Part 1
627 Words
Dari kejauhan terlihat perempuan itu tengah memangku malaikat kecilnya tengah terlelap dengan damainya, sementara sang ibu tengah menerawang jauh, celotehan malaikat kecilnya selalu mengiang di pikirannya
"Unda, tapan aya puyang"
"Tok aya ndak puyang-puyang"
"Aji ni natay ya"
"Aya tak tangen aji ya nda"
Itulah sepenggal celotehan malaikat kecilnya Casaleno Arkanan Fawwazy, yang mampu membuat hatinya serasa diremas seketika kala pertanyaan itu keluar dari mulut mungil sang anak, entah sudah berapa kali sang anak menanyakan hal sama, kapan ayahnya pulang, kenapa ayahnya tidak pernah pulang dan lain sebagainya, Bukan tak tau jawabab atas pertanyaan malaikatnya itu, namun ia tak mau melukai hati malaikat kecilnya, ia masih terlalu kecil untuk mendengar kisah orang tuanya.
"Hanya bunda yang menginginkan kamu nak"
"Ayah tak pernah menginginkanmu"
"Baginya menjijikan memiliki anak dari perempuan seperti bunda"
"Makanya bunda membawamu pergi jauh"
"Bunda tak ingin ayahmu menyakitimu"
"Maafin bunda, jika tiba saatnya kelak, dimana kamu sudah mengerti dan memahami apa yang terjadi, bunda janji akan menceritakan semuanya"
Ucap oliv lirih, air matanya jatuh dengan kasar mengenang sang anak tumbuh tanpa sang ayah disisinya.
Olivia Azzira adalah ibu sekaligus ayah dari sang malaikat kecilnya Casaleno Arkanan Fawwazy dulunya hanya seorang gadis cupu, kutu buku dan terkucilkan dari teman2 sekampusnya, teman setianya hanya buku dan tempat favoritnya adalah perpustakaan.
Kisah itu bermula saat ia jatuh cinta pada sang idola kampus yang tak lain adalah ayah sang malaikat kecilnya, nama laki laki itu Javier Arkanan Fawwazy, pemuda dengan sejuta pesona, memiliki wajah yang tampan dan anak dari pemilik kampus menambah nilai + bagi laki-laki itu dimata wanita, namun bukan itu yang dilihat Oliv kala itu, ia jatuh cinta pada Javi karna perhatian lebih yang di berikan oleh laki laki itu, ia yang tak punya siapa-siapa lagi merasa memiliki seseorang saat Javi datang dalam hidupnya, teman berbagi dan tempat bersandar kala ia lelah, Oliv sendiri anak tunggal, sang ibu sudah lama meninggal dan sang ayah menyusul kala ia duduk di bangku SMA, biaya kuliah ia dapatkan dari gaji pensiun sang ayah, kehadiran Javi pasti hal yang sangat ia sukuri apalagi laki-laki itu adalah orang yang ia cintai.
"Oliv" panggilan halus dari wanita paruh baya namun masih terlihat cantik itu membuat oliv keluar dari kenangan masa lalunya
"Mama"
"Hmpz"
"Sikecil nanya ayahnya lagi"
Tanya sang mama lembut sembari membelai rambut oliv lembut
"Ngak kok ma" ucap oliv bohong
"Mama tau kamu nak, pasti pangeran mama nanya ayahnya ya" ucap wanita paruh baya itu dan mengambil alih sang cucu kedalam gendongannya
"Ma sikecil udah berat"
"Terus mama udah tua gitu"
"Makanya ngak boleh gendong pangeran mama"
"Iis kamu ini" ucap sang mama protes
"Bukan gitu ma" keluh oliv lemah
"Ada apa sih ribut-ribut" suara tegas itu berasal dari laki yang kini tengah berdiri diambang pintu kamar
"Papa"
"Kapan pulang"
"Ni mama, masak mau gendong sikecil lagi tidur, kan berat"omel oliv dan menyambut sang papa yang baru pulang dari perjalanan bisnis.
"Bukannya 2 hari lagi baru pulang"
"Kenapa sekarang udah disini" ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah sang istri dari laki-laki tersebut.
"Ayolah nyonya Atmaja, kau tau suami tampan mu ini ngak bisa lama-lama meninggalkan permaisuri, putri dan pengeran kesayangannya"
"Aku bisa muntah tuan Atmaja, kata-katamu tidak cocok dengan umurmu" dengus sang istri disambut gelak tawa oleh oliv dan sang papa
"Eee belicik" rengek manja itu membuat semuanya menghentikan tawanya seketika
"Ooo bayi mungil, sini sama opa" ucap atmaja gemas dan mengambil alih sang cucu dari gendongan sang istri
"Papa, mama baru aja gendong" protes sang istri tak suka
"Papa hampir seminggu ngak ketemu, mama lebay dech" sunggut atmaja
"Ya Allah pa ma, kok mala berantem, aneh dech"
"Habis mama kamu lebay liv"
"Kayak papa ngak aja" ucap nyonya atmaja tak mau kalah
"Jiam e, anan belicik ata olang" untuk kedua kalinya suara imut itu menghentikan perdebatan mereka.
- Writer
