Ada sebuah novel yang di gemari baru-baru ini, judulnya adalah 'I Need' dan novel itu memang cukup bagus apalagi dengan perkembangan karakter yang perlahan tapi pasti serta Ending yang cukup menarik, satu-satunya kekurangannya adalah bahwa novel ini terlalu banyak membuat karakter yang berada di dalamnya mengalami kematian yang tragis.
Salah satu yang paling di sayangkan adalah kematian dari sang Kakak MC itu sendiri, di mana ia di ceritakan sebagai seorang penurut muda dan berbakat namun mati dengan cara di Lingchi karna tuduhan penggelapan dana dan provokator dari sebuah organisasi pembelot.
Kematian yang lain adalah kematian dari sang Antagonis utama, hal yang membuat sedikit lebih membuat lega hanya karna dirinya mati dengan cara yang pantas setelah sekian banyak luka yang pernah di alami dirinya sebelum itu.
Sangking banyak peminat dari novel ini kini ia sudah di adaptasi menjadi animasi dan life action. Sebenarnya pria itu juga berencana untuk menontonnya, itu sebabnya setelah pulang kerja ia membeli banyak sekali cemilan dan beberapa bir.
Saat dirinya tengah menonton film itu di mana banyak di perankan oleh pemuda tampan dan kuat ia kembali merasa kesal karna banyak hal yang terjadi. bukankah menyenangkan jika bisa di kelilingi oleh orang tampan? dan bukannya seorang bos yang botak dan pemarah!!!
Pria itu kembali menegak bir dan yang tidak ia sadari sepertinya dirinya tertidur di sana.
_____________________
Saat netra biru itu terbuka ada jejak air yang mengalir dari matanya, sedikit serak dan panas membakar tenggorokannya serta sakit hatinya yang tidak bisa membuat ia berhenti terisak, hal pertama yang dilihatnya adalah tangan putih yang sangat pucat dan kecil tengah tertaut mencoba berdoa, sedikit bergetar dengan rasa dingin di ujung-ujung jemari tangannya.
Hal kedua yang ia sadari adalah peti mati di hadapannya, peti itu terbuat dari kayu yang sangat kuat serta ukiran indah dan hawa dingin yang di hasilkan dari kayu tersebut membuat mayat di dalamnya tidak akan membusuk.
Dan hal terakhir yang entah bagaimana cara ia bisa mengetahuinya adalah ini merupakan prolog dari novel 'I NEED' tepatnya pada bagian "mata biru yang rusak".
Secara tidak langsung ia mengerti bahwa ia telah memasuki novel itu dan buruknya ia telah menjadi tokoh utama dari cerita itu sendiri, di mana satu gerakan yang salah akan membuat endingnya berubah.
Di tahun itu ada dua hal besar yang terjadi dan menjadi awal mula perubahan kepribadian pada MC, pertama adalah kematian dari Ibu MC dan yang kedua adalah keberangkatan Kakak MC menuju akademi khusus bangsawan.
"Tuan? Tuan Ares? Tuan sebaiknya Anda berhenti meratap, Nyonya akan marah jika tau Anda meratapinya seperti ini"
"Hiks.... Biarkan aku seperti ini dulu Dean, biarkan aku begini sebentar lagi" Ucap Ares di antara Isaknya, setidaknya itulah yang 'Ares asli' katakan saat dirinya masih membaca novel tersebut.
Nyatanya dirinya sedang memikirkan apa yang terjadi sebenarnya.
Tepat tinggalnya sekarang adalah Benua Zeikon di mana sihir dan mitos adalah nyata, tempat ini di tinggali para manusia, Elf dan banyak suku lainnya, ada juga beberapa monster yang berkeliaran di hutan, burung Phoenix yang langka serta ras naga yang perkasa.
Berbagai macam sihir dapat di pelajari di sini terkecuali untuk sihir tipe kegelapan, alasannya tentu saja karna itu akan merugikan diri sendiri dan orang lain, untuk membangkitkan sihir tipe ini dibutuhkan pengorbanan darah yang sangat banyak, para tumbal sebagai sesembahan.
Dengan adanya sihir banyak hal yang dapat di lakukan oleh manusia, singkat kata teknologi di gantikan dengan sihir di sini.
