bc

Blood Sugar

book_age18+
499
FOLLOW
1K
READ
family
confident
doctor
brilliant
single daddy
regency
realistic earth
like
intro-logo
Blurb

Rey seorang duda tampan. Ia berprofesi sebagai dokter umum yang membuka praktek di klinik swasta Elite Palma. Rey memang memiliki banyak pasien. Tidak hanya para gadis tetapi, banyak tante genit yang kesengsem dengan ketampanan dokter itu.

Entah kenapa ada sedikit obat semangat jika ketemu dengan oppa dokter. Senyuman mengembang dari dokter muda membuat para wanita klepek-klepek. Senyuman manis bak gula aren, membuat para janda jatuh cinta dan mendadak sakit dan bahkan pingsan ketika bertemu dengannya. Tentu saja itu hanya akal-akalan dari mereka karena ingin di sentuh dokter tampan. Ada saja cara yang dilakukan penghuni kompleks untuk bisa bertegur sapa dengan oppa dokter.

Dokter Rey ternyata sudah memiliki pacar yang sangat cantik dan muda. Tapi itu tidak menjadi halangan bagi kaum hawa untuk terus menggoda. Kelakuan lucu dari empat wanita dewasa dan hot yang memiliki julukan 'mak senggol klepek' membuat suasana kompleks perumahan terlihat ramai.

Bagaimana aksi empat janda genit yang bersaing untuk mendapatkan hati sang dokter tampan.

Ikuti kejahilan mereka dalam mengerjai pacar sang dokter.

Simak cerita komedi romantis dewasa yang membuat pembaca tertawa ngakak.

chap-preview
Free preview
Sekapur Sirih
1. Reyhan Andrinof Chaniago Putra Tahta (27 tahun) tampan, ramah, humoris dan berwibawa. 2. Dafhina Putri Maharani (24 tahun) sederhana, cantik, muda yang berprofesi sebagai dokter anak. 3. Geng mak senggol klepek a. Saidah Nuraini (27 tahun) janda kembang dari Padang. b. Wanda Ajeng Riyani (27 tahun) janda kembang dari Jawa. c. Ela Pitaloka (25 tahun) janda kembang dari Sunda. d. Munaroh Juwita Sari (27 tahun) janda dari Betawi. 4. Epyardi Asad (30 tahun) humoris dan ramah. 5. Himan Erwin (27 tahun) galak dan keras. 6. Bagus Encik (35 tahun) ramah, lucu dan bijaksana. Pak RT Perumahan Elite. 7. Ayu Risma tungadi (30 tahun) galak, cerewet. Ibu RT Perumahan Elite. 8. Cantika Putri Encik (7 tahun) lucu, imut. Anak pak RT. 9. Cece Li Wei Xin Qian (42 tahun) genit dan baik. Sore di klinik kesehatan begitu ramai dengan pasien yang menunggu giliran di panggil ke ruang periksa. Aku baru masuk ke klinik, tentu saja harus antre melakukan pendaftaran. Tengok kanan kiri tak ada tempat duduk yang kosong. Sekarang memang baru setengah lima tentu saja ruangan dokter masih kosong, karena buka praktek memang jam lima. Duh, antrian segitu panjangnya, bisa pulang malam. Tapi gak apa-apa kok, asalkan dapat giliran ketemu dokter, gumam ku. Aku sadar memiliki indera penciuman yang tajam, bisa saja hidungku mengendus parfum laki yang mahal. Sudah pasti yang makai wangi itu bukan sembarang laki. Aku sedikit mengendus di balik masker putih yang aku kenakan. Untung aman bisa bersembunyi di balik penutup mulut dan hidung ini. Aku bilang aman karena tidak ada yang bakal tahu jika hidung ku bergerak tergoda aroma wangi itu. Pandangan ku tertuju di sebelah kiri ku. Lagi-lagi ketemu dengan oppa korea, maksudnya dokter ganteng. Dia sibuk mengecek buku catatan pasien rawat inap. Seperti biasa sebelum menangani pasien rawat jalan, dia akan memberikan resep untuk pasien yang di rawat di tempatnya. Laki-laki itu berdiri dengan gagah dan memakai jas putih dan celana coklat muda yang stylish. Dokter itu juga mengenakan dobel masker. Meskipun beberapa kali ke sini aku belum pernah lihat dia tanpa masker. Penasaran itu pasti. Tapi jangan panggil namaku jika tidak bisa memvisualisasikan dokter muda itu. Tapi aku yakin dari baunya itu pasti laki-laki ganteng. Orang tuanya pasti bangga sekali punya anak masih muda tapi sudah jadi dokter. Aku yakin jika temanku ada di sini, pasti dia akan ngiler lihat brondong rasa keju yang hangat dan meleleh. Memang dia itu masih terlalu imut untuk menjadi seorang dokter. Aku jadi khawatir bagaimana kalau ketemu pasien yang centil cantiknya maksimal seperti janda-janda itu, gimana jika mereka kecanduan minta di suntik sama oppa dokter. Bisa-bisa banyak pasien yang meriang jika tidak ketemu sama dia. “Eh mba mau periksa ya?” Seseorang membuyarkan lamunanku. Aku tatap wajahnya hanya matanya yang terlihat. Aku tahu dia laki-laki yang biasa saja. Jelas masih ganteng dokter itu. Itulah aku dalam keadaan seperti ini masih saja sempat melucu dengan batinku. “Oh iya Om,” jawabku. “Mba aku sudah gak tahan berdiri, bisa saya antri untuk tensi,” pintanya. “Oh silahkan jika mau duluan, nanti saya habis Om gak apa-apa,” sahutku. “Makasih ya Mba,” ucapnya. “Sama-sama,” sambil tersenyum dan mempersilahkan orang itu. Aku mundur dua langkah berpindah posisi di tempatnya dan orang itu segera pindah di posisiku. Aku mengalah untuk dia yang aku lihat lebih sakit parah di bandingkan aku yang datang hanya untuk cek kesehatan dan suntik vitamin. The full story is on other platforms.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook