Happy Reading
Tubuhku terbanting kearah pintu Mobil saat Jonathan mendadak memberhentikan mobil. Iris mataku bergeser melirik Jonathan dengan perasan takut, aku takut menyinggung perasaanya. Apakah dia marah karena pertanyaan yang aku lontarkan?
"Ayahmu telah banyak membantuku, aku rasa aku harus membalas budinya," Jawabnya meyakinkan diriku.
Rasa penasaranku yang sudah tertumpuk akhirnya hancur melebur dengan jawaban Jonathan tadi. Jawaban yang masuk akal, akan lebih buruk lagi kalau Jonathan menjawab dia menerima pernikahan ini karena mencintaiku. Karena sepertinya masing-masing dari kita sama-sama tidak mencintai.
Jonathan memperlakukan aku dengan baik sekali hari ini, tanpa kusadari Aku menuai benih-benih cinta di hatiku. Tangan kiri Jonathan meraih tanganku sangat erat untuk meyakinkan kalau Semuanya akan baik-baik saja, Senyumannya yang mengembang dan tatapannya yang menembus ke mataku membuatku jadi Yakin dia adalah orang yang baik.
Di mana cinta untuku? Akhirnya sekarang terjawab sudah, jawaban terdapat pada Jonathan yang membuatku sangat nyaman. Diperjalanan Jonathan terus menerus mencuri Pandang ke arahku yang sedang sibuk memainkan Ponsel, ia sesekali melemparkan canda yang membuat perut ini menggelitik.
Aku buka pintu Mobilnya, Terlebih dahulu aku langkahkan kakiku yang menggunakan High heels, aku tutup pintunya. Perjalanan yang memakan waktu sekitar satu Jam membuat Kaki ini sakit. Jonathan menyipitkan matanya sambil melemparkan senyuman kepadaku, ia melambaikan tangannya berpamitan. Aku membalas senyuman itu, dan aku berdoa kepada Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa sama si pemilik senyuman indah itu.
"Aku pulang dulu, jaga kesehatan!" Ucapnya berpamitan kepadaku, tak lama kemudian dia melajukan Mobilnya.
Mata telanjangku terus memperhatikan Mobil yang di Tumpangi Pria tersayangku hingga mata ini tidak menangkap Objek Mobil itu, rasanya ingin terus melihatnya. Aku membalikan tubuhku dan berjalan perlahan masuk Rumah. Tanganku Meraih Gagang Pintu ruang tamu. Saat aku buka pintu itu kaget bukan Main, sesosok yang mirip iblis berdiri dihadapkanku menatapku dengan penuh Amarah. Kakak Ipar dan Iblis itu sama-sama kejam, bahkan di lain kesempatan Ipar sialan itu lebih kejam dari pada Iblis.
Aku terlalu jijik jika harus berurusan dengan dia setelah Moment kebahagiaanku bersama Jonathan tadi. Kakiku terus melangkah, mataku terus memandang kedepan, tangan aku masukan ke saku celanaku, aku berjalan dengan percaya diri. Aku Labrakan sendiri tubuhku membuat dia jatuh tersungkur.
"Berhenti kau adik ipar b******k!" Ucapnya menyumpahiku
Aku mendengus kesal saat dia mengatakn aku orang b******k, aku membalikan tubuhku melihat ipar sialan itu tersungkur dan aku tersenyum puas melihat ia menderita. Ipar sialan itu bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya ke Arahku, merangkai kata-kata untuk menjatuhkanku.
"Wanita b******k, kau melabraku. seharusnya kau Banyak berterima kasih padaku!" Ucapnya sinis kepadaku.
Tentu saja aku tidak akan mundur saat dia menghina dan memperlakukan aku seperti sampah. Kalimat bagus mudah aku dapatkan untuk membalas u*****n ipar sialan itu, dia melangkah semakin mendekat padaku.
"Kau ada di rumah ini adalah sebuah petaka, kau mimpi apa semalam sehingga mengharapkan ucapan terimakasih dariku?" Jawabku.
Jawaban pamungkas yang aku lontarkan berhasil membungkam mulutnya yang lemes itu. Ipar sialan itu tertegun cukup lama, bukan kah dia yang membuat keributan di rumah ini. Apakah dia waras? Kenapa aku Harus berterima kasih kepada dia yang sudah membuat hubunganku dengan kedua orang tua ku semakin memburuk?.
Besok adalah hari pernikahan aku, Hari yang sangat bersejarah bagi Dua Insan yang disatukan melalui Jalur Takdir masing-masing. Moment Bahagia itu terlalu bersejarah dalam hidupku, aku tidak mau pas di pernikahan besok ada celah-celah atau ada parasit. Aku terlalu Sudi jikalau Ipar sialan itu menghadiri pernikahan aku.
"Jangan harap kau bisa menghadiri pernikahan ku, kau terlalu menjijikan untuk berada besok." Ucapku mengancamnya.
"Cuihh, bagaimana bisa kau sepede itu? Apa kau pikir aku sudi menghadiri pernikahan orang b******k seperti kau?
" Kalau begitu, buktikanlah kalau kau sudi untuk datang pernikahanku."
Tanganku perlahan mendorong-dorong tubuhnya membuat langkah ia perlahan memundur, ipar sialan itu kembali menatapku sinis, tangannya mencoba untuk menampar pipi yang berharga ini. Namun tamparan itu tidak berhasil, aku terlebih dahulu sukses menonjok perutnya membuat ia berteriak kesakitan
"Ahhhhhh, sakittttt,sakitttttttt" Rengek Ipar sialan itu.
Suara tangisan Ipar sialan itu memenuhi semua ruangan Rumah, Kak Hendra turun dari atas melewati beberapa anak tangga untuk menolong Ipar sialan. Kak Hendra berteriak kepadaku, memarahiku karena sudah menyakiti Kak Ipar. Namun aku mengabaikan perkataan Kak Hendra yang terus bicara seperti Anjing menggonggong kelaparan.
*
*
*
*
Setiap Sudut Rumah dipenuhi oleh Hiasan Bunga-bunga, tidak ketinggalan Lampu kerlap-kerlip menbambah kecantikan Rumahku ini. Orang-orang sudah mulai memenuhi Rumahku untuk menyaksikan Moment Sakral. Aku memilih tema Musim Semi untuk pernikahanku.
Jonathan terlihat lebih tampan berlipat-lipat dengan Balutan Tuxedo bewarna hitam itu, Hatiku seketika meleleh saat melihat Pria yang sebentar lagi akan jadi suamiku. Gaun pengantin mewah yang aku kenakan menjadi saksi bisu pernikahanku. Aku lihat diriku di cermin, yaampun diriku terlihat seperti Dewi Yang turun dari cubluk. Blizt Kamera tidak berhenti memotret kami berdua, aku tidak menyangka aku bisa sesenang ini.
3 Hari Kemudian.
Aku memutuskan untuk Berbulan Madu ke pulau Gili, disana udaranya sangat bersih sekali karena tidak ada manusia jahat yang mengotori lingkungan. Aku duduk bersama Jonathan melihat Ombak Berkejar-kejaran, aku sandarakan kepalaku ke tubuhnya sambil menikmati Angin sepoi-sepoi yang menerpa kulitku.
Jonathan perlahan menatap kearahku, tangan kekarnya memeluku dari samping membuatku semakin menempel bagaikan perangko. Aku pegang tangan Jonathan satu lagi, mungkin saat itu kita adalah Pasangan paling Romantis sedunia. Kini aku menyadari kalau aku benar-benar mencintai dia seutuhnya.
Saat pintu sudah tertutup
Masih ada pintu lain yang terbuka
Saat kau mengalami masa-masa sulit
Kebahagiaan sedang menunggumu
Berdoalah dan terus berusaha.
Matahari perlahan-lahan meninggalkan bumi karena kegelapan mulai menguasi bumi ini. sebelum matahari pergi, Kegelapan terlebih dahulu membunuh Matahari sehingga memuncratkan darah ke Laut. Aku dengan kejamnya malah senang melihat pertengkaran Kegelapan dan Matahari.
*
*
*
*
Sekarang aku sepenuhnya berdamai dengan diri sendiri, menerima takdir yang sudah di Tuliskan oleh alam semesta. Sekarang aku adalah seorang istri yang harus melayani suami apa yang dia butuhkan.
Aku melirik kearah Jonathan sambil tersenyum, Jonathan memegang tanganku untuk meyakinkan semua hal yang menyakitkan sudah usai. Dengan senyuman itu, pikiran-pikiran Iblis yang selalu membuatku berprasangka buruk hancur lebur sudah saat Jonathan meyakinkanku.
Ibunya Jonathan yang sekarang lebih tepat nya ibu mertuaku menyambutku dengan penuh kehangatan. Ketika aku melihat Ibu mertuaku, air mataku membendung karena merasa iba saat melihat Ibu mertua duduk di kursi roda. Jonathan melepaskan genggamannya langsung menghampiri ibu mertua.
"Ibu kenapa tidak istirahat saja di kamar?" Tanya Jonathan kepada Ibunya.
Jonathan memperlakukan ibu yang sudah melahirkan dirinya dengan sangat baik, saat itu juga bisikan Iblis mau menancap di telingaku untuk berprasangka buruk. Namun sekarang aku terlalu kuat, bisikan Jin sekalipun tidak akan mempan bagiku. Akupun ikut mengahampiri Ibu mertua.
Aku duduk dihadapannya kemudian memegang tangan yang sudah mulai keriput itu. Aku cium punggung tangannya sebagai menantu yang baik. Tangan keriputnya mengelus-ngelus wajahku.
Ternyata perkenalan singkat dan melanjutkannya ke jenjang pernikahan itu tidak semenakutkan itu, buktinya aku sangat bahagia punya suami dan mertua yang sangat menyayangi dan menerima aku apa adanya. Aku menyesal karena sudah berprasangka buruk kepada Jonathan.
Jonathan menyeret kopernya menuju kamar, akupun mengikuti. Jonathan langsung merebahkan tubuhnya, berharap lelahnya hilang di telan oleh kasur dan sprei. Aku membereskan baju-baju dari koper, aku pisahkan mana baju kotor dan bersih.
Dimana cinta suamiku? Yah tentunya dirumah hangat ini, aku benar-benar bahagia bisa memilikinya. Pria seperti Jonathan adalah spesies paling langka di dunia, ia memperlakukan Istri dan ibunya sebaiknya mungkin.
Dengan perilaku Jonathan akhirnya terjawab sudah pertanyaan yang terus menyiksaku. Di mana cinta suami dan Jawaban ada pada Jonathan.
Bersambung........
Apa kah Kehidupan mereka akan bahagia? apakah cinta akan adalah dalam pernikahan mereka? atau ada yang hal lain yang membuat cinta itu tidak ada? terus ikutin yaj ceritaku di jamun makin ke sini bakal makin seruu
aku ngambil tema ttg prahara rumah tangga tapi untuk alurnya beda sekali dari cerita lainnya kok
Share yah cerita ini di media sosial kamu biar banyak yang baca, dan aku semangat nulisnya dan tetap terua berkarya, aku akan sangat berterima kasih sekali kalau kalian merekomendasikan cerita ini kepada orang lain
Ini untuk karakter visualisasi Jonathan yahh

jujur saja karena aku adalaj fans chaeyeon dan jaehyun jadi aku buat mereka couolan di cerita ku yg gaje ini. jaehyun Chaeyeon