Ares adalah anak yang memiliki berkah kekuatan sihir tinggi namun karna kematian Ibunya ia menolak untuk keluar dari dalam kamar serta telah berhenti sepenuhnya dari bertemu seseorang sampai pada akhirnya dunia yang dia tempati mulai hancur.
Banyak hal yang harus dia ubah termasuk kematian yang akan menimpa Kakaknya, serta kalau memungkinkan ia ingin menghentikan kehancuran kerajaan.
"Tuan Ares?" Ares berdiri, netra birunya yang jernih menatap tepat ke arah Dean berada, dengan kaki gemetar anak berusia 9 tahun itu mulai keluar dari bangunan tersebut, saat ia membuka pintu hal yang tidak ada dalam novel terjadi.
Sebuah pelukan hangat dan erat terasa pada dirinya serta sesenggukan dari orang yang tengah memeluknya itu, tengkuk Ares terasa basah dan panas membuat air matanya mulai mengair lagi, jelas Ares tau siapa orang ini, orang yang paling ingin Ares bahagia, orang yang rela melakukan apapun demi bisa membuat dirinya tersenyum.
"Kak Lucas?"
"Maafkan aku Ares, maafkan aku........... Kakak tidak bisa menjaga Ibu dengan baik, Andai Kakak di sana, andai Kakak hiks...... kau boleh membenci Kakak tapi jangan lukai dirimu lagi, jangan Ares" Lucas memeluk adiknya itu kuat, ia bahkan tidak bisa lagi berhenti menangis.
Namun Ares sadar penyebab tangisan itu bukan murni karna kematian Ibunya dan sebenarnya di sebabkan oleh percobaan bunuh diri yang Ares lakukan baru-baru ini, mungkin Lucas terlalu takut untuk kehilangan dirinya, toh mereka berdua bukan di lahirkan dari Ibu yang sama.
Ayahnya saat ini memiliki tiga istri, Istri yang pertama adalah Dianne yang melahirkan Etheline dan Lucas, Istri kedua adalah Alice yang melahirkan Ares, dan istri ketiga adalah Rea yang melahirkan Daniel dan Cerry.
Etheline Kakak pertamanya kini sudah memasuki pasukan militer milik kerajaan, Lucas tahun ini baru akan masuk akademi, Ares ia sudah berhenti dari kelas berpedangnya, Daniel yang mengikuti kelas berpedang karna Ares sepertinya masih nyaman di sana, dan di umur Cherry yang baru tiga tahun ia sudah bisa menceramahi Ares panjang lebar.
Kedua Ibu tirinya bukanlah jenis orang jahat seperti di kebanyakan drama-drama, mereka sangat menyayangi Ares bahkan mungkin orang yang sebenarnya menginginkan kematian untuk dirinya adalah Ibu kandungnya sendiri.
"Kakak berhentilah menangis, Aku janji tidak akan melakukan itu lagi"
"Kau pembohong Ares hiks..."
"Aku berjanji" Lucas melepas pelukannya, ia menatap anak dengan surai silver dan netra biru di hadapannya mencoba mencari kebohongan di sana.
"Aku Janji...."
"Kalau begitu apa kau mau makan malam dengan Kakak di luar, mungkin itu akan membuat Mood mu lebih baik?"
"Boleh, tapi tanpa penjaga..."
"Kita menyamar?"
"Iya"
"hehe oke"
Lucas tersenyum, netra birunya tampak bercahaya serta surai pirang itu membuat ia terlihat sangat tampan dan cocok sebenarnya wajahnya terlihat tegas namun ia memiliki sisi lemah lembut yang jarang orang tau, biasanya sisi itu hanya muncul saat ia sudah mempercayai orang sepenuh hatinya atau menyukai seseorang.
Untuk Ares ia telah mempercayai serta menjadi kesayangan sehingga apapun yang di inginkan adik kecilnya itu ia akan berusaha untuk mengabulkannya walaupun itu hal yang tidak mungkin, di dalam novel telah di katakan seandainya Ares saat itu meminta Ibunya untuk kembali hidup mungkin dengan senang hati Lucas akan mempelajari sihir kegelapan.