Yana yang gemetar sekujur tubuh masih terkulai di lantai. Tidak peduli dengan teriakan wanita tua di belakangnya. Dia seperti melekat di lantai gara-gara rasa takut yang ekstrem mencengkeram hatinya. Wajahnya sangat pucat dan tubuhnya basah oleh keringat dingin seperti baru saja mandi. Tangan kirinya yang bergetar hebat mencoba meraih sesuatu untuk menopang tubuhnya, tetapi kekuatannya seolah lenyap. Kedua kakinya yang diperban seperti mati rasa, tidak bisa digerakkan sama sekali. Napasnya mulai tersengal-sengal seperti akan tersedak oleh tenggorokannya sendiri. Yana Jazada mengalami serangan panik. Walaupun begitu, dia mencoba memfokuskan pandangannya ke arah jendela yang terbuka. Sayangnya, sosok menyeramkan itu sudah tidak ada. Tapi, sensasi mengerikan tadi tidak kunjung hilang dar

