teman aku bilang kamu datang sama Papi," ucap Qiran. Rayza terdiam. Jantungnya bergemuruh. Sungguh dia bukanlah seorang yang pandai berbohong. Tapi Rayza berusaha keras untuk tersenyum. "Lho memangnya kalau aku datang sama Papi kenapa?" Tak ada penjelasan yang keluar dari mulut Rayza. Pria itu justru malah bertanya pada Qiran. "Ya enggak kenapa-kenapa. Aku cuma penasaran aja. Aku pikir kamu itu cowok yang dulu mau dijodohkan dengan aku," ucap Qiran tanpa basa-basi. Gadis itu memang terbiasa santai dan bicara apa adanya. Dan ucapan Qiran kali ini, jujur saja membuat Rayza semakin berdebar. Haruskah dia jujur? Tapi jika Qiran tahu hal ini, mungkinkah Qiran akan marah? Tapi jika berbohong, tentu akan ada kebohongan lain yang tercipta setelahnya untuk menutupi kebohongan yang awal.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD