Tugas

1422 Words
Berawal dari melihat, menelusuri akhirnya bertemu. Dan semua itu ku lalui bersama si M. Si Hantu baik, cantik, sotoy, sedikit jutek dan baperan. Melewati keseharian bersama yang tak nampak oleh Indra penglihatan bernama netra oleh sebagian orang tapi melalui mata batin. Berkenalan dengan orang-orang baru yang mendapat banyak pandangan tentang dunia gaib dari si M. Seperti keharusan dia untuk memberi penilaian padahal aku tidak pernah memintanya apalagi bertanya. Hanya saja dasar dia nya hantu yang bisa dengan cepat dan mudah membaca apa yang di rasa dan di pikirkan seperti orang yang pandai membaca pikiran orang lain, si M pun demikian. Setelah selesai menceritakan kisah Andita kini gantian aku yang bercerita padanya soal seseorang yang tak sengaja ku kenal, seseorang yang memiliki kelebihan dalam bidang pengobatan dan masalah gaib juga. Menyenangkan karena dari awal obrolan kami sepertinya semua terhubung, seperti satu server apa pun yang kami bicarakan mengenai hal-hal yang gaib semua terkoneksi. Berawal dari komentar akhirnya kita sering ngobrol membicarakan masalah pengobatan dan lain-lain yang berhubungan tentang gaib dan bahasa-bahasa mantik dari tulisan-tulisan yang kami buat. Seperti di sebelum-sebelumnya aku pernah mengatakan jika satu obrolan untuk mengenal hal-hal gaib yang misteri aku bisa betah berjam-jam untuk membicarakannya. Setelah kenal si M sepertinya juga gak ada masalah bahkan dia tidak mengatakan banyak hal tentang teman baru ku yang bernama Bimo ini. Hari ke Minggu lalu berganti ke bulan, pertemanan yang akrab bahkan si M pun sudah mulai memperkenalkan dirinya dengan sesekali menampakkan dirinya pada Mas Bimo. Si M sering mengikuti setiap obrolan aku dan Mas Bimo, kadang dia menyadari kadang juga tidak. Bukan satu kebetulan ada daya tarik yang di miliki oleh Mas Bimo yaitu para khodam yang mendampinginya dan itu yang menjadi daya tarik yang begitu kuat kenapa semuanya terhubung mendadak. Aku belum pernah bertemu pendamping yang satu ini, meski sempat mendengar satu kata dari Mas Bimo tentang pendampingnya, seperti memiliki magnet semua tentang sosok yang mendampingi dia ini berdatangan padaku dari siapa dan bagaimana hingga dari salah satunya aku melihat wujudnya berada tepat di samping mas Bimo dan aku sempat mengambil fotonya dengan cara di screenshoot dan memperlihatkan foto itu pada Mas Bimo dan dia membenarkan bahwa dia pernah melihat sosok itu dulu. Sejak penglihatan itu aku mulai melihat banyak hal, aku juga sering di beri wejangan yang mesti ku sampaikan pada Mas Bimo Setiap apa yang pendampingnya itu katakan harus aku sampaikan pada Mas Bimo dan karena seringnya aku menyampaikan hingga si pendamping itu menugaskan aku untuk mengiringi Mas Bimo hingga sampai ke tujuannya. Mas Bimo berhubungan dengan orang banyak baik di bidang pengobatan atau sekedar konsultasi. Aku sempat bingung bahkan sampai sekarang aku masih bertanya kenapa aku yang harus mendampingi padahal aku tak punya ilmu aku hanya bisa melihat yang sebagian orang tidak lihat hanya itu. Percuma bertanya jika pertanyaan itu tak pernah ada yang jawab termasuk si pendamping. Dia hanya terus memberi wejangan dan larangan jika ada hal yang tidak benar, dan aku selalu menyampaikan apa yang si pendamping itu katakan demi kebaikan Mas Bimo katanya dan sejak itu Mas Bimo juga jadi sering menanyakan banyak hal. Aku berada diantara mereka. Untuk sebuah kebaikan kenapa tidak, aku menjalani nya dengan baik dan sesuai tugas yang diberikan. Hingga satu hari ujian itu tiba menghampiri hubungan kami , Mas Bimo mengatakan menyukaiku. Aku tidak kaget karena jauh sebelum akrab aku sudah membaca semua itu. Untuk satu hubungan aku lebih baik diam dan meneruskan tugasku Tapi tidak dengan si M yang mulai mengambil alih dia mulai memainkan perannya kembali menguasai raga dan menggunakan seenaknya. Aku berusaha mengendalikan si M. Menjelaskan padanya jangan mengulang kesalahan yang sama. Jangan pernah menyukai manusia. Aku masih terus melanjutkan tugas ku, menjadi pembimbing, penerang jika Mas Bimo bimbang atau ragu akan hal-hal yang berhubungan dengan apa yang sedang dia lakoni dan sang pendamping selalu memberi sarannya jika benar-benar di perlukan. Ini pertama kali aku mendapatkan tugas karena yang memberi adalah salah satu khodam pendampingnya dan berbekal niat baik aku jalani saja. Semua berjalan dengan baik tapi si M mulai kembali mengacaukannya memanfaatkan rasa suka Mas Bimo dengan membuat aku menerimanya seolah aku menyukainya seperti dia menyukaiku padahal hubungan kami hanya sebatas teman. Selain rasa respect aku memang suka, suka dalam arti hanya saat kami membahas masalah gaib. Jika aku sampai membicarakan masalah lain itu pasti ulah si M. Berjalannya waktu aku mulai menyadari kalau apa yang si M lakukan tidak boleh di teruskan, aku bicara pada si pendamping dan aku menolak untuk meneruskan tugas yang di berikan nya. Awalnya si pendamping menolak hingga dua tiga kali tapi kemudian beliau mengizinkan, aku juga mulai menjaga jarak namun tetap bersikap baik, tetap berusaha menjaga silaturahmi. "Tugas adalah tugas, kerjakan semampu mu. Kamu tidak akan mengetahui seperti apa. Jika kamu tidak menyelam ke dalamnya. Kamu tidak akan memahami bagaimana. Jika kamu tidak berbaur dan menyatu dengannya. Hanya saja tetaplah mengingat Bahwa untuk semua itu, ada hal yang harus di korbankan. Maka pandai-pandai lah!" Itu adalah adalah satu wejangan yang si pendamping bisikkan padaku, bukan hanya untuk Mas Bimo tapi itu juga di khususkan untuk ku. Aku berusaha agar si M tidak lagi mengacaukan setiap hubungan baik yang aku jalin dengan orang-orang baru yang memiliki frekuensi yang sama dengan ku. Aku sengaja tidak menyebut siapa dan apa sosok si pendamping itu karena ini sifatnya sensitif. Aku tetap berusaha baik meski tidak lagi menjalankan tugas ku untuk menggiringnya mencapai tujuannya. Aku terpaksa dari pada kelak semua bertambah kacau karena ada ikut campur si M. Meski awalnya Mas Bimo tidak menerima, tapi aku percaya pelan-pelan dia akan memahami bahwa hal yang tak kasat mata yang sering kami obrolkan itu bisa juga mempermainkan rasa dan laku jika kami benar-benar tidak bisa mengendalikannya. Ternyata tidak mudah menjalani tugas apalagi jika rasa yang di miliki ikut dipermainkan oleh rasa itu sendiri. Padahal jujur mengetahui banyak hal dan mendapat ilmu dari para pendamping alias khodam itu satu hal yang langka dan menyenangkan. Aku mendapatkan banyak pengetahuan dari mereka Keputusan yang sulit tapi karena niat semula untuk hal yang baik ya di terima saja apa pun resikonya. Semenjak ada si M, keinginan untuk dekat dan bersahabat dengan orang lain apalagi lawan jenis lebih aku perhatikan harus ekstra hati-hati bahkan dengan sejenis pun dia cukup merepotkan apalagi yang bukan sejenis. Tapi aku tidak pernah menyatakan atau mengatainya langsung. Aku lebih memilih diam dan beraksi. Aku sempat curhat ke seorang teman mengenai si M dia menyarankan aku untuk melepaskannya. Sebelum semuanya terlambat, sebelum semuanya lebih dekat lagi. "Sebaiknya kamu minta bantuan orang lain Linn atau kalau kamu bisa sendiri, segera kamu lepas dia dengan caramu." saran salah satu teman ku yang juga sangat paham mengenai alam gaib dan makhluknya. Untung saja si M gak ada, jika dia mengetahui perkataan temanku entah se_baper apalagi dirinya. Tapi aku sempat kepikiran juga apa sebaiknya seperti itu. Apa sebaiknya aku meminta dia pergi apa bisa semudah itu. Secara sudah hampir tiga tahun persahabatan kami terjalin. Jika sekarang aku melakukannya bagaimana dengan hastag Donasi M yang kami jalankan. Bagaimana dengan kisah Marliani Bukan Kunti ini, apa tunggu aku selesaikan menulis lalu berpisah dengannya. Rasanya sedikit aneh, terkesan aku sangat jahat pada hantu satu itu. Apa sebaiknya aku menunggu dia yang pergi sendiri. Si M memang seperti manusia bagiku. Dia juga punya sisi baik dan buruk seperti manusia pada umumnya. Tapi dia lumayan lebih baik dari sebagian sosok yang pernah aku temui. Bahkan dia jauh lebih baik dari teman-teman kasat mataku Terkecuali beberapa yang se_spesial dirinya. Bukan membandingkan tapi aku memang lebih nyaman curhat dengan si M ketimbang dengan siapa pun. Untuk hal pribadi aku sulit sekali mempercayai siapa pun terlebih setelah kasus yang pernah aku ceritakan di sebelumnya. Ceritanya beberapa jam sebelum aku koma, aku melihat orang-orang yang berkunjung datang menjengukku itu semua berduka, ada yang menangis tapi aneh, ada pemandangan yang menurut ku cukup mengejutkan. Wajah-wajah itu menunjukkan ke asli_an dari rasa dan sifat sebenarnya yang sedang mereka tunjukkan. Ada yang menangis tapi nampak mereka tersenyum, ada yang biasa saja tapi nampak sangat bersedih. Pemandangan yang bikin aku bertanya-tanya karena saat itu aku terkurung dalam ragaku yang sedang sekarat namun aku masih sehat untuk berpikir. Loh!! Kok seperti ini, kenapa bisa begini dan masih banyak tanya yang menanyakan kenapa hal itu bisa terjadi. Dari situ aku mulai takut untuk mempercayai siapa pun bahkan bayanganku sendiri. Aku punya banyak teman tapi yang benar-benar dekat denganku hanyalah si M. Dia mengetahui semua apa yang bayanganku tidak ketahui. Meski demikian aku pun tidak mempercayainya, kenapa? Itu karena dia hantu, jin yang kerjaan nya memang suka berbohong, Meski si M belum pernah melakukan nya secara terang-terangan padaku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD