Keusilan Marliani

1097 Words
Hari ini Marliani datang tanpa berbicara. Sejak perkenalan kami hari itu, beberapa hari kemudian Marliani mulai mencari perhatianku Tadinya aku pikir, kejadian aneh yang terjadi beberapa hari ini bukan ulah perempuan itu, jadi aku abaikan saja, tapi ternyata aku keliru karena kejadiannya berulang-ulang. Dari pisau yang disembunyikan saat akan memasak, atau dari mangkuk sambal yang bergeser sendiri saat akan di ambil. Itu benar-benar terjadi di depan mata, dan dalam keadaan sadar. Aku pernah bertemu dengan sosok lain selain Marliani tapi gak ada yang berlaku seperti ini. bisa menggerakkan benda atau membunyikan sesuatu yang ada disekitar. Aku sempat bengong sendiri, karena ini adalah pengalaman pertamaku melihat benda bergerak dengan sendirinya. Ya biasanya sih, hanya di film-film saja. Jadi ceritanya gini .... Saat aku sedang asyik makan siang, aku merasa ada rasa yang kurang dari makananku, jadi sambil mengaduk makanan, aku mikir. 'Hm ... mungkin kurang sambal, pasti pas kalo ditambahi sedikit sambal.' gumamku. Nah!! Saat hendak menyendok sambal yang ada di dekatku, mangkuk sambal itu berputar dan bergeser sendiri ke arah ku. Tentu saja aku terkejut setengah tak percaya, karena di meja makan gak ada siapa-siapa, hanya aku, hal ini cukup membuat aku merasa heran dan aneh luar biasa. Bukan cuma satu kejadian. Saat itu, saat asik sedang mencuci pakaian, mesin cuci manual yang mestinya aku putar lagi karena sudah off, malah terputar lagi dengan sendirinya. Ada beberapa kejadian lainnya yang bisa aku simpulkan sendiri, bahwa Marliani melakukan semua itu agar aku simpati dan menerimanya sebagai sahabat, dan kejadian itu berlangsung selama seminggu di siang hari, di waktu yang nyaris berdekatan. Dengan semua kejadian itu tentu saja aku tetap tak mengiyakan keinginannya. Ya, Marliani ingin aku menerimanya sebagai sahabat, meski aku merasa bersalah dan sedikit egois. Menolaknya tapi masih menggunakan nama dia di setiap goresan jariku. Iya sejak Marliani hadir di kehidupanku, Aku mulai menuliskan kisah tentangnya meski hanya sebait tentang kejadian kejadian yang spontan yang kami alami bersama. Beberapa hari setelah kejadian-kejadian itu aku mulai merasa jika Marliani terus ada mengikuti ku dan kadang sesekali datang hanya berbisik tanpa wujud. Tentu saja itu sedikit mengganggu. Sore itu aku ada rencana mau ke pantai dan kendaraan kami pasti melewati pohon itu, pohon yang unik dan itu selalu menarik perhatianku setiap melewatinya. Aku sengaja memutuskan untuk menikmati pantai di samping pohon itu. Saat turun dari kendaraan roda dua milikku. Aku langsung mencoba memotret pohon itu, berharap ada hal menarik yang akan tertangkap di kamera ponsel milikku. Tapi sayangnya dari semua hasil foto yang aku jepret tidak ada satupun yang sesuai harapan ku. Semua tampak biasa-biasa saja tapi aku bisa merasakan mereka ada di situ, termaksud si Marliani yang mulai akrab aku panggil si M, Hingga terdengar suara bisikan yang mengarahkan ku .... "Coba kamu pura-pura selfi, tapi kameranya fokuskan ke pohon itu." bisik suara itu pelan. 'Hm ... Iya, ya, Ide yang menarik. Kenapa tidak aku coba saja mengikuti ucapan suara itu, suara yang gak asing untukku, Mereka pasti terkecoh, tapi masa iya hantu bisa terkecoh?!' pikirku nyeleneh! Dan gak nyangka, hal itu benar-benar berhasil, aku menangkap beberapa penampakan termaksud foto si Marliani. Hm ... gak salah lagi ternyata benar, dia terus mengikuti ku. Setelah kejadian tentang foto di pohon itu, aku kembali bertanya ke Marliani. Karena masih penasaran terhadap apa yang terjadi kemarin dan sejak itu kami seperti saling terhubung. "Kenapa kamu masih mengikuti aku .... Kenapa gak pergi? Kenapa gak balik ke sana aja, ke rumah sakit?" tanyaku pada si M saat kami ada di salah satu ruangan di rumahku. "Aku kadang balik ke sana tapi setelah itu balik lagi ke sini." ucapnya dengan santai. Jadi Marliani itu kalau tidak ada di sekitarku, berarti dia ada di ruangan Asoka 13, ruangan saat aku di Rumah sakit waktu itu. Dia duduk manis di kursi menunggu orang yang mau dia jadikan sahabat, itu sih pengakuannya. Marliani mulai terbiasa bolak balik dari rumah sakit lalu kerumah. Aku sudah mencoba mengabaikannya. Hingga akhirnya dia menghilang selama beberapa hari, tapi tiba-tiba suatu malam saat sedang terlelap tidur, dia membangunkan aku dengan suara tangisnya. Beberapa kali aku bertanya apa yang sedang terjadi dan mengapa dia menangis, tetapi dia hanya terus menangis dan mengabaikan pertanyaan ku. Karena kesel akhirnya aku kembali tidur saja, dan membiarkan dia semalaman seperti itu. untung saja headset bisa menyelamatkan aku dari suara tangisnya yang berisik. Marliani datang dan pergi sesuka hatinya. Sejak aku sering menyebut namanya, dia merasa aku menerima persahabatan dengannya, padahal tidak sama sekali. Kadang aku kesal saat dia usil dan sering mengganggu. aku berusaha untuk menghindari dia, menegaskan ke pikiranku sendiri jika ini pasti halusinasi ku saja, dan itu berkali-kali aku ucapkan dengan suara keras Agar dia dengar lalu pergi. Meski beberapa kejadian yang sudah aku lalui seharusnya membuatku menerima keinginannya. Aku tetap berusaha untuk menjaga jarak padanya, apalagi beberapa sahabat menyarankan aku agar tak menjalin sesuatu dengannya, ya alasannya selain karena dia hantu, kami berbeda alam. Aku merasa terlihat bodoh karena harus bicara sendiri, dan Marliani tetap saja kekeh dan itu membuat aku bertambah kesal. Hingga akhirnya aku bertanya untuk kesekian kalinya, dan aku tau dia terus ada di dekatku. "Kenapa kamu ganggu aku, udah kamu pergi sana! Kamu kan, bisa tunjukan dirimu ke yang lain. Jangan ke aku saja, coba ke rumah depan sana, atau kemana saja yang kamu mau, kamu bisa mengikuti mereka, jangan aku." ucapku sedikit keras. Setelah ucapan ku itu Marliani lenyap seketika, tanpa merespon sedikitpun. Beberapa jam berlalu, sorenya tetangga depan rumah, mengirimi pesan singkat melalui chat WA "Linn! Coba dong tolong kamu liatkan, ada kejadian aneh, tadi aku nonton TV di luar, terus TV dikamar kok nyala sendiri, mana volume suaranya nyaring banget, terus aku matiin lalu kembali duduk di depan Tv, tiba-tiba ada sekelebatan warna putih masuk ke dalam kamar." tulisnya singkat. Mendapat pesan WA seperti itu, tentu saja aku merasa bersalah dan terpaksa berpura-pura tidak tahu. Aku coba tenangkan dia dan bilang bahwa itu cuma mahluk yang numpang lewat saja, karena sebelumnya aku bilang mungkin dia salah liat atau remote nya tidak sengaja ke pencet. Pokoknya sebisa ku menenangkannya. Meski dia sangat yakin, kalau dia melihat sosok tersebut. Aku berusaha mengalihkan dengan meyakinkannya sekali lagi bahwa dia gak perlu takut dan khawatir karena sosok itu hanya numpang lewat. Dia mengkhawatirkan soal anak-anaknya, takut jika sosok itu akan mengganggu mereka. Akhirnya aku bilang ke Marliani, jangan pernah membuat masalah. Akukan tidak serius menyuruhnya ke rumah depan atau kemana-mana. Dan sejak saat itu aku lebih berhati-hati lagi jika mengucapkan sesuatu yang di tujukan padanya. Jika dia tiba-tiba muncul, aku juga tidak lagi mempermasalahkannya. Terserah dia sajalah dia mau apa, aku kadang mengabaikan nya tapi Marliani trus berusaha menarik perhatianku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD