episode 13

1269 Words
Malam hari Reya duduk di depan Rumah memandangi langit, ia sangat merindukan ayahnya yang selalu memanjakannya dan ibunya yang selalu memeluknya di saat ia tidur. Tanpa terasa bulir air mata jatuh di pipinya, ia masih tidak mengira paman Cleo yang selalu ia anggap baik ternyata sangat jahat. "Aku benci paman Cleo, aku benci dia," guman hati Reya. Guru Michel yang melihat Reya menyendiri lalu menghampirinya. "Reya, kenapa duduk di sini sendirian?" tanya guru Michel. "Tidak apa-apa Bu. Reya hanya merindukan orang tua Reya,". "Reya jangan sedih ada ibu disini, Reya kakimu kenapa?" tanya guru Michel. Saat melihat sebelah kaki Reya yang bengkak dan memar. "Jatuh Bu, di tabrak sama kak Zio," jawab Reya. "Ayo, kita masuk ke dalam biar ibu obati,". "Terimakasih Bu," sahut Reya. Reya lalu berjalan masuk di bantu Bu guru Michel, Reya duduk di sebuah kursi kemudian guru Michel mengeluarkan kemampuannya untuk mengobati Reya. "Bagaimana Reya? Masih sakit?". "Tidak Bu, sudah lebih baik,". "Ya sudah, sekarang kau tidur dan istirahatlah". "Iya Bu.” Reya sudah bisa berjalan masuk ke dalam kamarnya, lalu di ikuti oleh Bu guru Michel yang akan beristirahat juga. ******** Hari-hari berikutnya Delia, Zio, dan Reya sering bertemu setelah Reya pulang sekolah. Mereka sering bermain dan menghabiskan waktu bersama membuat mereka semakin dekat. Seperti saat ini mereka pergi bersama untuk menangkap ikan di sungai. "Delia, Reya. Ayo cepat sedikit jalannya!" seru Zio. "Iya tunggu sebentar," sahut Reya dan Delia bersamaan. Reya dan Delia mengangkat tinggi rok mereka karena sering tersangkut rumput dan ranting membuat mereka sulit berjalan. Zio tiba di sungai terlebih dulu, ia langsung membuka bajunya dan lompat masuk ke dalam sungai. "Brruurr,". Reya dan Delia yang baru sampai melihat Zio sedang asyik berenang. "Kak Zio kok berenang sih, tadi janjinya mau menangkap ikan," ucap Reya kesal. "Iya, ya. Ayo tarik aku keluar dari sungai," pinta Zio. Reya lalu menarik tangan Zio sebelah kanan, dan Delia menarik sebelah kiri, Zio berusaha naik ke atas, tapi karena tanah di pinggir sungai yang licin membuat Reya dan Delia hilang keseimbangan. "Aaahhhh...Brruurr,". Reya dan Delia tercebur masuk ke dalam sungai, Zio terus tertawa melihat Reya dan Delia basah. "Ini semua gara-gara kau Zio, aku dan Reya jadi basah sekarang," ucap Delia kesal. "Iya kak Delia, ini semua salah kak Zio," sahut Reya. "Kalian kenapa menyalahkanku jelas-jelas kalian jatuh sendiri," ucap Zio. "Tidak, ini semua salah kak Zio. Jadi sebagai tanda permintaan maaf kak Zio harus menangkap ikan untuk kami," ucap Reya. "Baiklah, kalian tunggu sebentar," ucap Zio. Zio lalu menyelam ke dalam sungai dan menangkap ikan untuk Reya dan Delia. Tidak lama Zio lalu keluar sambil membawa dua ikan di tangannya. "Wah, ikannya besar sekali," ucap Delia. Delia dan Reya merasa sangat senang mendapatkan ikan yang besar. "Kak Zio. Ayo cari lagi!" seru Reya. "Iya," sahut Zio. Zio kembali menyelam dan menangkap ikan kembali. Reya dan Delia duduk di pinggir sungai menunggu Zio menangkap ikan. Setelah menunggu cukup lama Zio belum keluar juga Reya dan Delia merasa cemas. "Zio!" panggil Delia. "Kak Zio!" panggil Reya. Tetapi tidak ada jawaban dari Zio. "Kak Delia, jangan-jangan kak Zio di makan buaya lagi," ucap Reya. "Hus Reya, itu gak mungkin," ucap Delia. Zio diam-diam keluar dari hilir sungai ia tertawa cekikikan melihat Delia dan Reya yang sibuk mencarinya. Zio lalu berjalan perlahan dan mendorong tubuh Reya dan Delia masuk kembali ke dalam sungai. "Aaahhhh...Brruurr!". "Zio....!" teriak Reya dan Delia bersamaan. "Ha, ha,ha,ha,". Zio terus tertawa lalu masuk ke dalam sungai bersama Reya dan Delia. Mereka kemudian berenang dan bermain bersama. Sampai sore hari tiba Zio, Reya dan Delia lalu memutuskan untuk pulang kembali ke rumah mereka masing-masing. Kehidupan Reya sekarang lebih baik, ia merasa sangat bahagia hidup bersama guru Michel dan memiliki dua sahabat yang baik, Reya merasa tidak kesepian lagi setelah kepergian ayah, ibu, dan semua keluarganya. *********** 15 TAHUN KEMUDIAN Waktu demi waktu berlalu begitu cepat kini usia Reya sudah menginjak 20 tahun, Reya tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, matanya bulat, rambutnya panjang dan kulitnya putih juga senyum bibir tipis merah muda yang menghiasi wajahnya membuat ia terlihat semakin cantik. Reya berhasil lulus melewati pengujian mengendalikan kekuatannya saat usianya 10 tahun dan selama ini Reya membantu guru Michel mengurus sekolah sihirnya. Seperti biasa setelah selesai membantu guru Michel, Reya pergi menemui Delia dan Zio yang kini berusia 25 tahun mereka sudah bersahabat selama 15 tahun. "Kak Zio!" panggil Reya. Saat melihat Zio sedang memanjat di atas pohon, Reya menatap tajam pohon itu dan seketika pohon yang di naiki Zio hancur. "Aaahhhh...Bruk!" Zio terjatuh. Reya tertawa melihat Zio meringis kesakitan ia sengaja menggunakan kekuatannya untuk mengerjai Zio. "Reya...awas kau ya!". Zio lalu bangun dan hendak membalas Reya, Reya berlari untuk menghindari Zio. "Tangkap aku kalau bisa kak!" teriak Reya. Zio yang memilik kekuatan berlari secepat angin dengan mudah menangkap Reya, Zio langsung memeluk Reya dengan erat. "Sekarang kau tidak bisa lari dariku," ucap Zio tersenyum. Reya dan Zio saling menatap wajah Zio yang tengil dulu saat masih kecil kini sudah berubah menjadi Pria tampan yang membuat semua wanita jatuh hati padanya. "Reya...Zio...!" teriak Delia dari jauh. Membuat Reya dan Zio terkejut mereka lalu melepaskan pelukannya. "Kak Delia kau dari mana saja?" tanya Reya. "Aku dari pasar dekat kerajaan Sarkuella," jawab Delia. "Deg,". Jantung Reya seakan berhenti mendengar Kerajaan Sarkuella, sudah bertahun-tahun Reya tidak pernah melihat kerajaan sarkuella. Reya termenung lalu teringat kejadian 15 tahun silam, Reya masih mengingat jelas bagaimana paman Cleo membunuh Ayah, ibu, kakek dan neneknya, juga paman dan bibinya. "Reya!" panggil Delia saat melihat Reya melamun. "Iya ada apa, Kak?". "Kau kenapa diam saja, besok kau mau ikut tidak?" tanya Delia. "Kemana?" tanya Reya balik. "Ke pasar yang ada di desa dekat kerajaan sarkuella," jawab Zio. "Iya, kakak mau kesana lagi, kau mau ikut tidak?" tanya Delia lagi. "Baiklah aku ikut," ucap Reya ragu. Sebenarnya ia tidak ingin pergi, tetapi Reya sangat merindukan keluarganya, ada banyak kenangan di kerajaan Sarkuella. Reya berharap rasa rindunya terobati meskipun hanya melihatnya dari jauh. "Ya sudah sampai ketemu besok ya!". Delia lalu melambaikan tangannya pergi ke kebun membantu ibunya. Reya kembali termenung, Zio lalu menggenggam tangan Reya. "Kak Zio," ucap Reya tersadar. "Kau kenapa setelah mendengar kerajaan sarkuella wajahmu jadi berubah?". "Tidak ada apa-apa Kak," jawab Reya pergi menjauh dari Zio. "Katakan padaku Reya, aku sudah lama mengenalmu, aku tahu ada yang kau sembunyikan," ucap sambil memeluk Reya dari belakang. Reya membalikkan tubuhnya menatap dalam wajah Zio yang meminta penjelasan padanya, Reya lalu mengajak Zio duduk di sebuah bukit yang mengarah ke sekolah guru Michel. "Kak Zio, sebenarnya aku adalah Putri Reya madannsi,". "Apa!". Zio terkejut mendengar nama Madannsi dari mulut Reya. "Reya jadi kau adalah putri dari Raja Titan madannsi?" tanya Zio. Reya menganggukkan kepalanya pelan. "Terus bagaimana kau bisa sampai ke sini Reya, dulu aku dengar semua keluarga Raja Titan madannsi sudah tiada di bunuh oleh Raja Hiltar?” "Ceritanya panjang Kak, tapi yang jelas bukan Raja Hiltar yang membunuh semua keluargaku tapi dia adalah Cleo Dayypen seseorang yang sudah aku anggap paman tega melakukan semua ini kepada keluargaku," ucap Reya sedih. "Apa, jadi serangan yang di lakukan Raja Hiltar itu hanya sebagai tameng agar Cleo Dayypen bisa menjadi Raja sarkuella," ucap Zio mengerti. "Iya kak sepertinya begitu," sahut Reya. "Benar-benar keterlaluan kita harus membalas Raja Cleo, Reya," ucap Zio. "Iya kak, awalnya aku memang ingin membalas kematian keluargaku tapi aku tidak yakin aku bisa," ucap Reya. "Kau harus yakin Reya, aku akan membantumu,". "Terima kasih kak Zio,” ucap Reya tersenyum menatap Zio. Zio langsung memeluk Reya, entah mengapa sejak dulu ia sangat menyayangi Reya. Rasa sayangnya berbeda dari rasa sayang seorang kakak terhadap adiknya, Zio tidak mengerti perasaannya, apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD