"Apa yang sebenarnya sudah kau bilang pada ayahku?!" sentak Brian
Alexa meringis. Terlebih Brian mencengkram bahunya dengan kuat.
"Lepas!" pekik Alexa
Alexa merintih kecil sambil menggerakan badannya. Berusaha terlepas dari cengkraman Brian.
"SUDAH KU BILANG, LEPAS!" bentak Alexa
Dia menatap Brian dengan kesal.
"Apa apaan ini?! Kau gila?!" sentak Alexa. Dia memegang bahu kiri nya yang dirasa berdenyut sakit.
'Padahal aku Vampire. Apa apaan kekuatan manusia nya itu' rutuk Alexa dalam hatinya
"Apa yang sudah kau bicarakan pada ayahku?" tanya Brian dengan tatapan tajam
"Tidak ada" jawab Alexa. Dia berbalik, hendak melanjutkan langkahnya menuju kelas sebelum akhirnya Brian kembali menarik tangannya.
"Jangan. Berbohong" tekan Brian
"Harus kau tahu, aku benci dibohongi. Jadi apa menurutmu aku akan berbohong?" balas Alexa ketus
Brian terdiam, menatap kedua mata Alexa yang terlihat menatapnya dengan berani.
Bahkan tidak memancarkan ketakutan sedikitpun.
"LALU KENAPA AYAHKU MEMINTAKU UNTUK MENJAGAMU?!" seru Brian kesal
"TANYAKAN PADA PAMAN RYAN, AKU TIDAK PERNAH MEMINTA NYA!" balas Alexa
Brian menatap Alexa kesal sebelum akhirnya kembali mencengkram pergelangan tangan Alexa.
"Aku lebih baik tersesat sendirian, daripada harus bersama denganmu." gumam Alexa kesal
"Aku benar benar membencimu. Bagaimana Paman Ryan bisa memiliki anak yang kasar sepertimu?!" lanjut Alexa. Dia menghempaskan tangan kanan nya yang dicengkram Brian sebelum akhirnya kembali berjalan menuju kelas.
"Harus kau tahu, aku benci harus menemanimu. Menjaga mu setiap saat dan memperlakukanmu seperti bayi"
Alexa membeku ketika Brian tiba tiba mengurungnya dengan kedua lengannya. Belum lagi dengan jarak wajah Brian yang hanya berjarak lima belas centi dari wajahnya.
"Aku tahu kau merengek pada ayahku. Meminta ayahku untuk memerintahkan ku menjaga mu setiap saat." lanjut Brian
Alexa mendengus kecil sebelum akhirnya menatap Brian dengan tajam.
"Harus kau tahu, aku tidak pernah memohon untuk apapun. Bahkan untuk benda yang berharga sekalipun. Lalu kenapa aku harus memohon pada paman Ryan, agar kau menjagaku? Memang nya kau seberharga itu sampai aku harus memohon?" sarkas Alexa. Dia menepis tangan Brian sebelum akhirnya berjalan memasuki kelas.
"Bri?"
Suara itu membuat Brian berhenti mengejar Alexa. Dia berbalik dan menemukan Sarah sedang menatapnya dengan wajah bertanya.
"Ada apa?" tanya Sarah. Terlebih tadi dia sempat melihat jika Alexa terlibat perbincangan dengan Brian.
"Tak ada. Hanya parasit yang mengganggu." jawab Brian sambil merangkul Sarah
Keduanya memasuki kelas sambil berbincang ringan.
Sementara Alexa membuka buku yang hendak di pelajarinya hari ini. Tapi sebenarnya dia sedang bertelepati dengan Dimitri.
"Dimitri" panggil Alex
"Ya, Nona?" sahut Dimitri
"Tolong beritahu paman Ryan untuk tidak memerintah Brian menjagaku. Dia memcengkram bahuku dengan kuat tadi. Dia mengira jika aku merengek pada paman Ryan, agar mau meminta Brian menjagaku." perintah Alexa
"Dia mencengkram bahu mu? Apa aku perlu membalasnya?" tanya Dimitri
"Tidak perlu. Tapi dia benar benar kasar, aku membencinya. Dan tolong beri tahu paman Ryan untuk tidak meminta Brian menjagaku. Aku bisa menjaga diriku sendiri." jawab Alexa
Alexa menutup bukunya dengan wajah dingin.
Dia jelas mendengar perkataan Brian yang menyamakan Alexa dengan parasit.
"Aku berharap semoga mate ku adalah makhluk underworld juga." gumam Alexa
"Mate? Soulmate?"
Alexa terpekik kecil. Dia menatap Leon dengan terkejut sebelum akhirnya tertawa canggung.
"Iya, soulmate. Aku sedang mencari soulmate ku" sahut Alexa sambil tertawa
Berharap agar Leon tidak mendengar apapun ucapannya tentang underworld.
"Sejak kapan kamu disini?" tanya Alexa sambil tersenyum
"Baru saja. Aku juga hanya samar mendengar tentang soulmate itu. Jadi aku bertanya untuk memastikan" sahut Leon sambil menaruh tas nya di meja depan Alexa
Alexa mengangguk mengerti dan tersenyum.
Leon menatap Alexa dengan wajah rumitnya.
"Alexa. Kemarin aku melihatmu mengobrol dengan Sir Ryan. Kalian saling mengenal?" tanya Leon
Alexa mengangguk.
"Iya. Paman Ryan adalah teman ayahku" jawab Alexa
Leon mengangguk mengerti.
"Pantas saja kalian terlihat akrab" gumam Leon
Alexa hanya tersenyum saja. Berusaha agar Leon tidak menanyakan apapun lagi tentang Mate ataupun Ryan.
"SELAMAT PAGI SEMUA, KARINA DISINI!" seru Karina heboh. Dia memasuki kelas sambil berlompat kecil.
"Dan kau, Bryan. Ayahmu memanggilmu diruangannya" lanjut Karina sambil menunjuk Bryan yang sedang berbicara dengan Sarah
"Alexa, Sir Ryan juga memanggilmu. Kalian berdua diminta menghadap ke ruangannya." ujar Sharon dengan terengah
Dia kelelahan setelah berusaha mengimbangi Karina berlompatan dan berlari.
Alexa mengangguk dan menggumamkan terimakasih pada Sharon.
Dia langsung beranjak pergi tanpa menunggu Brian sama sekali.
"Aku seharusnya bertanya dimana ruangan Paman Ryan" gumam Alexa
Alexa menghentikan langkahnya. Menarik nafas dan menghembuskannya. Berusaha mencari Ryan lewat aroma darahnya.
Alexa kembali melangkah ketika berhasil menemukan aura yang terasa familiar.
"Permisi. Aku Alexa, aku dengar Sir Ryan mencariku?" ujar Alexa setelah mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali
Hingga tak lama kemudian, Alexa dapat mendengar seruan yang meminta nya untuk masuk.
Alexa mengerjapkan matanya beberapa kali.
Dia melirik pada Dimitri dengan pandangan bertanya sebelum akhirnya dibalas dengan gelengan pelan.
"Duduklah, Alexa" pinta Ryan dengan senyuman ramahnya
Hingga saat Alexa baru saja duduk, pintu ditekuk dengan suara agak keras.
"Masuk, Brian" seru Ryan
Dan benar saja, Brian memasuki ruangan dengah wajah datar andalannya.
"Ada apa?" tanya Brian. Dia melirik Alexa yang terlihat tidak memperdulikannya.
"Bukannya sudah aku bilang kemarin? Untuk menjaga Alexa?" sahut Ryan
"Dia bukan bayi, ayah" dengus Brian
"Tapi dia anak dari temanku." sahut Ryan
"Kalau begitu ayah saja yang menjaga nya" kesal Brian
Ryan terkekeh pelan dan menatap anaknya dengan tertarik.
"Dan ayah memberimu perintah untuk menjaga nya, Bri." tekan Ryan
Alexa menghela nafasnya.
"Tak apa, paman. Sungguh, aku tidak perlu dijaga oleh siapapun" ujar Alexa, berusaha menepis aura dingin yang semakin di tekan oleh Brian.
"Jelas saja. Siapa kau? Tuan Putri? Seorang bangsawan?" dengus Brian sambil tersenyum sinis
Alexa mengerutkan dahinya bingung.
"Rasanya ada seseorang yang berbicara. Itu kau, Dimitri?" tanya Alexa
Dimitri tersenyum tipis dan menggeleng.
"Ohh, mungkin ada makhluk halus yang menghuni tempat ini." ujar Alexa
"Paman Ryan, tidak perlu berlebihan. Dimitri sudah menjaga ku. Aku juga lebih merasa aman jika berada di sekitar orang yang menerima ku." lanjut Alexa sambil tersenyum
Secara tidak langsung menyindir Brian yang memang sejak awal terlihat tidak menerima Alexa.
Brian menatap Alexa tajam.
"Jika hanya itu, aku akan pergi. Aku tidak mau terlambat di hari kedua ku bersekolah" Alexa berseru semangat. Dia tidak menghiraukan tatapan tajam dari Brian.
Alexa berdiri dan menunduk singkat, seakan berpamitan pada yang lainnya.
Dia beranjak pergi dengan langkah yang di hentak.
"Kau lihat? Alexa adalah orang baik, Brian" ujar Ryan pada anaknya
Brian mendengus dan beranjak pergi dari ruangan ayahnya tanpa berkata kata apapun.
Hal itu membuat Dimitri mendengus geli.
"Kontras sekali denganmu yang cerewet dan banyak bicara." komentar Dimitri yang membuat Ryan memijit dahinya
"Apa beda nya cerewet dan banyak bicara?" dengus Ryan
"Sebenarnya Raja Ronald tidak begitu saja mengizinkan Alexa ke dunia manusia. Bagaimana pun, Alexa adalah penerus tahta Darkness Kingdom. Tidak mungkin dia dilepas begitu saja dengan mudah ke dunia manusia" jelas Dimitri ketika ia dan Ryan sudah berbincang banyak
"Lalu apa yang membuat Raja mengubah pikiran nya?" tanya Ryan
"Seorang peramal mengatakan akan ada perang besar yang terjadi di Darkness Kingdom. Raja tidak mau mengambil resiko dan terpaksa menjauhkan Alexa sampai ke dunia Manusia." jawab Dimitri
"Dan lagi aku dengar ada Vampire buronan yang melarikan diri ke dunia manusia" lanjut Dimitri
"Lalu kau diperintahkan untuk mencarinya?"
"Tentu. Dalang dari perang nanti adalah Vampire buronan itu." sahut Dimitri
"Butuh bantuan ku? Koneksi ku disini cukup banyak" Ryan menawarkan bantuan nya
"Jika aku terdesak, aku akan meminta bantuan" tolak Dimitri secara halus
Ryan mengangguk mengerti.
???
Alexa menghentikan langkahnya ketika melihat Sarah berdiri di depan nya.
"Permisi? Kau menghalangi jalan" ujar Alexa
Tapi Sarah malah mengulurkan tangannya.
"Aku Sarah. Maaf karena baru memperkenalkan diri"
Alexa menatap uluran tangan Sarah dengan raut tak terbaca. Namun kemudian dia balas menjabat tangan nya.
"Aku Alexa. Maaf, bisa tolong bergeser? Aku ingin duduk" sahut Alexa
Sarah tersenyum dan menggeser posisi nya. Membiarkan Alexa masuk ke dalam kelas.
'Sarah jelas baik. Tapi dia merupakan orang dekat Brian. Aku malas dekat dekat dengan sesuatu yang berhubungan dengan Brian' pikir Alexa
Sementara Karina memicingkan matanya sejak melihat Sarah yang memperkenalkan diri pada Alexa.
"Alexa, apa yang Sarah katakan padamu?" tanya Karina begitu Alexa duduk di bangku nya
"Hanya memperkenalkan diri" jawab Alexa
Karina semakin memicingkan matanya.
"Alexa, dengarkan aku. Sarah bukan orang yang seperti itu. Dia mungkin terlihat baik, tapi sebenarnya dia tidak begitu." bisik Karina
"Itu adalah salah satu tanda peringatan darinya." lanjut Karina
Alexa menaikan satu alisnya.
"Peringatan atas hal apa? Aku tidak melakukan sesuatu yang melanggar. Aku juga baru dua hari sekolah disini. Rasanya tidak etis jika aku melanggar peraturan di hari kedua ku."
Karina tertawa kecil.
"Kau kira aku tidak melihat apa yang kau dan Brian lakukan pagi tadi?" tanya Karina dengan nada geli
"Dia kasar sekali" sahut Alexa serius
Karina terkesiap.
"Kasar? Wow. Aku tidak tahu Brian mempunyai obsesi seperti itu." takjub nya
Kali ini Alexa yang mengerutkan dahinya bingung.
"Apa saat ini kita sedang membicarakan hal yang sama? Apa yang sedang kau bicarakan?"
"Brian menggodamu" jawab Karina
"Bukan. Dia mengancamku. Lihat, tangan ku memerah karena perlakuan nya" sangkal Alexa sambil memperlihatkan pergelangan tangan nya
Karina meringis ketika melihat pergelangan tangan Alexa yang merah. Sangat kontras dengan kulit Alexa yang putih.
"Aku kira dia menggodamu" ringis Karina
Alexa mendengus dan menggeleng.
"Tidak mungkin"
Alexa mengalihkan tatapan nya ke depan dan menemukan Dimitri berada di sana dengan mode immortalnya.
"Sedang apa kau disini?" tanya Alexa
"Menjaga mu, Nona. Apa lagi?" sahut Dimitri
"Dimitri, apa efek dari ramuan yang aku minum?"
"Tentu saja Nona akan menjadi seperti manusia pada umum nya. Nona juga akan merasakan sakit sebagaimana manusia pada umumnya" jelas Dimitri
Alexa menghela nafasnya.
'Pantas saja bahu dan tanganku sakit sekali'
Sementara itu, tak lama setelah Alexa duduk di bangku nya, Brian datang dengan raut datar seperti biasa. Ayahnya memarahinya habis habisan karena Brian tidak mau menjaga Alexa.
'Dia siapa hingga aku harus menjaga nya?' pikir Brian kesal