Bab 4. Sepakat Kerja Sama

1106 Words
"Baiklah, Nona Cassandra, besok Anda bisa datang ke apartemen yang ada di Jalan Orchid. Anda tahu apartemen itu, kan? Nah, di sana kita akan bertemu. Tunggulah saya di lobby, dan saya akan mengantarkan Anda ke apartemen yang akan Anda tinggali nantinya. Ingat, mulai besok dan seterusnya, Anda akan menjadi wanita dari Tuan Zayn Alejandro Aquero. Dan setelah itu, Anda tidak boleh menerima pesanan dari pria mana pun, baik yang kami ketahui ataupun tidak. Sampai sini Anda paham, Nona Cassandra?" tanya Oscar kepada Cassandra, yang menatap ke arah Oscar dan menganggukkan kepala tanda setuju. "Ya, saya mengerti. Bisa saya pergi sekarang?" tanya Cassandra dengan suara yang dingin. Terlihat jelas di mata Zayn jika Cassandra sosok wanita yang sangat sombong. "Oh, silakan. Besok jangan lupa, ya. Saya tunggu di Apartemen," ucap Oscar yang mengedipkan mata ke arah Cassandra. Cassandra menganggukkan kepala dan segera pergi meninggalkan Zayn dan juga Oscar. Kedua pria tersebut menatap ke arah Cassandra dengan tetapan yang lekat hingga dia menghilang di antara kerumunan orang-orang yang ada di club malam. "Kamu benar-benar gila, ya. Bisa-bisanya kamu meminta dia untuk jadi simpananku. Bagaimana jika Isabella mengetahuinya, dia akan marah kepadaku. Aku ingin setia dengannya, tidak ingin menduakan, Isabella. Kamu benar-benar teman yang menyesatkan," omel Zyan yang membuat Oscar menghela nafas. Oscar menoleh ke arah Zayn yang saat ini wajahnya terlihat menyebalkan di matanya. "Harus berapa kali lagi aku katakan kepadamu. Yang kamu lihat itu asli. Yang ambil anak buahku, tidak mungkin aku berbohong, dia sudah menyerahkan bukti-bukti ini padaku. Mauren tidak jauh beda dengan Cassandra. Asal kamu tahu, Cassandra lebih tinggi derajatnya daripada istrimu itu." Oscar sejenak menghentikan ucapannya dan menatap lekat ke Zayn. "Dengar baik-baik, Mauren itu sudah menjadi istrimu, istri seorang pengusaha hebat dan kaya raya. Sampai kiamat pun hartamu tidak akan habis dan dia bisa menikmatinya, tanpa perlu berkerja. Tapi lihatlah, dia sudah membohongimu dan dia yang sudah selingkuh di belakangmu. Jadi, tidak ada salahnya kamu melakukan hal yang sama." Zayn terdiam sesaat mendengar perkataan Oscar. Oscar menepuk pelan bahu Zayn dan tersenyum. "Sekarang, aku tanya padamu, apakah kamu diberikan nafkah batin olehnya jika kalian bertemu? Aku yakin pasti tidak. Kalaupun ada hanya sekali main saja. Iya 'kan?" tanya Oscar lagi membuat Zayn bungkam seribu bahasa. "Ayo kita pergi, aku sudah tidak ingin lagi berada di sini." Zayn mengalihkan pembicaraan. Dia meninggalkan club malam tersebut. Harusnya, dia senang tapi entah kenapa saat ini pikirannya terus memikirkan bukti yang sudah diberikan Oscar kepadanya. Oscar pun mengikuti Zayn tanpa banyak protes. Sedangkan Cassandra mengendarai mobil menuju ke apartemen miliknya. Tatapan mata Cassandra saat ini berembun, dia ingin menangis namun sebisa mungkin untuk tidak menangis. Sesampainya, di parkiran apartemen Cassandra terus melangkahkan kaki masuk ke dalam lift dan menekan angka menuju unit apartemennya. Cassandra masih diam dan saat pintu lift terbuka Cassandra keluar dengan langkah kaki yang cukup pelan. Sesampainya di depan unit apartemen Cassandra menekan pin apartemennya dan pintu terbuka pintu apartemen yang cukup mewah hasil kerja kerasnya di dunia malam menghasilkan apartemen yang dia impikan. Dengan nuansa yang kalem Cassandra memasuki apartemennya. Cassandra duduk di sofa memandang ke seluruh ruangan yang ada di apartemennya. "Aku sebenarnya tidak menginginkan ini semua, aku mempunyai impian yang cukup besar. Aku ingin menjadi seorang dokter mengobati ibuku. Tapi, sayang takdir berkata lain. Ibuku dibunuh oleh pria kejam itu. Aku tidak akan memaafkannya, aku akan mencarinya dan aku akan membalaskan dendamku kepadanya. Tidak akanku biarkan dia hidup bahagia atas apa yang sudah dia lakukan kepadaku." Tatapan mata penuh kebencian terlihat jelas di sorot mata Cassandra. "Tunggu saja pembalasanku. Jika aku menemukanmu maka aku akan membuatmu menderita," ucap Cassandra yang mengepalkan tangan dengan cukup erat. Air mata yang di pelupuk matanya tidak bisa dia bendung. Perlahan mengalir jika dirinya mengingat bagaimana kejamnya perlakuan suami dari mendiang ibunya. Hidupnya hancur, benar-benar hancur di tangan pria kejam itu. Dijual, dilecehkan sungguh ironis kehidupan masa lalu Cassandra. Cassandra berdiri dan melangkahkan kaki menuju ke kamar. Dirinya akan membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa percintaan yang menjijikkan. Cassandra ingin mengakhiri semuanya dan ingin hidup lebih baik seperti orang-orang pada umumnya. Namun keterikatannya dengan Mami Louis membuat dirinya sulit untuk bisa hidup bahagia karena Mami Louis lah yang sudah membuatnya mendapatkan uang yang berlimpah walaupun dengan cara yang tidak baik. Cassandra bersyukur bisa makan dan menegakkan kepalanya walaupun terkadang dia harus menundukkan kepala melihat orang-orang membicarakan bagaimana kerjaan wanita malam yang sangat hina di mata mereka. Satu persatu pakaian yang dikenakan oleh Cassandra jatuh kini tubuhnya polos bak bayi yang baru saja lahir. "Aku kotor," gumamnya. Air yang turun dari shower membasahi seluruh tubuh Cassandra dari rambut sampai ke kaki. Cassandra menangis pilu saat mengingat sang Ibu tercinta. "Maafkan aku, Bu. Maafkan aku. Aku tidak bisa membuatmu bahagia, aku sudah mengecewakanmu. Aku benar-benar sudah mengecewakanmu. Maafkan aku," tangis Cassandra. Cassandra membersihkan seluruh tubuh dan menggosok tubuhnya dengan cukup kuat sehingga seluruh tubuhnya memerah. Cassandra jijik dengan tubuhnya. Namun, dia bisa apa. Ini pekerjaannya sebagai wanita malam, jika tidak seperti ini dia akan jadi gelandangan dan mungkin hidupnya akan lebih mengenaskan dari ini. Selesai mandi Cassandra memakai jubah mandi, dan duduk di sofa yang posisinya mengarah ke luar jendela. "Indah sekali," ucapnya. Terlihat lampu kelap-kelip menghiasi malam, terlihat jelas mata Cassandra bengkak akibat menangis. Akan tetapi, Cassandra tidak peduli. Yang terpenting saat ini, dirinya bisa menumpahkan semua kesedihannya dengan cara menangis. Jika tidak seperti itu, maka dia bisa gila. Sambil merokok Cassandra terus menatap ke arah luar sambil memikirkan kontrak yang akan dia jalani selama 1 tahun. Cassandra harus membentengi dirinya, dia tidak ingin jatuh cinta dengan pria yang akan dia puaskan. "Aku pasti bisa, hanya satu tahun. Ya, 1 tahun saja," ucap Cassandra. Cassandra membentengi diri agar tidak ingin jatuh cinta dengan Zayn. Karena baginya, cinta itu tidak ada. Yang ada di dunia ini, hanyalah uang. Cinta bisa membuat seseorang terluka dan bodoh. Dirinya tidak ingin nasibnya sama seperti ibunya. Terlalu mencintai Ayah tirinya hingga dirinya harus berakhir di tangan Ayah tirinya. Telepon Cassandra berdering dengan malas Cassandra mengambil ponsel tersebut dan melihat siapa yang sudah menghubunginya. "Mami Louis, mau apa Mami menghubungiku,x gumam Cassandra yang segera menekan ikon hijau. "Iya, Mami, ada apa?" tanya Cassandra dengan suara lembut. "Kamu sudah bertemu dengan Tuan Oscar? Apa kamu sudah melayaninya dengan baik? Dia sudah menghubungi Mami, dia mengatakan ingin memakaimu selama setahun. Mami ingin tanya padamu. Apakah kamu setuju? Dia mengatakan kalau kamu setuju. Jika kamu benar-benar setuju, Mami hanya ikut saja. Karena semua tergantung kepadamu nak," ucap Mami Louis yang membuat Cassandra terdiam. Cassandra memang sudah menerima apa yang Oscar tawarkan kepada dirinya, nominalnya juga lumayan untuk hidupnya. Bahkan untuk sekali pelayanannya di ranjang tidak seperti yang ditawarkan oleh Oscar. Bagaimana mungkin menolaknya, karena bagi Cassandra uang segalanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD