Semua orang di ruangan VIP sangat terkejut. Mereka menatap Kafka dengan tatapan terheran-heran, seolah-olah dia sudah gila. Sukardi Galih segera menepuk sebelah bahunya cepat. “Kafka, jangan bermain-main. Satu triliun itu sangat banyak. Apa pantas dia mendapatkannya sebanyak itu?" Sukardi Galih melihat sebentar ke arah Yana yang membeku kaget di tempatnya berdiri. Tangan kanannya mengelus dagunya sendiri sambil berpikir mengamatinya serius, berkata pelan, "Sebenarnya, memberinya satu triliun itu tidak begitu buruk. Tapi, apakah wanita sepertinya bisa puas dengan uang sebanyak itu? Wanita yang suka tidur dengan banyak pria biasanya adalah wanita yang sangat rakus." Yana tidak mengomentari apapun mendengar perkataan Sukardi Galih yang begitu terus terang di hadapannya. Bibirnya merapat er

