Bayangan Hitam

1825 Words
Saat membuka akunku, aku sempat membaca berita hampir di semua akun media memberitakan tentang Habib, Salah satu ulama idolaku, sedang sakit karena terpapar virus COVID. Mendengar berita seperti itu tentu saja aku turut sedih dan ikut mendoakan semoga beliau diberi kesembuhan dan di jauhkan dari virus tersebut. Beberapa hari kemudian aku membaca status wall sss teman yang membagikan kabar hal yang sama tentang beliau, namun kondisinya sedang koma saat itu, padahal sebelumnya aku sempat senang, karena melihat beliau sedang berfoto bersama teman dan kerabatnya. "Coba cek foto" ucap si M berbisik pelan yang saat itu ternyata juga tengah ikut serius membaca bersamaku, meski hanya sepintas. Lalu aku bergegas membuka akun IG dan menemukan satu foto Habib yang saat itu sedang menggunakan baju merah. Aku melihat bayangan hitam itu samar-samar ada di samping tak jauh dari posisi beliau, Aku mulai memperjelas penglihatan ku berharap apa yang aku lihat salah, tapi bayangan itu masih saja disitu tak bergerak sedikit pun. "Mm ... bayangan itukan, bayangan yang aku lihat dulu waktu di ruang ICU, jika itu benar berarti beliau akan ...?" Ah! segera ku tepis pikiran itu .. Tapi aku tidak tahu harus bagaimana, ada rasa khawatir, sedih, cemas bercampur jadi satu, bagaimana melampiaskan apa yang aku lihat dan aku rasakan. Satu-satunya yang bisa aku lakukan seperti biasa berdoa dan hanya menulis, menulis di buku harian ku, atau di aplikasi note atau nggak ya di sosmed, yang kebetulan hari itu aku tulis dan aku share di WA dan insta story sss ku untuk mencari banyak doa buat beliau. ‘Lihat foto idola yang lagi koma, jadi teringat yang aku alami dulu. Semoga Beliau bisa selamat dan di beri kesempatan lagi, meski kulihat ada bayangan hitam di sekitarnya' Itulah bunyi caption yang aku tulis, setelah melihat foto Habib. Aku berharap sangat, bahwa bayangan hitam yang aku liat itu adalah salah dan tidak benar. Berkali-kali aku panjatkan doa dalam hati semoga yang aku lihat salah, semoga bayangan itu pergi, tapi saat aku coba melihat foto itu lagi, bayangan itu masih ada di situ. Aku benar-benar khawatir. Ya Allah semua bekerja sesuai kehendak Mu, apa pun yang terjadi semua atas seizin Mu dan aku hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya. "Siapa yang bisa menghindari kematian jika sudah waktunya. Lihat aku sekarang, Aku menjalaninya meski aku menolaknya" ucap si M saat aku mulai khawatir soal si bayangan hitam itu. Kecemasanku itu bukannya tak beralasan. Aku sudah pernah melihat bayangan hitam itu beberapa kali, sebelum melihat bayangan hitam yang ada bersama Habib. Aku tidak tahu bagaimana cara mengusir bayangan itu. Saat itu aku di ruang ICU. Beberapa hari saat tersadar dari koma, tiba-tiba terdengar suara gaduh yang ternyata ada pasien baru dalam keadaan kritis dan langsung dimasukkan ke ruangan khusus yang berada tak jauh dari hadapanku. Jaraknya kurang lebih dua meter dari posisiku. Ruangan yang tidak besar itu berjendela kan kaca mati yang transparan yang ditutupi beberapa gorden. Meski posisiku sedang terbaring lemah, aku masih bisa melihat dengan jelas ke arah ruangan itu. Beberapa Ners dan dokter jaga, terlihat panik, mereka bergegas masuk ke dalam ruangan beserta dua orang lainnya, mungkin itu salah satu kerabat dari pasien tersebut. Aku hanya bisa mengamati dari kejauhan dan berdoa, semoga semua baik-baik saja. Mereka masih terlihat sibuk, beberapa suster dan Ners sepertinya sedang mencoba membantu pasien itu agar selamat dari kritisnya, setelah berapa menit, perawat dan keluarga bergantian keluar masuk. Sepertinya keadaan pasien mulai stabil meski dalam keadaan koma. • Ners adalah sebutan untuk perawat laki-laki. • Dan semua itu aku ketahui dari suamiku yang sebelumnya tiba-tiba ikutan masuk diantara keluarga pasien dengan membawa tisu dan pampers untukku. Setelah ngobrol sebentar suamiku segera keluar disusul beberapa kerabat pasien yang ramai, mereka hanya boleh melihat kami sebentar saja dan di jam tertentu. Keadaan kembali sepi, hanya tersisa satu orang dari kerabat pasien yang ku lihat sedang ngobrol didepan ruangan. Tak ada seorang pun yang boleh masuk apalagi menunggui pasien di ruang ICU, kecuali para petugas yang meminta. Entah apa yang membuatku terus fokus pada ruangan di hadapanku itu, aku melihat bayangan hitam, besarnya satu setengah kali lipat dari manusia, bayangan itu masuk menembus jendela kaca dan berhenti tepat di sisi atas tempat tidur si pasien. Terlihat jelas bagaimana bayangan itu menyatu dengan dinding, jadi terlihat seperti bayangan yang ada di dinding. Bayangan hitam itu duduk, diam sedikit lebih lama dan kemudian terlihat bersujud. Aku terus mengamati dan berpikir, sebenarnya itu bayangan apa? Aku coba pejamkan mataku, mungkin aku sedang bermimpi atau halu ku saja karena aku sakit, tapi saat aku buka kedua mataku, bayangan hitam itu masih ada disitu. Apa yang bayangan itu lakukan. Hingga beberapa saat kemudian pasien kembali kritis, Aku melihat perawat dan dokter kembali masuk keruangan itu, terlihat sangat serius, beberapa keluarga juga terlihat panik. Ku lihat pria berbaju putih itu menggunakan alat detak jantung. Beberapa kali hingga salah satu kerabat pasien keluar dari ruangan sambil menangis. Akhirnya kabar kematian pasien terdengar. Dan itu adalah kematian kedua dari beberapa kematian sejak aku ada di ruangan ICU. Dan aku melihat bayangan hitam itu dua kali di ruangan ini dan pasiennya juga meninggal. Entah ini kebetulan atau apa, tapi aku sama sekali tidak memikirkan, apakah bayangan hitam itu ada hubungannya dengan kematian mereka, bahkan pertanyaan 'Apa dan siapa bayangan hitam itu' baru benar-benar aku pertanyakan sekarang ini. Tapi aku selalu mendapat jawaban yang aku tidak tahu jawabannya. Setelah beberapa tahun, aku kembali melihat bayangan hitam itu, tepat di foto salah satu temanku di sss. Foto Ayahnya yang dia share ketika dalam keadaan sakit di rumah sakit. Saat itu aku juga tidak sengaja melihat apa yang dia share, tapi saat melihat foto itu, bayangan hitam itu tepat berada di dekat Ayahnya. Aku jadi mulai mengira-ngira sendiri, apa bayangan yang itu sama, dengan yang aku lihat dulu. Tapi itu kan sudah lama, udah sekitar puluhan tahun. masa iya sama?!! Mengalami hal yang sama dengan orang yang berbeda, yang bisa kulakukan ya tetap sama. Aku gak bisa apa-apa, aku hanya menuliskan komentar semoga bisa sabar dan ikhlas menghadapinya ya, cuma itu. Ingin sekali menyampaikan apa yang aku lihat, apa yang ada di pikiran ku, tapi selalu saja ada kata 'Jangan' itu bukan bagian ku untuk menyampaikan apa yang aku lihat. Aku hanya bisa seperti biasanya, yaitu berdoa, berdoa semoga mereka diberi banyak ketabahan, kesabaran dan ikhlas. Semoga apa yang kulihat salah! Semoga bayangan hitam itu bukan bayangan yang sama yang aku lihat waktu di ruang ICU. Tapi semua rasanya sepertinya kebetulan, beberapa hari kemudian aku mendengar berita, Ayahanda nya meninggal dunia. Aku turut sedih. Tapi apa yang bisa aku lakukan, gak ada selain ucapan bela sungkawa dan berdoa semoga Husnul Khotimah. Mudah sekali mengucapkan kalimat itu, padahal yang menerima ucapan itu seperti di tampar ribuan duka. Dan sekarang .... Bayangan hitam itu aku lihat lagi ada di foto Habib, sang idolaku. Aku berdoa pada tuhan semoga bayangan itu salah, semoga bayangan itu bukan bayangan hitam yang aku lihat di sebelum-sebelumnya. Sejak melihat foto itu, aku merasakan kesedihan yang mendalam, gak sampai seminggu Habib dikabarkan meninggal dunia. dan aku gak menyangka sama sekali, karena aku pikir tadinya dengan melihat habib foto bersama teman dan kerabatnya, itu menandakan beliau sudah melewati masa kritisnya dan yang ku lihat salah. Tapi aku keliru dan itu membuat aku sangat berduka. Si M hanya diam memandangiku. Hening tak ada suara diantara kami. mungkin dia tahu jika aku sedikit shock dan berduka. Ada rasa tertekan, takut dan khawatir tentang Bayangan hitam. Siapa dia, bagaimana jika aku melihat bayangan itu lagi. Bagaimana jika aku melihat bayangan itu di diriku sendiri, di kerabat atau di teman, atau di orang-orang yang aku sayang. Semua pikiran itu membuat aku lebih banyak diam, terlihat berpikir keras, padahal rasa khawatirku lebih besar dari apa yang aku pikirkan. Kenapa si M tidak menceritakan padaku siapa si bayangan hitam. Apa waktu dia mati bayangan hitam itu tidak menjemputnya. Kalo bukan ke si M, lalu aku bertanya pada siapa, sepertinya aku harus bertanya pada setiap orang yang memahami soal ini. Apa iya si bayangan hitam itu seperti yang banyak orang bilang bahwa itu adalah Malaikat maut. Entahlah, aku memang pernah melihat di film-film, tapi aku tidak bisa begitu saja meyakininya, aku harus mencari tahu siapa si bayangan hitam itu. aku harus menemukan orang yang mengetahui dan bisa menjelaskan tentang siapa dia. Aku percaya pasti ada orang lain selain aku yang juga melihat bayangan itu. Sejak mengetahui tentang si bayangan hitam yang berkali-kali aku lihat, aku mulai ketakutan sendiri, jadi parno, berharap tidak melihatnya lagi di foto siapa pun termaksud foto orang-orang yang aku sayang. Tapi satu kejadian sempat membuat aku nyaris down, saat itu suami sakit parah dan terpaksa mengharuskan kan dia tinggal di rumah sakit, karna lagi musim Covid aku takut sekali ke rumah sakit, jadi kami hanya terhubung melalui WA dan telepon. saat itu kami melakukan video call, sebenarnya ada rasa ketakutan yang luar biasa saat aku ngobrol dengannya, aku tahu dia tidak baik-baik saja karena aku sempat melihat bayangan hitam di atas kepalanya, aku berusaha tenang, menahan diri untuk tidak menangis, karena ada dia dan anak-anak yang saat itu kami lagi ngobrol saling menghibur satu sama lain. Usai ngobrol aku bersembunyi dari kedua anakku, aku menangis sejadi-jadinya, melampiaskan rasa ketakutan yang tidak bisa ku tahan, aku terus berdoa, memohon kepada Tuhan, semoga bayangan hitam itu pergi darinya, hampir setiap saat aku WA menanyakan kabarnya, apa dia baik-baik saja, apa yang di rasakan. Aku tidak tahu haruskah menceritakan apa yang ku lihat padanya. "Sudah jangan nangis lagi, ayah baik-baik saja." ucapnya saat dia mengobrol dengan salah satu anakku, ucapan yang sebenarnya ditujukan padaku, karena anakku menceritakan kalo aku sedang nangis di pojok kan. Aku memang sengaja tidak mau menerima. telepon dan berbicara dengannya, karena usai melihat bayangan hitam itu, aku tidak bisa menahan air mataku, aku terus-terusan menangis. Aku berusaha menyembunyikannya dari kedua anakku, tapi aku tidak bisa, air mata itu mengalir dengan sendirinya. Aku lelah menangis tapi tidak lelah berdoa, aku terus berdoa semoga bayangan hitam itu menjauh darinya. Keesokan harinya aku berniat menelepon dia, aku harus bisa memberanikan diri untuk melihat apa bayangan hitam itu masih ada, karena yang selama ini yang aku ketahui jangka waktu si bayangan hitam berada di dekat seseorang itu cuma semingguan dan paling lama sebulan. Ada rasa takut saat kami ngobrol video call. Tapi itu hanya sesaat karena saat aku memberanikan diri melihat dia, bayangan hitam itu sudah tak ada, aku cek dengan saksama, bahkan aku screenshoot berkali-kali buat memastikan bahwa bayangan hitam itu benar-benar pergi darinya, ada rasa bahagia tapi tetap saja aku menangis mungkin menangis bahagia. Dalam hati aku selalu berucap, semoga yang ku lihat itu benaran, bahwa bayangan hitam itu benar-benar meninggalkan dia dan gak akan kembali lagi. Usai ngobrol, segera aku check lagi foto-foto yang aku sempat screenshoot tadi, aku check satu persatu, jangan sampai aku kecolongan oleh bayangan hitam itu, bisa jadi dia hanya hilang sesaat lalu kembali lagi. Tapi saat aku check foto-foto itu, alhamdulillah aku tak menemukannya. Semoga saja bayangan hitam itu benar-benar pergi dan tak akan pernah kembali lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD