"Maaf apa syaratnya?" tanya Cassandra.
"Jangan malas bekerja dan jangan lagi kembali ke pekerjaan lamamu," jawab Sang manager ke Cassandra.
Mendengar apa yang dikatakan oleh si manager, tentu saja Cassandra terharu. Bukannya dia tidak mau meninggalkan pekerjaan itu tapi sulit karena sudah melekat di dalam dirinya. Akan tetapi, dia akan usaha jika sudah mendapatkan apa yang dia cari selama ini yaitu ayah tirinya.
"Baik, saya akan usaha untuk tidak kembali ke sana. Terima kasih atas kebaikannya, Tuan Nelson.
Tuan Nelson menganggukkan kepala. Dia senang Cassandra menuruti apa yang dia katakan. Memang sulit tapi dia yakin Cassandra mampu.
Cassandra pun keluar dari ruangan dan kembali bekerja seperti biasanya. Hari-hari dilewati Cassandra tanpa ada beban. Setiap masalah dia hadapi dan selalu ada jalan keluarnya.
Seperti hari ini, sejak dirinya menandatangani kontrak kerja sama, baik Cassandra maupun Zayn tidak pernah bertemu, mereka sama-sama disibukkan dengan pekerjaan masing-masing termasuk Zayn yang saat ini pergi ke luar negeri bersama dengan istrinya.
"Siluman," gumam Oscar saat melihat Mauren bersama sahabatnya.
Oscar yang melihat istrinya Zayn bermanja dan bermuka dua hanya bisa diam dan tidak banyak bicara walaupun dia muak dan kesal tapi berusaha tenang.
Bisa dia melihat bagaimana istri dari sahabatnya itu sekaligus bosnya menghabiskan uang puluhan dolar malah ratusan dolar hanya untuk membeli barang-barang yang dia butuhkan bukankah itu menyebalkan.
Sedangkan, Zayn hanya mengikuti saja keinginan Mauren. Karena sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan dari Mauren, Oscar menegur Zayn di belakang istrinya.
"Maaf, Tuan Zayn. Saya ingin mengatakan pengeluaran Anda sudah cukup besar dan membengkak jika Anda terus saja mengeluarkan uang terus-terusan maka gaji karyawan akan tertunda. Kita belum mendapatkan proyek satupun sejak di sini dan selalu di cancel karena hal pribadi dan menolak semua yang masuk karena ucapan istri Anda itu. Apa Anda ingin menjadi pengemis di jalanan?" tanya Oscar yang membuat Zayn terdiam.
Zayn memandang sinis ke arah Oscar, dia tidak suka dengan perkataan dari Oscar yang menyudutkan istrinya. Dia kaya raya, banyak uang sampai hari kiamat pun tidak akan pernah habis namun perkataan dari Oscar menyentil dirinya.
Sebenarnya yang dikatakan Oscar itu benar sampai saat ini dia selalu saja membatalkan kerjasama dengan orang lain karena permintaan dari Mauren.
"Apa tidak bisa kamu menanganinya? Apa harus aku juga yang turun tangan?" tanya Zayn dengan suara yang dingin.
"Kau pikir aku tidak bisa. Aku bisa saja, Zayn. Aku bisa melakukan apa yang kamu inginkan tapi jangan salahkan aku jika aku membawa lari uangmu dan setelah itu kamu akan tahu akibatnya. Kamu akan jadi miskin, lebih tepatnya seperti mereka yang di sana. Apa kamu mau dan saat itu terjadi, apakah istrimu yang tercinta itu akan tetap mencintaimu setelah kamu jadi seperti mereka."
Oscar menarik napas dan membuangnya dengan kasar. "Aku rasa tidak akan dia terima kamu jika kondisi kamu seperti dia, aku jadi heran denganmu Zayn. Bukti sudah aku tunjukkan, tapi kamu tidak percaya denganku. Ah, ya sudah terserahmu saja. Lambat laun kamu akan melihat bagaimana istrimu bermain dengan pria. Sekarang, lihatlah mana dia ? Tidak ada, bukan."
Oscar tersenyum mengejek ke arah Zayn yang diam dan matanya mencari dimana Mauren. Mereka sekarang duduk di cafe dan tidak menemukan keberadaan Mauren.
"Aku yakin saat ini dia bersama dengan selingkuhannya yang lain," ucap Oscar yang sudah kesal dengan kebodohan dari sahabatnya ini.
Akademik dia hebat, dalam usaha juga luar biasa maju dan berkembang pesat. Siapa yang tidak kenal dengan Zayn, semua kenal dengannya. Tapi sayang masalah percintaan dia terlalu kurang beruntung.
Sebenarnya, tadi Mauren meminta izin kepada dirinya untuk pergi sebentar, namun sampai saat ini tidak ada. Karena curiga Zayn membayar mata-mata untuk mengikuti sang istri dan hasilnya selalu menunjukkan bukti yang sama.
Seperti bukti yang ditunjukkan oleh Oscar, tetapi tetap saja dia tidak percaya, Zayn malah mengatakan kalau itu manipulasi dan sebagainya sehingga mata-mata tersebut kesal dengan Zayn dan memilih untuk tidak membantunya dan sekarang dia tidak melihat keberadaan dari istrinya yang katanya izin.
Namun sampai saat ini tidak muncul juga. Karena penasaran Zayn segera mencari istrinya. Saat dirinya hendak berbelok masuk ke dalam toilet berharap di sana ada, Zayn terkejut melihat istri yang dia banggakan dan dia cintai sedang bermesra dengan seorang pria yang dia kenal dan yang paling membuatnya sakit hati keduanya bermain panas.
Mourin posisinya ada di bawah berlutut ke arah pusaka sang pria dan tentu saja Maureen tidak mengetahui jika di belakangnya ada Zayn.
Sedangkan pria tersebut yang tahu Zayn melihat mereka tersenyum mengejek ke arah Zayn dan gerakan bibirnya membuat Zayn murka.
"Kamu kalah, Zayn. Aku bisa merebut Mauren darimu. Selamat menikmati pertunjukan ini, Zayn."
Itulah yang diucapkan oleh sang pria kepada Zayn. Zayn mengepalkan tangannya dengan erat, terlihat raut wajahnya sudah merah padam. Dia tidak menyangka jika Mauren yang dia sayangi dan dia bela dari ibunya dan Oscar mencoreng wajahnya.
Zayn segera berbalik, dia tidak akan memergoki Mauren karena bagi Zayn itu sangat penting. Zayn sakit hati dan terluka, itulah yang dia rasakan. Untuk itu, dia tidak ingin lagi bersama dengan Mauren.
Zayn sudah mati rasa walaupun masih ada sisa-sisa cinta tapi melihat penghianatan dari Mauren secara langsung membuat Zayn terpukul hebat. Zayn melangkahkan kaki menuju pintu dan melewati meja di mana Oscar sedang minum kopi.
Oscar melihat Zayn yang pergi begitu saja menaikkan alisnya.
"Ada apa dengan dia, apa dia kerasukan penunggu di toilet itu," gumam Oscar yang segera berdiri tidak lupa dia meletakkan selembar uang dan mengikuti Zayn.
"Tuan, Anda mau ke mana, Tuan. Tunggu saya tuan. Zayn tunggu. Kamu mau ke mana," teriak Oscar yang akhirnya memanggil nama Zayn.
Panggilan Oscar tidak formal seperti tadi. Karena Zayn terus berjalan. "aku mau pulang," ucap Zayn singkat.
"Pulang?" tanya Oscar yang membuat dirinya menaikkan alisnya.
"Iya, aku tahu kamu mau pulang. Pulang ke mana? Apartemen 'kah? Kita masih liburan bukan. Kamu mengatakan ingin menyenangkan istrimu, sekarang kenapa mau pulang. Apa kamu sudah mengingat karyawanmu di kantor?" tanya Oscar yang memang sengaja menyindir Zayn.
Mendengar sindiran dari Oscar, Zayn hanya bisa diam. Dia tidak berkata apa-apa. Oscar berbalik ke belakang mencari Mauren dan saat berbalik ke arah cafe, Oscar terkejut melihat Mauren keluar bersama dengan sang sahabat lama Zayn.
Dan keduanya saling bercumby. Oscar menggelengkan kepala dan jijik dengan Mauren. Sekarang, dia yakin kalau Zayn pasti sudah mendapatkan bukti nyata kalau Mauren berselingkuh.
Oscar sangat senang ternyata mata Zayn terbuka untuk melihat bagaimana sifat Mauren. Tidak ada yang dibicarakan oleh Zayn dan Oscar. Mereka akhirnya sampai di tempat mereka menginap dengan cepat pakaian milik Zayn, Oscar dimasukkan ke dalam koper.
Mereka menginap di hotel milik Zayn. Saat Mauren tiba di hotel tersebut, ia terkejut melihat Oscar sudah mengemasi barang Zayn. Sedangkan, Zayn duduk di sofa dengan raut wajah datar.
"Sayang, ada apa ini ? Kenapa kamu mengemasi barangmu. Bukannya kita di sini mau liburan 2 bulan, ini masih satu bulan. Kamu harus menepati janjimu, satu bulan lagi baru kita pulang. Ayolah, aku tidak ada pekerjaan jadi aku ingin menghabisi liburanku dengan suamiku tercinta," ucap Mauren yang mendekati Zayn dan duduk sambil bergelayutan manja dengan Zayn.
Mauren ingin mengecup pipi Zayn, namun pria arogan tersebut menghindarinya. Melihat Zayn menghindar membuat Mauren terdiam. Mauren menatap ke arah Oscar yang sudah selesai berkemas dan kini Oscar berdiri di dekat jendela.
Tatapan Mauren berganti dengan Zayn dia bingung kenapa dengan keduanya.
"Ada apa, Sayang ? Kenapa kamu seperti ini. Apa kamu ada kerjaan? Baiklah kalau memang kamu ada kerjaan, kamu boleh pergi tapi aku tetap di sini mau liburan," ucap Mauren dengan suara yang manja ingin tetap berada di Swiss.
Tanpa banyak bicara Zayn segera berdiri, dia tidak mengiyakan dan tidak menolak apa yang Mauren katakan. Sikap Zayn yang cuek membuat Maureen penasaran. Namun, Mauren tidak peduli. Dia tetap kekeh berada di Swiss karena pria yang tadi dia temui ada di sini.
Oscar segera membawa barang-barang dari Zayn. Sekilas melirik ke arah Mauren dengan sorot mata yang sinis begitu juga dengan Mauren.
"Harusnya kamu sadar, Mauren. Siapa kamu dan siapa orang yang ada di depanmu. Kali ini, kamu mungkin bisa bermain setelahnya tidak bisa. Kamu akan menyesal," ucap Oscar yang langsung pergi meninggalkan Mauren yang saat ini terdiam dengan kata-kata yang diucapkan oleh Oscar.
Zayn benar-benar merasa dirinya terlalu bodoh mencintai seorang wanita terlalu dalam sedangkan wanita yang dia cintai secara ugal-ugalan harus menghianatinya.
Keduanya segera ke bandara kembali ke Prancis. Sesampainya di Prancis, Oscar memerintahkan kepada sopir untuk segera membawa Zayn ke rumahnya. Namun satu kata dari Zayn membuat Oscar terkejut.
"Apa katamu, Zayn?" tanya Oscar sekali lagi. Dia ingin memastikan apakah benar yang dikatakan oleh sahabatnya itu.