ESS - Chapt 23

1335 Words

     Kabut tebal menyelimuti kemegahan kota yang ia pijak saat ini. Kedua matanya terus mengintai di balik keramaian, tangan yang tidak cukup satu kali membenarkan mantel juga topi yang menutupi wajah. Lebih tepatnya identitas diri dari semua orang.      Robert berjalan di area penonton yang saling memberi dukungan dengan teriakan karena saat itu kandidat petinju paling berpengaruh sudah memasuki arena. Robert kembali membenarkan topi agar pandangannya tidak terganggu, lalu ia duduk di baris belakang. Sambil menikmati secangkir kopi panas ia mencari di mana Bevan yang selalu hadir dalam acara pertandingan.      Di satu arah yang berlawanan, Bevan melepas kacamata hitamnya lalu ia duduk di baris paling belakang sambil mencari gelagat yang bisa saja ia temukan di arena tinju. Tak lama Beva

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD