Yana berbalik melihatnya dengan hati dingin. "Aku tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Dia sedang terluka. Sebaiknya, pedulikan saja kekasihmu. Aku sudah melarangnya untuk tidak mengupas buah, tapi dia tetap saja keras kepala. Sekarang, dia menangis kesakitan dan kamu membentakku? Apakah itu masuk akal?" Kafka menatapnya tajam. "Mala yang berniat untuk mengupas buahnya sendiri untukmu? Jangan-jangan, kamu yang menyuruhnya dengan ancaman? Bukankah kamu sudah terbiasa menyuruh orang lain untuk mengupas buah untukmu?" Yana terdiam dengan wajah tertegun kaget. Apakah dia sedang menyindir masa lalu mereka berdua? Waktu mereka menikah dulu, Yana yang akan bersantai, memperlakukannya dengan kasar dan dingin, menyuruh Kafka untuk mengupas buah untuknya sementara dia akan berbaring dengan m

