Marliani Alias si M

1749 Words
[Ruangan itu tak tampak sama persis. Saat kita berbicara, kita bahkan mengabaikan itu. Tak pedulikan apa yang ada di sekitar kita, kita hanya fokus pada apa yang kita bicarakan. Ruangan yang bergerak lambat, jika kita mengamati yang di luar. Tapi tidak jika mengamati yang di dalam. Kita tidak saling bersentuhan karena saat itu terjadi, maka akan hilang kesadaran. Pikiran kita kadang menyatu, kadang bersebelahan, kadang bertentangan dan berhenti di per sekian detik yang kau kuasai. Dan aku cuma bisa diam karna itu diluar sadar perkiraan ku. Kamu menyampaikan apa yang tidak aku ketahui hingga aku menjadi tahu. Katamu ... ada yang bisa aku sampaikan, ada juga yang tidak. Katamu ... mereka tidak perlu mempercayai kita hingga mereka benar-benar melihat dan menemukanmu. Aku sebenarnya juga tidak peduli. Andaipun aku peduli, aku hanya menyalin semua yang ada di pikiran, bukan yang aku rasakan karena itu berasal dari mu. Saat kita melihat mereka semua sama. Berpura-pura bahagia tapi tidak! Berpura-pura sedih tapi tidak! Berpura-pura peduli tapi tidak! Berpura-pura acuh tapi tidak! Dan masih banyak lagi ke pura-pura-an yang mereka perankan. Aku tidak bertanya kenapa begitu. Tapi katamu jika itu tidak berlangsung. Semua yang diciptakan tidak bekerja seperti seharusnya. Banyak pikiran dari semua yang kau katakan. Tapi katamu .... Gak usah dipikirin ... jalani saja dan tetap sertakan sang pencipta di setiap apa pun] ***** Itu adalah sebagian dari ungkapan si M yang aku tulis di aplikasi notebook di ponselku. Sebenarnya tak ada cerita yang menarik beberapa hari ini, aku dan dia hanya melewati rutinitas kami sama seperti biasanya. Jika lagi bersama seperti ini, paling kami menghabiskan waktu kami di Sosmed, membaca status atau komentar orang- orang, jika komen mereka pas di hati, ya kami mengomentarinya jika tidak ya kami lewati saja. Atau kami minum bareng di sudut ruang, saling curhat satu sama lain seperti biasanya. Sembari mendengarkan curhat-an beberapa teman dunia maya atau mendengarkan ungkapan hatinya si M seperti diatas. Kedengarannya aneh tapi itulah hari-hari yang ku jalani sejak bersama dia. Terdengar membosankan, tapi itu sudah aku lalui hampir setahun lebih. Dan rutinitas si M sendiri tetap masih bolak balik dari rumah sakit ke rumahku, ya begitu setiap harinya. Pernah hal itu aku tanyakan pada dia kenapa dia selalu kembali ke rumah sakit, apa sebenarnya yang dia lakukan di sana, apa tak ada tempat lain yang bisa dia kunjungi selain di sini dan di rumah sakit. Atau dia sengaja ke sana, memang hanya untuk menakut-nakuti atau ada hal lain. Entahlah!! Pertanyaan yang sama yang pernah aku tanyakan dulu saat masih baru- baru mengenalnya dan sampai sekarang tak ada jawaban yang memuaskan darinya, selain kalimat 'Aku sedang menunggu sesuatu'. Tapi rasa ke ingin tahuan ku tentang apa sebenarnya yang dia tunggu memunculkan hasrat ke kepo-an ku. Menunggui orang yang sekarat seperti aku waktu itu, tapi untuk apa?! Si M pernah bercerita soal orang sekarat yang berpindah tempat saat meninggalkan raganya . Tadinya aku berpikir dia bercerita soal Reinkarnasi tapi aku masih belum memahami apakah itu yang dia maksud. Kalo sudah ditanya seperti itu, dia pasti sedih, tentu saja aku cepat-cepat mengalihkan pembicaraan kami. Selain Sotoy alias sok tahu , Marliani alias si M adalah hantu Baper-an, itulah kenapa aku lebih berhati-hati jika menanyakan sesuatu yang bersifat pribadi padanya. Kalo datang kumatnya dia bisa menghilang berhari-hari Atau tidak, menangis seperti waktu kasus patah hati itu. Ujung-ujungnya aku juga yang kerepotan. Selain itu dia suka kali mengkritik dan menilai orang, terlebih orang-orang yang ada di dekatku dan tentang apa yang kami sedang kami bahas atau sedang kami bicarakan. Ketika dia ada saat aku ngobrol dengan teman, selalu saja ada yang dia bisikan di telingaku dan selalu berkomentar, si A begini, sifatnya begitu, si B begitu sifatnya begini dan itu tentang apa saja, baik ataupun sebaliknya. Biasanya sih yang dia komentari lebih ke sifat atau karakter mereka. Aku pernah tulis di sebelumnya, bahwa sebagian teman yang ku kenal, itu berasal dari dunia maya alias kami bertemu di satu grup di Sosmed. Kami berbalas komen, ngobrol lalu akrab tanpa pernah bertemu sama sekali. "Sebaiknya keluar aja dari grup itu." ucap si M, saat aku sedang ikut menyimak obrolan di salah satu grup misteri di WA. "kenapa?" "Dia berbohong" ucapnya lagi "Dia siapa M dan bohong apa?" tanyaku penasaran. "Pokoknya keluar aja, terus kasih tahu yang lain" perintahnya tanpa memberi alasan yang akurat. "Ya gak bisa gitu Mm mm ... sekalipun aku tahu, aku gak bisa seenaknya menyampaikan yang kamu ketahui ke mereka, yang ada nanti jadi fitnah." ucapku membuat dia terlihat sedikit kecewa karena seolah-olah aku tak mempercayai ucapannya, padahal kan gak gitu. Butuh beberapa jam untuk aku mencari celah agar keluar secara baik-baik dari grup tersebut dan akhirnya aku berhasil keluar dan mengikuti ucapannya. Aku sudah keluar dari grup seperti yang dia inginkan, tinggal cari cara bagaimana menyampaikan pesan si M kepada salah satu teman yang juga bagian dari grup itu, yang kebetulan dia juga sudah mengenal si M dengan baik. Tapi aku kalah cepat, saat aku ingin menyampaikan, si M juga ikutan komen, aku berusaha menjaga agar dia tidak menyebutkan nama. Tapi dia semakin bersemangat membongkar semuanya. Aku berusaha mencegah jangan sampai dia melakukan itu. Tak ada cara lain, satu-satunya jalan adalah mematikan jaringan internet ku dan menunggu dia pergi. Beberapa menit berlalu dan cara itu berhasil, obrolan dengan temanku tadi aku sambung lagi, dan Alhamdulillah si M tidak sempat menceritakan semuanya. Aku hanya menyampaikan seperlunya saja, meminta dia untuk berhati-hati dan semoga saja apa yang disampaikan si M tidak benar. Meski temanku memaksaku untuk memberitahu siapa yang si M maksud. Tapi aku lebih menyarankan menyuruhnya untuk mencari tahu dulu dan menunggu. Kurang lebih sebulan orang yang dicurigai si M itu ketahuan. Aku mengetahuinya setelah teman-teman ku menceritakannya padaku tentang kebenaran yang di sampaikan oleh si M. Saat aku konfirmasi itu ke si M, dia malah mengabaikan ku. "Makanya udah dikasih tahu gak percaya, ya udah gak usah dibahas lagi." bisik nya kesal. Ternyata dia masih marah karena hari itu aku mengabaikannya. "Mm ... Mm!!" Sejak bersama dengan nya aku lebih sering mendengar suara dia dari pada suara hatiku. Apalagi saat aku asyik ngobrol dengan siapa saja. Kadang kami berdebat soal pendapat kami yang tidak sejalan, kadang aku benar menurutku tapi menurut dia salah, begitu juga sebaliknya. Beberapa teman bisa merasakan kehadiran nya. Entah hanya menampakkan diri atau mengusili salah satu dari mereka, atau melalui mimpi. Tapi dia tidak pernah mengatakannya padaku, hanya saat aku tanya balik, untuk membenarkan cerita dari teman-temanku yang terhubung dengannya baru dia mengiyakannya. Seharian ini benar- benar membosankan, si M juga kebanyakan diam. "Mau ke mana?" tanya nya saat aku beranjak pergi ke arah dapur. "Lapar, aku mau masak!" ucapku sambil berlalu. Meninggalkan dia sendirian. Aku ambil tiga butir telur, rencana mau buat telur dadar, masakan yang mudah dan praktis itu sudah tergambar jelas di kepalaku. Teflon sudah aku panaskan, aku tuang telur yang sudah ku kocok sembari memberinya beberapa bumbu dapur, lalu aku bolak balik dan beberapa saat ... Aku letakan telapak tanganku di Teflon dan menahan nya beberapa menit. “Ya Allah, ngapain aku masukan tanganku ke dalam teflon!” ucapku karena tersadar dengan apa yang barusan aku lakukan. Aku seperti kehilangan kesadaran sesaat. "Aku cuma mau pastikan, apa iya panas, ternyata gak panas" ucap si M tiba-tiba hadir tanpa wujud hanya terdengar suaranya saja. dari arah belakangku. Jika dia manusia, mungkin sudah ku pukul pakai spatula yang ku pegang. "Iyaa, buat kamu gak panas, tapi buat aku itu bahaya Mm ...." ucapku sambil memastikan apa telapak tanganku baik-baik saja, tapi emang gak terasa panas sih! Telapak tanganku benaran gak kenapa-kenapa. "Hemm ... kok bisa ya .... ? Dan untuk yang kesekian kalinya logikaku masih belum bisa mencerna kejadian ini sama seperti kejadian-kejadian sebelumnya. "Pokoknya gak boleh gitu, lain kali ngomong lah" "Iya, Maaf." ucapnya dengan nada datar. Dia memang suka seperti itu, tiba-tiba masuk ke raga tanpa bilang-bilang. Itu cara yang sama yang dia lakukan untuk berinteraksi jika aku sedang ngobrol dengan teman atau melakukan apa pun yang menarik perhatiannya untuk dia ikutan nimbrung. Aku pernah menghapus status di wall atau di story hanya karena tulisan yang bukan dari pikiran ku tapi dari pikiran dia. Aku berharap tulisannya itu tidak mengundang tanya atau kekesalan seseorang. Aku bisa di musuhi banyak orang jika membiarkan dia melakukan itu. jadi saat aku menemukan tulisanku sendiri yang gak baik menurut aku, pasti aku hapus. karena aku sadar itu bukan aku melainkan pikiran dia. Salah satu teman sempat menyarankan, agar aku membuatkan dia akun tersendiri, biar dia tidak mengacau akun pribadiku, biar dia juga bisa mengungkapkan perasaannya sendiri. Hahaaa ... ide yang menarik sebenarnya, tapi yang benar saja, entar yang ada, aku nya hilang dia yang muncul dan itu bisa membuat si M besar kepala nantinya. 'MANA BISA AKU MEMANUSIAKAN HANTU' Meski dia hantu yang ramah dan baik seperti si M. Tapi sebenarnya bukan itu yang aku khawatirkan, banyak di luar sana orang-orang yang berkedok manusia padahal sebenarnya mereka bukan, mereka akan memburu hantu-hantu polos seperti si M untuk mereka tangkap dan mereka jadikan b***k. Budak apa?!! pasti kalian bertanya masa iya di alam gaib ada p********n. Sebenarnya ini gaya bahasa aku saja, karena apalagi kata yang pas ketika mereka menangkapi Jin-Jin seperti si M lalu mereka berdalih telah memindahkannya ke satu tempat, padahal sebenarnya tidak demikian. Semua itu hanya alasan saja, mereka memang memindahkannya tapi bukan membebaskan mereka melainkan mengurung mereka untuk satu kepentingan mereka yang ujung-ujungnya ke uang. Suatu saat yang mereka tangkap in itu akan mereka gunakan lagi untuk meneror pasien agar kembali datang menemuinya, atau berdalih membuat sosok itu menjadi b***k pelampiasan mereka demi apa pun. Semua itu aku ketahui dari si M dan ini yang kedua kalinya aku mengatakan bahwa dia berpenampilan seperti Kunti hanya untuk menyamarkan dirinya dari mereka. Si M tidak pernah dengan sengaja ingin menyakiti siapa pun apalagi karena uang. Satu-satunya yang dia inginkan hanyalah kembali menjadi Manusia. Meski aku sudah berkali-kali mengatakan padanya bahwa itu mustahil. "Bagaimana jika Tuhan mu berkehendak!" ucap si M tegas. Hm ... di sodori pernyataan begitu, mana bisa aku jawab. Aku memilih diam saja, jika berargumen dengannya pasti ujung-ujungnya dia baper, merajuk, ngambek entah sebutan apa lagi yang pas untuk nya jika sudah terpojok dengan semua pikiran dan rencana yang dimilikinya sendiri. Marliani alias si M adalah sosok yang baik, ramah jika kalian beruntung kalian bisa menemuinya atau dia yang akan menemui mu. Setiap siapa pun yang dia temui dia pastikan akan membuat orang itu merasakan kebaikan yang dia miliki meski sebenarnya dia tidak pernah mengakuinya dan kalian yang di temui nya tidak menyadari kebaikan yang dia rasakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD