Bab 1. Kejutan

1212 Words
Desahan samar terdengar menyatu dengan irama malam yang menggantung di udara kamar hotel mewah itu. Lampu remang menyebarkan cahaya lembut, membelai kulit mereka seperti kelopak cahaya dari bunga bulan yang mekar perlahan. Di atas ranjang berlapis seprai satin, tubuh pria itu menggelinjang ringan, seperti ombak kecil yang digelitik angin. Suara beratnya pecah di antara cengkeram waktu. "Lagi, Sayang! Ayo lebih cepat!" Wanita di atas tubuhnya, seorang bidadari malam dengan siluet mungil dan rambut terurai seperti tirai sutra hitam, menggiring langkah terakhir menuju puncak permainan. Geraknya berubah ritmis, semakin liar, bagaikan penari dalam ritual rahasia. Sampai akhirnya segalanya pecah menjadi keheningan yang memuaskan. Wanita itu turun perlahan, senyum mengembang seperti bulan sabit yang puas melihat malam ditaklukkan. Cassandra Belinda, sang primadona malam, tak pernah gagal membuat siapa pun luluh dan terjerat. "Bayaranku tidak sedikit," gumamnya pelan sambil meraih sebatang rokok dari meja kaca. Api menyala di ujungnya, menghidupkan bara kecil yang menyala di antara bibir merahnya. Asap keluar seperti bisikan misterius dari masa lalu, melayang malas di antara bayangan dan cahaya. "Aku minta tips lebih. Malam ini terlalu indah untuk dibayar murah." Pria itu—berusia dua kali lipat dirinya, dengan rambut menipis dan mata yang diselimuti ambisi duniawi—tertawa kecil dan mengetik sesuatu di ponsel. "Tenang, Sayang. Aku tidak akan pelit padamu. Anggap saja, ini bentuk terima kasih karena kau sudah membawaku terbang jauh malam ini." Suara notifikasi masuk terdengar. Cassandra mengambil ponselnya dari tas mungil yang menggantung di kursi. Begitu matanya membaca nominal yang masuk, wajahnya berseri. Hatinya mengembang seperti mawar yang baru disiram embun. "Nominal yang manis," ucapnya sambil melemparkan tatapan menggoda. "Kalau ingin menghubungiku lagi, jangan lewat Mami. Aku ingin bayaran penuh, bukan yang sudah dipotong." Pria itu tertawa dan mengangguk. "Aku akan mengirim hadiah juga. Barang-barang yang pasti disukai wanita sepertimu. Kirimkan saja alamat apartemenmu." Cassandra menyipitkan mata, menyentuh pipinya sendiri, lalu mencondongkan tubuh dan mengecup bibir pria itu dengan manis. "Terima kasih. Aku akan menantikan kirimanmu. Senang berbisnis denganmu." Senyum penuh kemenangan terpatri di wajahnya saat ia melangkah meninggalkan ranjang yang kini dingin. Cassandra tahu betul siapa dirinya—seorang wanita yang lahir dari kerasnya dunia, tapi berhasil berdansa dengan takdir. Di balik pesona dan aroma parfum mewah, ada cerita hidup yang tak pernah ia bagi, bahkan pada bayangan di cermin. Usia pria tersebut terbilang sudah tua. Dia mengenal Cassandra dari rekan bisnisnya. Karena frustasi tidak bisa menyalurkan hasratnya ke istri yang sudah menua, pria tersebut mencari pelampiasan lain dan dia sudah menemukan wanita yang pas dan dia adalah Cassandra. "Sama-sama, kasih tahu jika butuh apapun," jawabnya. Cassandra menganggukkan kepala dan pergi dari hadapan si pria. Benar-benar rezki nomplok untuknya. Cassandra berlalu meninggalkan hotel mewah. Hotel tempat dia melayani p****************g. Hidup kekurangan dan jauh dari kata senang, membuat Cassandra harus menjalani hidup seperti ini. Cassandra pergi ke club malam yang ada di hotel tersebut. Kali ini, Cassandra ingin menghibur dirinya. Cassandra yang sudah di club segera duduk dan menatap ke arah bartender sembari tersenyum kecil. "Cassandra, kenapa dengan wajahmu? Apa kamu bahagia mendapatkan klien besar malam ini. Atau klienmu diambil Morin?" tanya salah satu bartender yang cukup mengenal dirinya. Cassandra menjadi tamu VVIP di club malam tersebut. Dia di kenal sebagai wanita malam yang high class. "Morin? Dia tidak akan bisa menandingi aku. Aku ini terkenal dan banyak yang menyukaiku, gaya bermainku di ranjang tidak bisa diragukan dan aku juga tidak akan kalah darinya. Termasuk kecantikanku, ingat itu," jawab Cassandra dengan angkuh mengatakan hal itu. Mendengar perkataan Cassandra, membuat sang bartender tersebut tersenyum. Dia percaya dengan apa yang Cassandra katakan. Karena, saat ini banyak pria menatapnya. Kecantikan Cassandra benar-benar menghipnotis para pria. "Aku percaya itu, kamu benar-benar menggoda iman pria, Sandra," sahut sang bartender. Sedangkan, di club yang sama, pria berwajah datar dan dingin meneguk minuman berkali-kali dan tatapannya fokus ke depan. Dirinya masih mendengar apa yang pria satunya bicara. "Yakin dengan apa yang kamu sampaikan itu?" tanyanya. "Yakin, Tuan. Saya sangat yakin dan tidak akan pernah berbohong dengan Anda. Kalau Tuan tidak percaya, Tuan bisa datang ke kamar ini. Tapi, jika Tuan tidak mau, ya sudah. Saya tidak akan memaksa," jawab si pria satunya. Zayn Alejandro Aguero dialah pria yang meragukan informasi yang diberikan oleh pria yang saat ini duduk di depannya. Zayn, seorang pengusaha terkenal, tampan dan dirinya sudah memiliki seorang istri yang bekerja sebagai model. Akan tetapi, saat ini Zayn mendapatkan kabar jika sang istri yang dia nikahi 8 tahun lalu selingkuh dengan produser televisi dan pemilik club malam ini. "Tidak perlu. Aku akan mengikuti apa yang sudah dia lakukan. Aku akan membalasnya," jawab Zayn ke pria yang duduk di depannya yang tidak lain asisten sekaligus sahabat baiknya. "Zayn, aku sudah tidak tahu harus berkata apa. Saat ini, kamu itu terlalu bucin dengan wanitamu. Dan dari 8 tahun lalu, aku sudah katakan, dia itu bukan wanita baik. Kamu tetap kekeh mengatakan akan membalasnya. Tapi, apa? Mana buktinya? Tidak ada. Apa karena dulu sebelum menikahi dia kamu katakan sudah tidur dengannya, hingga dia meminta tanggungjawab darimu. Karena itu, kamu masih bersamanya karena rasa bersalahmu itu. Apakah kamu tidak merasakan, kalau dia sebenarnya sudah menipumu? Jangan jadi pria yang tidak punya harga diri Zayn. Cari wanita lain dan membuat dia menderita. Buktikan, kata-katamu itu," sahut sang sahabat, bernama Oscar Marquee. "Maksudmu, apa?" tanya Zayn. Helaan napas Oscar terdengar berat. Dia berdiri dan duduk di dekat Zayn dan menepuk pundak Zayn. "Kamu pengusaha hebat, siapa yang tidak kenal denganmu. Wanita manapun rela melempar diri mereka ke ranjang demi menarik perhatian darimu. Nah, kamu manfaatkan itu jangan bicara aku akan membalasnya, buktikan padaku jika kamu mau membalaskan dendammu itu. Cari wanita yang bisa memuaskanmu, tapi jangan ada cinta diantara kalian hanya untuk kepuasaan tidak lebih. Mudah bukan. Tapi, jika ada cinta, tidak apa juga, aku akan dukung," jawab Oscar menatap lekat sang sahabat sambil menaikkan alisnya. Zayn, menghela napas. Dia berkata seperti itu hanya kamuplase saja. Pada nyatanya, dia pria setia dan cintanya hanya pada satu wanita yaitu Mauren Isabella. "Aku cinta dengan Isabella. Dia wanitaku, selamanya dia wanitaku," sahutnya. Mendengar jawaban dari Zayn membuat Oscar menepuk keningnya. Nama panggilan kesayangan Zayn ke Muaren adalah Isabella. Jadi, tidak ada yang boleh memanggilnya Isabella ke Mauren selain Zayn. "Apa katamu? Wanitamu? Wanitamu sudah selingkuh Zayn. Dan bukti yang aku berikan sudah jelas, Zayn. Buka matamu, kamu benar-benar ... Akh! Sudahlah, tunggu sebentar," balas Oscar yang geram dengan sahabatnya ini. Oscar mengambil ponsel dan mencari sesuatu di ponselnya. Dengan serius Oscar menatap ponselnya dan mengabaikan Zayn. Zayn menatap foto yang berserakan di meja. Foto bukti perselingkuhan antara istrinya dengan seorang pria produser. Sakit hati dan benci merasukinya. Tapi, rasa cinta mengalahkan itu semuanya. "Zayn, tunggulah. Aku punya kejutan untukmu," jawab Oscar yang menatap Zayn dengan serius. Dia sedih, sahabatnya sekaligus majikannya ini terlalu bucin hingga tidak menggunakan logikanya. Sudah tahu sang istri bersalah, tapi tetap saja cintanya kuat. "Bisa gila aku denganmu," ujar Oscar. Oscar berhasil menghubungi seseorang dan tinggal menunggu hasilnya. Saat Oscar masih menatap Zayn, tiba-tiba terdengar suara lembut memanggil namanya. "Dengan, Tuan Oscar?" tanya seseorang yang berdiri di depannya. "Eh, iya. Itu saya," sahut Oscar yang langsung berbalik dengan terlihat senyum sumringah di bibirnya. Zayn menaikkan alisnya, dia menoleh ke arah Oscar untuk meminta penjelasan dari Oscar, siapa yang berdiri di depannya. "Oscar, bisa jelaskan padaku, siapa dia?" tanya Zayn dengan raut wajah penasaran.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD