Part 2: Brian Jade

1767 Words
Alexa menolehkan kepalanya. Menatap seorang teman sekelasnya yang terlihat biasa saja. Bahkan cenderung datar melihat kedatangan Alexa. 'Jangan jangan dia tidak menyukaiku?' pikir Alexa Bukan maksud Alexa ingin disukai oleh semua orang. Karena dia tahu, dia tidak bisa mengatur perasaan orang lain. Hanya saja Alexa ingin hidup dengan damai tanpa ada musuh. Apa itu sulit? Alexa menghela nafasnya. Dia berusaha memfokuskan pikirannya pada pelajaran yang sedang di tekuni nya dengan sungguh sungguh. 'Aku sudah meminta izin untuk hidup di dunia manusia. Dunia yang tidak pernah aku tempati sebelumnya. Jadi aku harus serius.' pikir Alexa "Apa ada yang membuat mu terganggu?" bisik Karina dari sisi kanan nya Alexa tercekat. Dia menatap Karina dengan terkejut sebelum akhirnya menggeleng. "Tidak. Hanya memikirkan kedua orang tua ku." balas Alexa ikut berbisik Karina membulatkan bibirnya dan mengangguk mengerti. Alexa mengerutkan dahinya. Dia memandang seisi kelas yang terlihat sibuk dengan buku masing masing. Sebelum akhirnya suara bell memecah keheningan kelas. "Baiklah. Simpan buku kalian. Bell istirahat sudah berbunyi. Simpan tugas tadi untuk kelas ku yang akan datang. Dah~" ujar Mrs. Stella sambil keluar dari kelas Alexa tersenyum. Dunia manusia ternyata lumayan asik. Belum lagi karena guru nya benar benar ramah. "Hai Alexa! Mau ke kantin bersama kami?" ajak Leon dengan senyuman lebarnya Alexa meringis dan menatap Karina. Karina tertawa kecil dan mengangguk. Alexa terlihat benar benar seperti kucing kecil yang masih takut dengan dunia luar. "Kalian tidak keberatan jika aku bergabung?" tanya Alexa "Jika keberatan, aku tidak akan mengajakmu." jawab Leon Alexa meringis dan mengangguk. Dia beranjak dari duduknya. Berjalan menghampiri Leon dan yang lainnya yang sudah berada di ambang pintu. Sebelum keluar, Alexa sedikit melirik teman sekelas laki laki nya yang masih diam di kelas. Dia terlihat bercanda dengan seorang perempuan yang juga berasal dari kelasnya. Kedua nya terlihat asik berbincang. Bahkan si laki laki beberapa kali mengusap rambut si perempuan dengan lembut. Alexa tersenyum kecil. Benar benar cocok, pikirnya. Alexa melangkah keluar. Dia mengikuti langkah teman temannya yang lain ke salah satu spot favorite anak sekolah ini. Alexa mengerjapkan matanya berkali kali. "Dimitri? Apa aku akan baik baik saja jika makan makanan manusia?" Alexa memindlink Dimitri Dimitri, yang berada di ruang guru sekolah itu mengerutkan dahi nya. Terlebih mendengar pertanyaan Alexa yang aneh. "Nona, bukannya maid di kerajaan juga menyajikan makanan manusia?" tanya Dimitri Alexa menipiskan bibirnya. "Benar juga." gumam Alexa Alexa bergegas mengambil nampan yang diberikan oleh staff kantin. Dia mengikuti Karina dan yang lainnya mengambil makanan yang tersedia. "Untungnya kita punya jatah makanan masing masing. Jadi tak masalah jika datang sedikit terlambat." ujar Leon yang langsung diangguki oleh Karina Alexa memulai makannya dengan diam. Hanya memperhatikan interaksi Karina dan teman teman lainnya. "Ohh ya Alexa, jangan merasa canggung. Tenang saja, kami tidak menggigit. Tapi hati hati dengan Leon, dia harus sedikit dijinakkan." ujar Sharon dengan ringan Tidak memperhatikan raut wajah Leon yang terlihat menahan kesal karena menjadi sasaran pembullyan Sharon. "Semua orang di kelas menerimamu dengan baik. Jadi jangan canggung." ucap Leon Alexa tersenyum dan mengangguk. "Oh, apa aku boleh bertanya?" tanya Alexa "Tentu" "Siapa laki laki yang duduk di sebelah kiri ku? Bukan nya apa, tapi dia terlihat dingin dan.. Sepertinya tidak menyukaiku?" ujar Alexa ragu "Dia Brian. Brian Jade. Tenang saja, dia memang seperti itu. Dia hanya bersikap ramah pada Sarah." sahut Karina "Sarah adalah perempuan yang bersama dengan Brian saat kita akan keluar dari kelas." jelas Leon yang melihat raut bingung Alexa Alexa membulatkan mulutnya dan mengangguk. "Mereka terlihat cocok." komentar Alexa Karina mengangkat kedua bahunnya tidak peduli. "Ayahnya Brian adalah orang yang berpengaruh. Jadi orang agak segan untuk mendekatinya." ujar Sharon tiba tiba "Siapa nama ayahnya? Rasanya aku tidak asing dengan nama Jade" tanya Alexa "Ryan Jade" Alexa membeku. "Ayahku bernama Ryan Jade. Ada urusan apa dengan nya?" Suara dingin itu menyahuti pertanyaan Alexa. Alexa menoleh, ada Brian disana. Dengan Sarah yang tersenyum ramah pada Alexa. Alexa menggeleng dan tersenyum. "Hanya bertanya. Aku tidak asing dengan nama Jade." jelas Alexa Brian menatap Alexa dengan dengusan. Belum lagi dengan tatapannya yang terkesan merendahkan. Brian beranjak meninggalkan meja itu, diikuti dengan Sarah di belakangnya. "Dimitri" panggil Alexa "Ya, nona?" sahut Dimitri "Kenapa kau tidak memberitahuku jika anak dari paman Ryan sekolah disini?" tanya Alexa "Ohh ya? Aku juga tidak tahu. Kebetulan aku sedang bersama dengan Ryan disini" jawab Dimitri Alexa menipiskan bibirnya dan kembali memakan makanan nya dengan tenang. Tapi semua teman temannya mengira jika Alexa terlihat tidak nyaman dengan sikap Brian yang seperti itu. "Alexa, maafkan dia ya. Sebagai ketua kelas, aku meminta maaf atas sikap Brian." ujar Leon Alexa mengerjapkan kedua matanya dan tersenyum. "Tak apa. Hanya sedang berfikir." sahut Alexa ⚛✡⚛✡ Alexa melangkahkan kakinya. Hari pertamanya berjalan dengan baik. Teman temannya ramah dan semua gurunya terlihat menyenangkan. Dan Alexa kembali menipiskan bibirnya ketika mengingat sikap Brian yang ketus. "Setahuku paman Ryan sangat ramah dan baik hati. Kenapa anaknya begitu menyebalkan?" gumam Alexa Dia mempercepat langkahnya, menghampiri mobilnya dan juga Dimitri yang sudah menunggunya. "Ohh, Paman Ryan?" beo Alexa Dia melangkah mendekat pada Ryan dan juga Dimitri yang sedang berbincang. Keduanya terlihat akrab dan berbincang serius. "Nona Alexa" sapa Ryan dengan senyuman Alexa tersenyum dan tertawa. "Alexa saja. Aku sekarang berbaur dengan kaum kalian." sahut Alexa Ryan tertawa dan mengangguk. "Ku dengar kau bertemu dengan Brian?" tanya Ryan Alexa tersenyum dan mengangguk. "Kami satu kelas." jawab Alexa "Akan aku minta Brian untuk menjaga mu, tenang saja." ujar Ryan sambil tersenyum puas mendengar jika Alexa dan Brian merupakan teman satu kelas Alexa langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak paman, tidak perlu." sangkal Alexa dengan cengiran canggung "Kenapa? Apa dia bersikap buruk padamu?" tanya Ryan bingung 'BURUK! SANGAT BURUK!' pekik Alexa dalam hatinya Tapi kepalanya menggeleng dan tersenyum. "Tentu saja tidak. Paman Ryan sangat ramah pada semua orang, jadi Brian juga seperti itu." sangkal Alexa dengan senyum bisnis nya "Ohh ya? Padahal guru di sekolah ini selalu mengadu padaku jika Brian sangat pemarah dan ketus." ujar Ryan bingung Alexa menipiskan bibirnya dan menatap Dimitri seakan meminta bantuan. "Oh iya. Sudah waktunya Nona pulang. Ada beberapa hal yang harus dikerjakan." seru Dimitri yang menangkap sinyal nona nya Ryan langsung mengangguk mengerti. "Baiklah Nona, biar aku buka kan pintu untukmu." ujar Ryan sambil membuka kan pintu belakang mobil Alexa Alexa tersenyum tidak enak sambil mengucapkan terimakasih. Dia langsung memasuki mobilnya dan melambai pada Ryan. Mobil Alexa pun segera meninggalkan parkiran sekolahnya. Menyisakan beberapa orang yang menatap interaksinya dengan Ryan, si pemilik sekolah dengan bingung. "Papa?" gumam Brian bingung Dia salah satunya. Dia menatap Alexa yang terlihat sangat akrab dengan ayahnya. Belum lagi ayahnya tadi membuka kan pintu untuk Alexa, seolah olah Alexa adalah orang terhormat. "Brian? Ada apa?" tanya Sarah Brian tersenyum dan menggeleng. "Ayo, kuantar pulang." ujar Brian Sarah berseru senang dan segera memakai helm yang disodorkan Brian. Dalam diam, Brian berusaha menerka. Ada hubungan apa antara ayahnya dengan Alexa si murid baru? Terlebih keduanya terlihat seperti akrab dan ayahnya terlihat menghormati Alexa tanpa mengurangi keakraban keduanya. Brian sedikit tersentak kaget ketika merasakan tangan Sarah melingkari pinggangnya. Tapi Brian tersenyum setelahnya. ⚛✡⚛✡ Alexa memasuki rumah nya di dunia Manusia dengan hembusan nafas. "Aku lelah." gumam Alexa dengan parau Dimitri yang melihat itu hanya terkekeh kecil. "Bukankah semua pelajaran hari ini sudah anda pelajari sebelumnya?" tanya Dimitri Alexa tertawa kecil dan mengangguk. "Apa itu curang? Aku tidak tahu jika di dunia Manusia, pelajaran mereka cenderung agak lambat bagiku." tanya Alexa Dimitri terlihat berfikir sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangguk. "Sedikit curang." jawab Dimitri Alexa menghela nafasnya dan mengerucutkan bibirnya. Dimitri menatap Alexa sejenak sebelum akhirnya bertanya. "Nona, apa anak dari Ryan itu memperlakukan mu dengan buruk?" tanya Dimitri Alexa menegakkan tubuhnya. "Hmm. Apa menatapku dengan dengusan dan sorot matanya menatapku rendah termasuk perlakuan buruk?" Alexa balik bertanya Dimitri menghela nafasnya dan mengurut dahi nya. "Tentu, Nona. Anda seorang Putri. Perlakuan seperti itu tentu saja sangat merendahkan anda." jawab Dimitri Alexa hanya tertawa hampa dan mengangguk. "Dia menatapku seperti itu. Tapi tak apa. Aku hanya seorang Putri saat berada di Darkness Kingdom. Di dunia Manusia, aku hanya orang biasa." elak Alexa Dimitri menatap Nona nya itu sebelum akhirnya kembali menghela nafas. "Apa saya harus memberinya peringatan?" "Tidak perlu. Dia tidak bersalah. Lagipula... Yang mengetahui jika aku adalah seorang Putri, hanya ayahnya. Brian sepertinya tidak mengetahui apapun tentang dunia bawah." jelas Alexa "Tapi Dimitri... Aroma darah Brian sangat menarik. Apa itu karena dia anak dari paman Ryan yang mempunyai darah murni?" tanya Alexa "Ya, Nona. Selanjutnya, Brian lah yang akan menjadi perwakilan Manusia saat rapat besar nanti." jawab Dimitri "Tapi Nona, selain karena dia merupakan keturunan darah murni.. Aroma darah seseorang juga akan terasa menarik jika dia adalah mate mu." lanjut Dimitri Alexa yang sedang menaiki tangga langsung menghentikan langkahnya. "Mate?" gumam Alexa Dia berbalik. Menghadap Dimitri tanpa mendekat. "Bagaimana sensasi ketika bertemu dengan mate?" tanya Alexa "Anda hanya akan mengetahuinya ketika anda bertemu dengannya" jelas Dimitri Alexa kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. "Semoga bukan. Dia terlihat tidak menyukaiku dan juga menyukai Sarah." gumam Alexa "Aku.. Ingin memiliki mate yang juga mencintaiku. Aku tidak ingin jatuh cinta sepihak." lanjut Alexa Kepalanya sedikit berputar. Alexa menghentikan gerakan tangannya yang akan membuka pintu. Dia memegang kepalanya yang terasa berat. "Astaga. Sepertinya aku terlalu banyak berfikir." keluh Alexa Sementara Dimitri memperhatikan nona nya dari lantai satu dengan tatapan yang sulit di artikan. Terlebih Nona nya itu terlihat sangat enggan jika Bryan merupakan mate nya. "Apa sebegitu buruknya sikap anak Ryan?" tanya Dimitri "Ya? Kau bertanya padaku?" "ASTAGA" teriak Dimitri terkejut Terlebih ketika melihat wajah Ryan yang berada tepat di samping nya. "Lain kali ketuklah pintu terlebih dahulu." ujar Dimitri datar "Tentu saja sudah. Maid disini sudah membukakan pintu dan memintaku untuk menunggu di ruang tamu. Ternyata ada kau disini." balas Ryan "Jadi?" tanya Dimitri setelah Ryan duduk dengan nyaman "Aku minta maaf atas sikap anak ku yang sangat tidak sopan." ujar Ryan "Darimana kau tahu?" "Aku ayahnya. Tentu aku tahu. Terlebih tadi dia menanyakan soal Alexa dengan nada yang tidak enak di dengar. Karena itu aku langsung menyetir mobil ku kesini." sahut Ryan Dimitri berteleport, menuju kamar Nona nya. Dan kembali bersama Alexa yang terlihat terkejut dengan kedatangan Ryan. "Loh, Paman?" "Dia bilang, akan meminta maaf karena sikap Bryan yang tidak mengenakkan" jelas Dimitri pada Alexa Alexa menatap Ryan dengan terkejut sebelum akhirnya menggeleng heboh. "Tak apa, sungguh. Lagipula, aku hanya seorang Putri saat berada di Darkness Kingdom. Bukannya sudah aku bilang jika di Dunia manusia, aku bukan siapa siapa?" ujar Alexa "Kau benar benar baik. Aku jadi semakin merasa bersalah. Aku akan meminta Brian untuk menemanimu di sekolah." sahut Ryan Ucapan Ryan membuat Alexa menelan ludahnya dengan susah payah. 'Aku akan lebih senang jika hidupku tenang tanpa mengenal Brian, Paman.'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD