episode 11

1062 Words
Guru Michel mencari keberadaan Reya, ia berjalan mencari Reya sampai ke hutan yang tidak jauh dari sekolah, tetapi ia belum juga menemukan Reya. Sore hari tiba Guru Michel merasa khawatir dengan keadaan Reya. "Reya, kamu dimana Nak?" guman Guru Michel cemas. Saat Guru Michel akan pulang tanpa sengaja ia melihat Reya duduk di dahan sebuah pohon yang tumbang, Guru Michel merasa lega karena akhirnya ia menemukan Reya. Guru Michel berjalan mendekati Reya, ia duduk di sebelah Reya dan merangkulnya. "Reya kamu disini, Ibu dari tadi mencarimu kemana-mana," ucap Guru Michel. "Maafkan Reya Bu, Reya tidak bisa melakukan apa yang Ibu ajarkan Reya malah menghancurkan semuanya," ucap Reya sedih. "Tidak apa-apa Reya, Reya harus banyak berlatih lagi," Guru Michel mengelus puncak kepala Reya. Guru Michel merasa bingung bagaimana Reya bisa menghancurkan semua meja itu, Guru Michel lalu bertanya kepada Reya. "Reya, Bagaimana caranya Reya bisa menghancurkan semua meja itu?". "Tidak tahu Bu, setiap kali kalau Reya marah semua apa pun yang Reya lihat semuanya pasti akan hancur Bu," jawab Reya polos. Guru Michel terdiam, ia berpikir siapa Reya sebenarnya Bagaimana ia bisa memiliki kekuatan begitu besar di saat usianya 5 tahun seharusnya kekuatan itu terlihat di saat usia 10 tahun. "Bu guru Michel kenapa? Kok diam saja?" tanya Reya. "Tidak, tidak ada apa-apa Reya ayo kita pulang hari sudah gelap!" ajak Guru Michel. Reya menganggukkan kepalanya, mereka bergandengan berjalan bersama. Sampai di rumah Reya mandi dan membersihkan tubuhnya, sementara itu Guru Michel sedang memasak untuk makan malam. Reya keluar dari kamar mandi memakai handuk yang di lilitkan ketiaknya, Reya sangat kagum melihat Guru Michel yang sedang memasak dengan menggunakan kekuatannya. Guru Michel menggerakkan pisau yang bisa memotong sayuran sendiri, piring, gelas dan sendok bisa berjalan sendiri ke meja makan dan banyak lainnya. "Wah, Bu Guru Michel hebat sekali," guman Reya. Guru Michel tersadar kalau dari tadi Reya sedang memperhatikannya. "Reya cepat pakai bajumu sebentar lagi kita akan makan malam," kata Guru Michel. "Iya Bu," jawab Reya. Setelah memakai baju Reya dan Guru Michel makan bersama, mereka makan dalam keadaan diam. Reya yang sejak tadi ingin tahu memberanikan diri bertanya kepada Guru Michel. "Bu, bisa ajarkan Reya seperti yang ibu lakukan itu,” kata Reya. "Tentu saja Reya, Ibu pasti akan mengajarkanmu untuk itu tujuan adanya sekolah ini agar semua anak bisa belajar mengendalikan kekuatan mereka, setiap orang memiliki kekuatan yang berbeda-beda". kata Guru Michel. "Berarti Reya memiliki kekuatan yang bisa menghancurkan apa yang Reya lihat Bu?" tanya Reya polos. "Iya Reya semua teman-teman di sekolah juga memiliki kekuatan mereka masing-masing, seperti Delia dia memiliki kekuatan Bisa menghilangkan dirinya, ada juga Zio Sanders murid yang memiliki kekuatan berlari secepat angin. ada juga murid lainnya yang memiliki kekuatan bisa merubah bentuk benda dan masih banyak lagi, mereka semua bersekolah di sini untuk belajar mengendalikan kekuatan mereka karena di usia mereka yang masih sangat muda belum bisa mengendalikan kekuatan mereka dengan baik terutama kamu Reya," jawab guru Michel menjelaskan. Reya menganggukkan kepalanya, mencoba mengerti dengan apa yang di sampaikan guru Michel. "Ow, berarti Ibu Reya mempunyai kekuatan Api Bu, Reya pernah melihat tangan Ibu Reya mengeluarkan api," celoteh Reya. Reya tidak sadar dengan apa yang dia katakannya, Guru Michel merasa penasaran siapa ibu Reya sebenarnya. "Memangnya siapa nama Ibu Reya?" tanya guru Michel. "Nama Ibu Reya adalah...". Reya berhenti bicara dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya, Reya berlari ke kamar dan menguncinya. Guru Michel merasa bingung kenapa Reya tiba-tiba pergi, Guru Michel lalu menyusul dan mengetuk pintu kamar Reya. "Reya kamu kenapa Nak!" Panggil guru Michel. Reya tidak menjawab, Reya menyesal karena hampir saja ia memberitahukan siapa nama ibunya. Guru Michel merasa bingung apa yang sebenarnya yang di sembunyikan oleh Reya. ******* Pagi hari Reya terbangun, ia bersiap akan pergi ke sekolah. Reya masuk ke dalam kelas. Reya melihat Delia sedang berbicara dengan teman-teman lainnya. kemudian ia memberanikan diri menyapa Delia. "Hay, kak Delia," sapa Reya. "Eh...Reya, kamu kemarin pergi kemana?" tanya Delia. "Reya pergi ke hutan kak, Reya malu kak dan takut Bu Guru Michel marah makanya Reya pergi," jawab Reya. Delia mengajak Reya duduk dan berbicara bersama. "Reya, seharusnya Reya tidak perlu pergi kakak dulu juga begitu melakukan kesalahan saat pertama kali sekolah disini," kata Delia "Benarkah Kak?" tanya Reya tidak percaya. Delia menganggukkan kepalanya, Reya merasa senang karena Delia mau berteman dengannya. Tidak lama Guru Michel datang dan memulai pelajarannya kembali, ia mengajak semua murid untuk pergi ke sebuah sungai yang berada di dalam hutan. "Ayo anak-anak! Hari ini kita pergi ke Sungai kita akan belajar menenangkan pikiran kita melalui aliran air sungai," kata guru Michel. Semua murid pergi bersama ke sungai itu, sampai disana Reya dan semua murid lainnya masuk ke dalam sungai, guru Michel lalu mengarahkan petunjuknya. "Anak-Anak, sekarang kalian pejamkan mata kalian rasakan setiap aliran sungai yang menyentuh kaki kalian," kata Guru Michel. Reya dan semua murid mengikuti perintah guru Michel, mereka mencoba merasakan aliran air tersebut di kaki mereka. "Bagus anak-anak, dengan cara seperti ini kalian bisa merasa tenang kalau kalian sedang marah maka kekuatan kalian akan semakin sulit untuk di kendalikan," ucap Guru Michel menerangkan. Cukup lama Reya dan murid lainnya berada di dalam air tetapi mereka tidak merasa lelah, Guru Michel lalu meminta mereka keluar dari Sungai. "Baiklah anak-anak cukup di sini pelajaran kita kali ini, besok Ibu akan melihat bagaimana perkembangan kemampuan kalian jadi persiapkan diri kalian," kata Guru Michel. "Iya Bu, jawab semua murid,". Mereka lalu pulang ke Rumah mereka masing-masing, Delia mengajak Reya untuk bermain di rumahnya. Reya lalu meminta izin kepada guru Michel untuk bermain di Rumah Delia Caroline. "Bu, Reya main ke Rumah Kak Delia ya," ucap Reya. "Iya Reya, tetapi nanti pulangnya jangan sampai malam ya," kata Guru Michel. "Siap Bu," jawab Reya. Reya dan Delia berjalan bersama menuju Rumah Delia yang berada di dekat perbatasan, mereka melewati rumput-rumput liar dan beberapa Pohon buah beracun, Reya yang tidak tahu lalu mengambil satu Buah itu. "Wah, buahnya kelihatan enak sekali Kak. Apa ini boleh di makan?" tanya Reya. Delia langsung mengambil buah yang ada di tangan Reya dan membuangnya asal. "Reya, jangan pernah makan buah itu meskipun kau sangat kelaparan karena buah itu beracun," kata Delia. "Ow...baik Kak, Reya mengira semua buah yang ada di hutan ini bisa di makan,". "Tidak Reya, Buah di sini ada yang bisa di makan dan ada yang tidak, sudah ayo kita jalan lagi Rumah kakak sebentar lagi sampai," ajak Delia. Reya menganggukkan kepalanya mengikuti langkah Delia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD