Ch. 2 - Pasar Malam

1044 Words
Ares tidak tau bagaimana jalan-jalan itu bisa terjadi namun di sinilah dia, di salah satu jalanan paling padat di erlios. "Aku tidak tau kalau di sini ada pasar malam" ucap Ares sambil membenarkan tudung yang dikenakannya. "Jalan ini selalu ramai pada malam hari, tujuh belas hari dari sekarang lebih ramai, ada perayaan lampion untuk memperingati kelahiran serta kematian Ratu Estares III, Kakak berencana untuk mengajakmu saat itu tapi sekolah sudah di mulai jadi itu tidak memungkinkan" "Kau mau makan atau liat opera dulu? Ada pertunjukan bagus di sana" Lucas membantu membetulkan tudung yang di pakai adiknya, senyuman pemuda itu mengembang membuat siapapun yang melihatnya pasti akan merasa tenang. Ares kembali berfikir bagaimana mana bisa seseorang melakukan hal jahat pada Lucas yang selembut ini? Orang ini bahkan tidak mungkin membunuh semut jika tidak ada orang lain yang memerintahkan dirinya untuk melakukannya. Malam itu Lucas menarik Ares kemanapun, mereka menonton opera yang bercerita tentang seorang gadis yang bertemu dengan Phoenix, sebenarnya itu adalah dongeng yang cukup populer apalagi di Erlios, mereka menganggap bahwa itu nyata dan mengangkatnya sebagai legenda. Selain itu banyak juga panggung yang memamerkan keterampilan sihir, ada sihir api yang bisa membentuk gambaran Phoenix kecil, sihir es yang membuat banyak patung es dengan detail yang nyata, sihir air yang membuat ikan terbang menjadi pertunjukan utamanya dan banyak lagi. Banyak kios yang menjual makanan ringan di sana, hingga membuat Kakak beradik itu bingung harus membeli yang mana dulu. "Kakak akan memberikanmu beberapa makan ringan, kamu masih belum mau makan malam kan?" "Benar" "Hhhhhh sepertinya ini akan menjadi makan tengah malam" "Hehe itu kan tidak seburuk itu" "Tunggu di sini, jangan ke mana-mana, Kakak akan segera kembali" Lucas pergi menjauh, hanya punggungnya yang terlihat sekarang, itu cukup menakutkan saat mengingat bahwa orang itu akan mati dengan cara yang tidak manusiawi. Sebelum masuk kedalam novel Ares adalah adalah anak yang di lahirkan dari keluarga yang berantakan, orang tuanya selalu bertengkar setiap waktu karna masalah uang. Pernah ada satu waktu di mana Ares hampir di jual untuk menjadi pekerja seks namun untungnya hal itu tidak terjadi karna Kakaknya tidak mengizinkannya, sebagai gantinya seluruh keluarganya itu menyalahkan dirinya untuk apa yang terjadi. Ares punya seorang Kakak laki-laki yang akan pulang dalam keadaan mabuk setiap malam, orang itu akan mendatangi kamar Ares hanya untuk menjadikannya samsak tinju, atau dalam beberapa kejadian sebagai pemuas hawa nafsu. Kakaknya adalah seorang mahasiswa di Universitas ternama, ia bisa berhasil sampai sana karna kecerdasan dan bakatnya sehingga kedua orangtuanya sangat sayang padanya, mereka akan membiarkan orang itu melakukan apapun yang ia inginkan tanpa pernah membatasinya. Itu sebabnya orang tua mereka membiarkan Kakaknya melakukan apapun padanya, tidak pernah sekalipun dalam hidupnya tubuh kecil dan ringkih itu tidak memiliki luka dan lebam, mungkin saat ia masih bayi ia tidak memilikinya tapi siapa yang tau? Ares juga tidak ingat kejadian saat ia masih kecil. Saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas, Kakaknya membawa banyak sekali temannya kerumah dan ada kue ulang tahun juga di sana, sebagai seseorang yang tidak pernah mencicipi makanan enak Ares hanya menerimanya dengan bahagia. Siapa yang tau bahwa makanan dan minuman yang Kakaknya bawa mengandung afrodisiak dalam dosis tinggi? Dalam keadaan panas tubuhnya meningkat banyak hal yang telah terjadi, senyuman dan tawa girang yang bisa ia dengar serta rasa sakit yang ia rasakan bercampur dengan lembabnya udara serta suara-suara yang memekakkan telinga. Hal yang paling menyakitkan dari semua itu adalah saat orang tuanya melihatnya di perlakukan seperti itu mereka hanya menatap sinis dan merendahkan kearahnya, itu seperti hal itu memang cocok untuk dirinya, terkadang Ares akan berfikir apakah ia memang anak mereka? Entah berapa kali mereka melakukannya, intinya saat bangun dari pingsannya tubuh pemuda itu terasa terbelah dan berat, saat itu ia menangis terisak namun berusaha agar tidak ada suara yang lolos dari bibirnya, Ares ingin mati tapi ia terlalu takut untuk bunuh diri. Ares melihat seberapa berantakan nya ruangan itu, serta teman-teman Kakaknya yang tidur dalam keadaan tak memakai pakaian. Ares sakit! Dalam keadaan marah dan frustasi jika ia memang harus mati setidaknya ia harus membawa orang lain bersamanya kan? Dalam kegelapan malam itu sebuah api besar melahap rumahnya, hampir tidak ada yang selamat dari kejadian itu namun entah anugrah atau apapun hanya Ares yang berhasil di selamatkan walau beberapa bagian tubuhnya terbakar. Tidak ada seorangpun yang menyalahkan dirinya atas kejadian itu, entah karna tidak tau atau apa namun saat berita itu viral (yang tertulis di artikel hanya seorang pemuda yang selamat dari kebakaran besar) semua orang mendukung dan membantunya untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Kembali pada masa kini, hal itu membuat Ares ingin melindungi Kakaknya apapun yang terjadi, rasa sayang dari keluarga yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya benar-benar tercurah banyak disini, Ares hanya ingin menjaga perasaan itu saja untuk waktu yang sangat lama. "Kakak benar-benar pergi dalam waktu yang lama, hehe liat dia! Ia benaran ikut mengantri di sana" Ares yang tengah duduk di bangku melihat hal itu sambil tertawa kecil, seberapa beruntung kehidupannya kali ini? Dalam kesendirian nya itu samar-samar ia mendengar suara yang cukup akrab di telinganya, tidak jauh dari sana dan untuk mengetahui apakah itu benar atau tidak Ares melangkah ke sumber suara. Suara itu berasal dari dalam gang yang gelap dan sempit hanya cahaya bulan yang meneranginya, dari tempat itu bunyi nyanyian dan hiburan hanya sayup-sayup terdengar. Saat Ares sudah melangkah cukup dalam hal pertama yang di dengarnya adalah makin dan sumpah serapah, setelah itu ia melihat ada anak yang sedang di rundung beberapa anak yang jauh lebih besar darinya. Beberapa pukulan dan tendangan terdengar nyaring, serta suara minta tolong dan kata ampun yang di ulang-ulang. "Apa yang kalian lakukan? Hentikan itu" ucap Ares sambil berjalan kearah mereka. "Siapa kau?! Jangan ikut campur" salah satu anak berteriak lantang kepadanya. "Kalian tau? Aku selalu ingin membakar orang-orang dengan watak seperti itu, jika kalian tidak pergi sekarang aku akan membunuh kalinya semua" Ares berdecih, ia mengeluarkan sihir api yang lumayan besar dari tangannya, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa seorang bangsawan dapat puluhan kali lipat memiliki sihir yang besar, hal itu membuat mereka lari terbirit-b***t. Pasalnya jika bukan di bakar oleh api jika ia bukan keluarga bangsawan dan jika ia keluarga bangsawan paling buruk mereka akan di seret menuju mansion milik keluarga Ares, Anak-anak itu hanya berharap gelapnya tempat itu membuat Ares tidak dapat melihat wajah mereka dengan jelas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD