bc

My Queen : Satu Cinta Tiga Hati

book_age18+
15
FOLLOW
1K
READ
HE
escape while being pregnant
fated
heir/heiress
drama
bxg
like
intro-logo
Blurb

Arsaka tergerak untuk memeluk tubuh anak laki-laki itu. Seolah rasa rindu akan seseorang terobati. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama. Karena sebuah suara membuat Arsaka dan Arsen mencari sumber suara itu.

"Arion!"

"Ibu!" anak laki-laki yang berada di dalam pelukan Arsaka bergerak turun, dan menghampiri sosok yang dia panggil dengan sebutan 'mama'.

Arsaka dan Arsen terpaku.

Luna berlari ke arah anak laki-laki yang berlawanan dengannya. Luna menggendong tubuh mungil itu ke dalam dekapannya,"Arion, jangan buat ibu panik seperti ini, kamu sudah mulai bosan?" tanya Luna melunak, Arion, anak laki-laki yang dimaksud Luna menganggukkan kepalanya patuh. Air matanya jatuh begitu saja, seolah-olah menyesal dengan apa yang dia lakukan.

"Maaf, Ibu. Lion bosan di dalam." jawabnya jujur.

"Anak baik, jangan seperti ini lagi," tegur Luna. Luna yang menyadari seseorang telah menolong Arion, menghampiri sosok yang berada di hadapannya,

"Terima kasih, sudah menolong Ri-on."

"Luna!" panggil Arsaka dan Arsen bersamaan.

Luna tertegun.

Pertemuan tiga hati yang akan terulang untuk kedua kalinya, Luna tidak bisa bersembunyi dengan tenang . Persembunyian Luna harus terkuak ketika dia bertemu dengan Arsaka juga Arsen, dua pria yang membuat Luna enggan untuk memilih. Arsaka mantan tunangan Luna dan Arsen mantan kekasih Luna, kini Luna memiliki seorang malaikat kecil yang harus dia lindungi mengesampingkan rasa ego karena Arion membutuhkan figur ayahnya.

Luna tidak ingin kedatangan Arsaka dan Arsen mengganggu kehidupannya yang damai bersama Arion. Jika saja, waktu berulang kembali, Luna akan memutar waktu untuk tidak datang ke bandara hari itu. Kehadiran Arsaka dan Arion membuat Luna gamang akan hidup. Masa lalu yang tertutup rapi, perlahan terbuka dan membuat Luna bisa kembali bersama cinta sejatinya.

chap-preview
Free preview
Arion
"Hentikan!" teriak Arsen, dia menatap nyalang ke arah kakaknya yang mendorong anak kecil di hadapan Arsaka, "Ada apa?" tanya Arsaka yang merasa tidak bersalah dengan apa yang dia lakukan. "Kamu membuat anak itu ketakutan, Kak!" tegur Arsen. "Aku tidak bermaksud seperti itu, anak ini hampir saja menginjak lantai yang basah, dia akan terjatuh nanti," jelas Arsaka yang membawa anak laki-laki yang mengingatkannya dengan Arsen kecil, ke dalam pelukannya,"dia mirip dengan kamu," imbuh Arsaka yang kini mencubit pipi gembul yang tampak menggemaskan, "Tsk, apa aku perlu kembali ke masa kecil kita dulu?" tanya Arsen, dia enggan menatap anak laki-laki yang berada di dalam kuasa Arsaka. "Tidak. Cukup aku dipusingkan dengan satu adik laki-laki yang menyebalkan seperti kamu. Aku tidak butuh adik laki-laki, aku butuh keponakan laki-laki," jawab Arsaka yang membuat Arsen menatap horor ke arah Arsaka. Sungguh, anak laki-laki ini, sangat menggambarkan Arsen kecil, kecuali matanya, mata teduh yang tidak dimiliki Arsen. Arsaka tergerak untuk memeluk tubuh anak laki-laki itu. Seolah rasa rindu akan seseorang terobati. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama. Karena sebuah suara membuat Arsaka dan Arsen mencari sumber suara itu. "Arion!" "Ibu!" anak laki-laki yang berada di dalam pelukan Arsaka bergerak turun, dan menghampiri sosok yang dia panggil dengan sebutan 'mama'. Arsaka dan Arsen terpaku. Luna berlari ke arah anak laki-laki yang berlawanan dengannya. Luna menggendong tubuh mungil itu ke dalam dekapannya,"Arion, jangan buat ibu panik seperti ini, kamu sudah mulai bosan?" tanya Luna melunak, Arion, anak laki-laki yang dimaksud Luna menganggukkan kepalanya patuh. Air matanya jatuh begitu saja, seolah-olah menyesal dengan apa yang dia lakukan. "Maaf, Ibu. Lion bosan di dalam." jawabnya jujur. "Anak baik, jangan seperti ini lagi," tegur Luna. Luna yang menyadari seseorang telah menolong Arion, menghampiri sosok yang berada di hadapannya, "Terima kasih, sudah menolong Ri-on." "Luna!" panggil Arsaka dan Arsen bersamaan. Luna tertegun. Apa yang dia takutkan selama empat tahun ini terjadi. Pria yang dia tidak ingin ada di dalam dunia Luna, kembali. "Kalian?" "Luna!" Arsaka bergerak lebih dulu dan memeluk tubuh Luna. Arsen hanya menatap Luna dalam diam. Arsen memilih untuk tetap di tempatnya. Arsaka membawa Luna ke sebuah cafe yang berada tidak jauh dari tempat mereka bertemu. Arsen memilih untuk mengikuti kakak dan wanita yang pernah dia cintai dulu. Wanita yang membuat Arsen menjadi pria b******k. "Luna, kemana saja kamu selama ini?" "Aku-," "Tentu saja dia bersenang-senang, Kak. Bukankah sudah jelas? Kenapa kakak, ajak wanita ini untuk duduk bersama dengan kita?" tanya Arsen sengit yang memotong Luna untuk menjawab pertanyaannya. "Arsen!" "Apa aku salah bicara?" "Tsk, kalau kakak belum selesai dengan wanita ini. Lebih baik, kita kembali ke kantor secara terpisah," jawab Arsen yang beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Arsaka serta Luna. Luna menundukkan kepala, dia mencoba menahan air matanya. Dia tidak ingin menangis dan membuat pertahanannya runtuh. Luna harus kuat demi Arion. "Maafkan, Arsen." pinta Arsaka, "Aku tau, Kak," "Jadi, apa kamu ingin menjelaskan kemana kamu pergi selama 4 tahun ini?" "Aku, aku bekerja," "Lalu, kamu menikah?" "Apa aku harus menjawab hal itu, Kak?" "Siapa pria beruntung yang menikah dengan kamu, Luna?" Luna tersenyum, dia menatap netra Arsaka yang terluka karena kenyataan yang Luna sembunyikan selama 4 tahun ini. Bahkan, Luna tidak berani mengatakan kenyataan itu sekarang, Arsaka terlalu baik untuk mengetahui kejadian itu. Sungguh. "Kak, aku belum bisa menjawab pertanyaan itu sekarang, aku harus membawa Rion ke rumah," "Boleh aku antar kamu pulang?" Luna menggelengkan kepala,"tidak. Jangan membuat reputasi Kakak buruk karena aku, aku tidak pantas untuk itu. Cukup sekali Kakak melakukan hal itu. Jangan buat aku melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya," jawab Luna sembari menggendong Arion yang menatap tanya ke arah sang ibu, pasalnya dia baru saja memakan beberapa suap ice cream favoritnya. ** Arsen tiba lebih dulu di kantor. Dia membanting pintu saat menutup ruangan dengan kasar. Tentu saja, hal itu menarik perhatian Rama , sahabat Arsen yang menunggu kedatangan Arsen. Mereka memiliki janji temu untuk membahas hobi Arsen beberapa tahun terakhir. Rama segera masuk ke dalam ruangan Arsen, Rama tidak ingin Arsen melampiaskan kekesalannya pada hal yang salah. "Arsen, apa ada masalah?" tanya Rama panik. "Dia kembali," "Siapa?" Rama tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Arsen. Arsen menatap tajam ke arah Rama, Rama menelan ludah kasar. Tidak seharusnya dia bertanya akan hal itu. Seharusnya Rama tahu, jika pemilik sorot mata tajam itu, akan bereaksi pada seorang wanita, Laluna Arunika Sasmita, mantan tunangan Arsaka sekaligus wanita yang dicintai Arsen. Ya, Arsaka dan Arsen mencintai wanita yang sama. Wanita yang membuat mereka berdua menjadi gila, hanya mendengarkan nama ataupun suaranya. Wanita yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak tanpa memberikan kesempatan kepada Arsen untuk kembali dan membuktikan rasa cinta yang Arsen miliki untuk Luna. "Luna, dia kembali," jawab Arsen datar,"aku akan menghancurkan Luna. Aku akan membuat dia merasakan apa yang aku rasakan," "Arsen! Bukankah semua sudah berlalu?" "Tidak! Aku tidak ingin dia bahagia." Rama menghela nafas panjang. Dia tahu, Arsen belum bisa melupakan Luna. Rama memilih untuk meninggalkan Arsen sendiri. Hanya itu yang bisa dia lakukan, dan seperti biasa Arsen akan melampiaskan dengan minuman yang mengandung alkohol di atas meja oval yang berada tidak jauh tempat Arsen berdiri. "Sialan!" umpat Arsen yang kini menatap dirinya di pantulan kaca. Arsen merutuki kebodohannya yang masih saja terluka akan masa lalu. ** Luna mengecup kening Arion, kemudian dia menutup pintu kamar Arion dengan hati-hati. Dia tidak ingin Arion terbangun dan membuat pernyataan yang membuat Luna diinterogasi Keysa, sahabat baik Luna. Keysa menatap Luna yang tampak pendiam hari ini, sejak mereka berdua pulang dari galeri, Luna tampak tak banyak bicara. "Kamu kenapa, Luna?" Luna terkesiap,"aku hanya sedikit lelah," dusta Luna, "Oh, kalau begitu makan dulu!" pinta Keysa yang saat ini sedang menikmati ramen di hadapannya. "Hm," "Rion sudah kamu daftarkan sekolah?" "Hm," "Luna, ada apa? Jangan hanya mengatakan'hm' saja. Aku tau kamu sedang menyembunyikan sesuatu!" tandas Keysa, "Aku bertemu dengan dia," "Siapa?" "Ayah Arion," "Apa!" "Key! Pelankan suara kamu, jangan buat Arion bangun." "Lalu, apa mereka, eh, maksudku, apa dia tahu jika Arion anak kamu?" "Tidak, dia tidak tahu. Bahkan dia enggan menatap Arion." jawab Luna sendu, "Apa kamu ingin dia tahu?' Luna menggelengkan kepala,"tidak. Aku tidak ingin dia tahu. hanya dia yang aku miliki sekarang, aku tidak ingin dia merebut Rion. Sungguh," jelas Luna nyaris mengeluarkan air mata, "Lalu, apa yang kamu inginkan?" "Aku tidak menginginkan apapun dari mereka. Aku tau, aku menorehkan luka di hati mereka berdua, aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama," "Tidak, kamu tidak salah Luna, jangan salahkan diri kamu sendiri, kamu sudah cukup hidup menderita selama 4 tahun terakhir. Jangan hukum diri kamu, kamu berhak bahagia." ungkap Keysa sembari menggenggam tangan Luna, sahabatnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

BELENGGU

read
65.3K
bc

Hasrat Istri simpanan

read
9.7K
bc

After That Night

read
10.3K
bc

The CEO's Little Wife

read
632.0K
bc

Revenge

read
19.6K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
57.0K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook