"Apa kamu tidak dengar dengan apa yang aku katakan. Aku tidak mau pulang, aku mau ke apartemen. Bawa aku ke apartemen dia sekarang," ucap Zayn yang suaranya sangat datar dan berat.
Oscar masih bisa merasakan kemarahan di wajah sahabatnya itu. Sopir melirik ke arah Oscar dia ingin tahu apartemen mana karena jujur apartemen dari tuannya itu sangat banyak. Jadi, dia bingung mau bawa ke mana.
"Baiklah, kalau begitu Pak sopir aku akan mengantarmu pulang. Biar aku yang mengantar Tuan Zayn ke tempat yang dia inginkan. Jika nanti ada yang bertanya kemana Tuan Zayn, katakan saja dia pergi bertemu dengan klien atau jawab saja tidak tahu. Apa bapak mengerti ?" tanya Oscar kepada sopir pribadi Zayn.
"Siap, Tuan Oscar. Jangan khawatir aman dengan saya," jawab sang supir bernama Joni.
Joni merupakan sopir pribadi Zayn dan dia tahu betul bagaimana sifat tuannya itu. Sudah sejak lama dia mengikuti Zayn. Dari Zayn remaja sampai saat ini dan semua rahasia Zayn dan Oscar dia simpan rapat-rapat sampai tidak ada satupun yang tahu.
Saat Mauren yang bertanya tentang keberadaan dari Zayn pun tidak diberitahukan oleh Joni. Sesampai di rumah, Joni turun dan dia digantikan oleh Oscar. Walaupun Oscar tahu Joni sangat setia namun untuk kali ini dia tidak ingin memberitahukan kepada Joni.
Karena, menurutnya itu tidaklah baik. Dan ini akan mempengaruhi perusahaan mereka, terlebih lagi Ayah dari Zayn begitu membenci perselingkuhan. a
"Aku akan membawamu ke sana. Aku pikir kamu sudah lupakan dia, ternyata tidak. Apa kamu masih menginginkan dia, Zayn?" tanya Oscar kepada Zayn.
"Apa maksudmu menginginkan dia. Sejak kapan aku menginginkan dia. Aku hanya ingin menjalankan kontrakku saja. Apa tidak boleh?" tanya Zayn dengan ketus.
"Oh, tentu saja boleh. Siapa bilang tidak boleh. Kamu boleh melakukannya, aku tidak larang. Sejak awal kontrak. Harusnya kamu memperlakukan dia, misalnya kamu datang ke apartemen, kamu lihat dia perhatikan dia di awal bukan sekarang."
Oscar geleng kepala dengan kelakuan Zayn. Oscar membuka suara kembali setelah sejenak meredam kekesalannya.
"Kalau kamu tidak mau, ya sudah. Kamu tinggal batalkan saja tidak masalah. Dia tidak harus membayar penalti itu, tapi kamu yang membayar penalti itu kepadanya. Lagi pula, jumlah penaltinya tidak akan menghabisi uangmu yang ada di bank. Bukankah sampai kiamat uangmu akan tetap banyak jadi tidak masalah jika kamu mengeluarkan uang dan memberikan itu kepada Cassandra dan dia bisa melanjutkan pekerjaannya yang kamu hina itu," ucap Oscar.
Sebenarnya Oscar sangat kesal dengan Zayn, perkataan terakhir dari temannya itu tentu menyinggung hati Cassandra. Bukannya minta maaf Zayn malah mengabaikan Cassandra dan berlibur dengan istrinya sebulan lebih.
Dan sekarang, saat ada masalah Zayn sendiri yang ingin bertemu dengan Cassandra. Menurutnya, itu tidak fear. Oscar sangat yakin kalau Zayn berubah pasti dirinya sudah melihat secara langsung perselingkuhan istrinya itu. Jika tidak mana mungkin dia tiba-tiba mau ke apartemen.
Mobil terus melaju menuju apartemen mewah tempat mana Cassandra tinggal saat ini. Di tempat lain Cassandra hidup lebih tenang. Karena tidak melihat dua pria yang menyebalkan itu dan sejak terjadinya kegaduhan dengan Morin di Cafe, Cassandra masih diizinkan untuk bekerja.
Atasan Cassandra tidak memecatnya. Dia sangat paham dengan kondisi Cassandra, jadi Cassandra diizinkan untuk bekerja dan teman-teman Cassandra pun tidak mempermasalahkannya, mereka mengerti bagaimana kehidupan Cassandra.
Sedikit banyak Cassandra menceritakan kisah hidupnya dan mereka sangat prihatin dan mendoakan Cassandra agar mendapatkan kebahagiaan yang dia impikan.
Cassandra yang libur bekerja membereskan apartemen. Dia juga berbelanja di supermarket untuk membeli beberapa makanan yang memang dibutuhkan. Sesampainya di rumah, Cassandra langsung mengolah makanan.
Dengan pakaian yang sederhana, rambut di cepol memakai apron, Cassandra terlihat sangat menawan terlebih lagi bentuk tubuhnya yang seksi menambah gairah pria. Cassandra tidak menyadari kedatangan dari Oscar dan Zayn. Karena hampir sebulan dia tidak mendapatkan kabar dari kedua pria yang menurutnya payah.
"Lalala, damdam." Nyanyian Cassandra menggema di apartemen. Suara Cassandra juga sangat lembut dan seksi.
Cassandra terus menari-nari dan bernyanyi, dia benar-benar happy karena tidak melayani para p****************g. Dan itu merupakan sesuatu yang luar biasa. Mendapatkan uang yang baru ditransfer oleh Oscar dengan jumlah yang besar merupakan keuntungan untuknya.
Malah lebih besar transparan Oscar dari gaji yang biasa dia terima saat melayani para p****************g. Saat masuk ke apartemen, kedua pria yang berwajah datar menatap ke arah Cassandra yang memakai celana hotpants dan tanktop dan juga menari kesana kemari, menggerakkan pinggul membuat kedua pria tersebut terpaku termasuk Zayn yang tadinya marah tiba-tiba kemarahannya hilang.
"Gila, dia wanita apa? Bagaimana bisa dia seksi ini. Apakah aku harus menggantikanmu, Zayn. Aku tidak apa-apa kalau dia menjadi wanita simpananku. Malah kemungkinan besar dia bisa jadi real kekasihku. Kebetulan aku belum punya kekasih dan istri juga. Kalau kamu sudah dan kamu juga sangat mencintai istrimu itu, bukan. Jadi, berikanlah dia kepadaku, ya. Ayolah, berikan dia kepadaku, kali ini saja. Kabulkan, ya," rengek Oscar yang membuat Zayn berdehem dengan cukup kencang hingga membuat Cassandra terkejut.
Cassandra langsung menghentikan gerakannya dan berbalik ke arah Zayn dan juga Oscar. Oscar melambaikan tangan ke arah Cassandra, dia yakin kalau wanita itu pasti sangat merindukannya.
"Hola, Cassandra. Bagaimana kabarmu. Apakah kamu baik-baik saja. Aroma apa ini, Cassandra. Apa yang kamu masak? Bolehkah aku dan pria ini mencicipinya ?" tanya Oscar yang melangkahkan kaki meninggalkan Zayn yang masih menatap ke arah cassandra.
Melihat kedatangan keduanya, Cassandra menjadi gugup. Dia tidak tahu harus berkata apa, terlebih lagi Zayn menatapnya dengan begitu lekat dan tajam. Seperti ingin memakannya.
Oscar yang sudah dekat di meja melihat hidangan yang disajikan oleh Cassandra dan membuat perutnya yang keroncongan memberontak ingin diisi.
Pertanyaannya, tidak ada respon dari Cassandra membuat Oscar memandang ke arah Cassandra yang tatapannya ke arah Zayn. Oscar tertawa geli melihat kelakuan keduanya. Oscar berdehem membuat Cassandra dan Zayn memutuskan pandangan mereka.
"Aku makan dulu. Ayo, Zayn makan dulu. Oh ya, aku akan menginap di sini tepatnya di unit sebelah jika kalian memerlukan sesuatu panggil saja. Atau kalian ingin aku merekam kegiatan ranjang kalian? Aku tidak keberatan, malah senang," goda Oscar yang melirik dan mengedipkan mata ke arah Cassandra yang terlihat gugup.
Kata-kata dari Oscar yang membuat dirinya merinding mengingat kata kegiatan di ranjang. Apa dia harus melakukannya dengan pria arogan ini. Itulah yang ada di pikirannya. Akan tetapi, sesuai kesepakatan dia harus melakukannya walaupun tanpa pernikahan.
Anggap saja dia bekerja. Zayn mendekati Oscar dan duduk. Melihat keduanya sudah duduk Cassandra segera meletakkan piring dan mempersilahkan keduanya untuk menikmati.
"Kamu tidak makan Cassandra. Ayo makan bersama, aku harap kamu tidak sungkan denganku terlebih lagi dengan pria ini. Ingat, kalian berdua sudah terikat kontrak walaupun bukan jadi istri kontrak jadi jangan sungkan," ujar Oscar yang segera mengambil beberapa lauk yang ada di depannya.
Zayn masih diam dan memandang makanan yang disajikan Cassandra. Cassandra mengambil lauk dan meletakkannya di piring. Melihat perlakuan dari Cassandra membuat Zayn menatap ke arahnya.
Dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Jika sang istri berada di rumah dan makan bersama, mereka akan mengambil makanan masing-masing. Sekarang, Cassandra malah melayaninya.
Oscar memperhatikan bagaimana perlakuan Cassandra kepada Zayn. Oscar hanya bisa tersenyum melihat Zayn diperlakukan seperti itu. Tidak ada pembicaraan sama sekali, kedua pria tampan dan berwajah dingin makan dengan lahap begitu juga dengan Cassandra.
Selesai makan, Cassandra merapikan piring kotor sedangkan Oscar segera pergi. Perjalanan bersama dengan Zayn melelahkan. Zayn segera masuk ke dalam kamar.
Cassandra hanya menatap ke arah Zayn yang masuk ke dalam kamar, tempat dimana dia tidur. Ada kegelisahan di hati Cassandra, dia tidak tahu kenapa dirinya bisa seperti ini.
"Kenapa dia bisa datang ke sini. Bukankah dia menganggapku wanita tidak baik, tapi kenapa dia mau ke sini. Apakah karena dia bertengkar dengan istrinya sehingga dia datang menemuiku?" tanya Cassandra pada dirinya sendiri.
Helaan napas panjang keluar dari mulut Cassandra. "Aku harus apa sekarang? Apa aku tidur dengannya?"