[3]~It's Hurts~

1521 Words
Saat kau dihadapkan dua pilihan Dan kau telah menentukan pilihan itu, Maka kamu harus siap untuk kehilangan salah satu di antara pilihan tersebut. -FitriYulita-   Maira’s Pov Aku telah menentukan pilihan. Pilihan yang tak pernah aku sukai, yang melawan dari semua yang aku inginkan. Pilihanku bukan lah kemauanku, tapi keadaan lah yang mengharuskan aku memilih itu. Huft .... Melelahkan memang hidup di atas keinginan orang lain ... Melelahkan memang hidup dikendalikan orang lain ... Melelahkan memang hidup di bawah tekanan orang lain ... Dan menyedihkannya, aku tak mampu mengubahnya,  Aku tak mampu melawannya Tak sanggup... Aku tak sanggup.... Tapi biarlah, setidaknya aku bisa berguna untuk hidup orang lain... Selama tidak ada seseorang yang merenggut hakku dalam beragama terhadap Allah SWT, insyaallah aku ikhlas. Kuketik kalimat panjang itu di bar chat salah satu aplikasi chatting. Tapi sepersekian detik kemudian aku menghapusnya kembali dan mengetikkan ulang sebaris kalimat yang lebih singkat.   'Aku tak apa, kawan. Jangan khawatirkan keadaanku. Aku baik-baik saja ....' Lalu aku tekan simbol segitiga yang ada di ujung kanan bar chat tersebut.   Huft...  Kenapa harus sesulit ini mengakui keadaanya yang sebenarnya. Aku tertunduk lesuh tak habis pikir ternyata sesulit ini mengungkapkan keadaan kita yang sebenarnya. Aku tak mengerti sebegitu pintarnya aku bersandiwara di depan khalayak. Ya Allah ... sampai kapan aku harus menjadi sebuah ‘boneka’ yang hanya bisa menurut semua perintah sang pemilik. Yah, aku tahu sebenarnya manusia pun juga merupakan boneka kepemilikan Allah. Tapi aku disini jugs sebagai boneka dari manusia itu sendiri ....   Drett... Notifikasi pesan masuk terdengar dari ponsel genggamku. Aku menengok sekilas. Fahrian Arvean   Arghhh.. astagfirullah kenapa aku sangat sulit mengakui bahwa aku sedang tidak baik baik saja??!!! Aku pun mengambil ponselku dan membuka pesan masuk dari Rian itu. 'Kita ketemu besok.' balasnya singkat padat dan jelas. Aku menghembuskan nafas berat. Bagaimana besok aku bisa berperan baik-baik saja? Sedangkan hatiku sekarang masih saja berantakan.   Di sepertiga malam, aku bangun untuk melaksanakan sholat tahajud. Kebiasaanku belum lama ini, yaitu membiasakan menghabiskan waktu malamku berduaan dengan Sang Khaliq. Sungguh nikmat... Aku bisa menjadi diriku sendiri,  Menjadi sosok yang aku inginkan. Tanpa tekanan, tanpa paksaan, tanpa beban yang sangat memberatkan tubuhku. Di samping itu, sholat tahajud disepertiga malam itu memiliki banyak keutamaan diantaranya yaitu. 1. Sholat Sunnah Paling Utama Sebagaimana sabda Rasulullah: أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ قِيَامُ اللَّيْلِ “Sholat yang paling afdhol setelah sholat fardhu adalah sholat malam” (HR. An Nasa’i) 2. Kunci Masuk Surga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebarkanlah salam, berilah makan (orang-orang yang membutuhkan), sambungkanlah silaturrahim, dan shalatlah pada malam hari ketika orang lain sedang tidur; niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi) 3. Kemuliaan dan Kewibawaan Selain mendapatkan kedudukan mulia di akhirat kelak, orang-orang yang ahli shalat tahajud juga akan mendapatkan kedudukan yang mulia di dunia. Allah akan memberinya kemuliaan dan kewibawaan. وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ “Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang mukmin itu ada pada shalat malamnya” (HR. Hakim; hasan) 4. Menenangkan Hati Al-‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Cobalah renungkan bagaimana Allah membalas shalat malam yang mereka lakukan secara sembunyi dengan balasan yang Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam Surga.” [Baca Haadil Arwaah ilaa Bilaadil Afraah oleh Ibnul Qayyim (hal. 278)]. 5. Dipelihara oleh Allah dari Segala Macam Bencana Rasulullah SAW, yang bersabda: “Barangsiapa melaksanakan sholat tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan: 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.” 6. Menolak Penyakit Keutamaan ini telah terbukti secara medis. 7. Mendapatkan Kebaikan Dunia dan Akhirat Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.” (HR Muslim). 8. Doanya Dikabulkan Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: ي…َنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ الأَخِيْرِ يَقُوْلُ “Rabb kita turun ke langit dunia pada SETIAP MALAM yaitu ketika SEPERTIGA MALAM TERAKHIR.” Dia berfirman: مَنْ يَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ “Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan.” Hukum sholat Tahajud adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat ditekankan).  Tetapi, jangan hanya karena mengincar banyaknya pahala serta tingginya derajat menjadikan kita langsung shalat 11/13 raka’at dan membaca seribu ayat! Tapi hanya KITA KERJAKAN SEKALI … kemudian BERHENTI! Akan tetapi, mulailah shalat malam dengan 1 raka’at (dengan 10 ayat), atau 2 raka’at (shalat malam) dan 1 witir, dan rutinkanlah…  Karena amalan inilah yang lebih baik, dan yang lebih Allah cintai. Kemudian, Ketika telah terbiasa, mulailah ditambah kuantitasnya dengan tetap memperhatikan kualitasnya.   Setelah aku menyelesaikan sholatku. Aku pun melipat mukena dan sajadah yang aku gunakan sholat tadi dan aku letakkan di samping springbed ku. Kuamati sekeliling kamar yang telah aku tempati kurang lebih 5 tahun ini. Sebentar lagi kamar ini akan menjadi kenanganku saja. Menjadi saksi hidupku setelah kepergian ayah dan saksi akan kerinduanku kepadanya. Aku hembuskan nafas perlahan mencoba melepaskan sesak yang ada di dalam dadaku, namun sama saja tak ada bedanya. Rasa sesak ini semakin menjadi, begitu setetes air menetes di lengan tanganku lalu disusul isakan tangis yang sedari tadi coba aku tahan. "Ya Allah jika ini memang jalanku, berikanlah ketegaran untuk hamba bisa menjalani kehidupanku ini. Sungguh hanya engkau lah dzat pemberi pertolongan dan ketenangan."   Keesokan harinya, koper besar yang aku siapkan tadi malam, telah ada di depan kamarku. Aku telah bersiap apabila nanti sewaktu waktu Tante Mawar menjemputku. Dan aku telah membulatkan tekatku untuk tetap maju bukan malah tetap terpaku pada masa lalu. Aku sadar kehidupan kita terus berjalan maju dan tak bisa kita kendalikan untuk berhenti. Jadi, tak ada waktu untuk menyesali masa lalu. Masa lalu biarlah menjadi pembelajaranku. Karena tak selamanya masa lalu itu buruk, bisa jadi masa lalu yang buruk kini berubah menjadi baik. Dan begitu pula sebaliknya. Karena Allah maha mengatur segalanya ...   "Mai, Tante Mawar mau jemput lo besok. Hari ini nggak bisa, ada keperluan katanya," ucap Kak Kaira yang menerobos masuk kamarku tanpa permisi. Aku mengangguk dan mengucapkan terimakasih. Di dalam hati aku amat bersyukur, itu artinya hari ini aku masih ada kesempatan untuk bertemu sahabatku "Oh iya, Mai. Jangan sekali-kali lo jalan sama Umar. Karena Umar itu punya gue. Dan lo pokoknya harus jauhin Umar mulai sekarang dan lupain apapun segalanya tentang umar, termasuk persahabatan lo,” gertak Kak Kaira yang masih berada di kamarku. “Kalau gue sampai tau lo masih jalan sama Umar, lo akan tahu akibatnya," ancam Kak Kaira kemudian berlalu pergi. Aku tertunduk lesuh. Padahal alasanku untuk berpamitan dengan sahabatku itu karena ada Umar. Jika kalian pikir aku menyukai Umar, kalian benar. Aku sangat mencintainya. Sejak pertama bertemu, aku sudah kagum terhadap sosoknya. Yah kebanyakan orang bilang sih love at the first sight, namun bukan tanpa alasan. Aku terkagum akan kepribadian yang amat langka untuk ditemukan.   Saat itu, aku masih berseragam putih abu-abu. Aku bersekolah di sekolah favorit, itu pun karena aku mendapat beasiswa. Di sana aku hanya memiliki seorang teman dan itu juga seorang laki-laki. Namanya Fahrian Arvean yang sering disapa Rian. Saat itu waktu wisuda kelulusan, Rian bilang kepadaku untuk menunggu di pintu gerbang sekolah. Entahlah dia bilang mau menunjukkan sesuatu yang penting kepadaku. Karena aku orangnya kepo, akupun menurutinya.   "Woyyy Ra!!" ucap Rian mengagetkanku. "Ish Rian b**o!!! Gue kaget!!" kataku spontan. Jujur saja waktu itu aku memang sedikit bar-bar. Aku terkenal tomboi di kelasku, tak heran jika tak banyak orang yang mau berteman dengank. "Hahaha... Lagian lo sih bengong aja. Mikirin apa sih? Mikirin raport lo yah?  Jangan-jangan ada yang merah lagi, hayo ngaku ..." cerca Rian dengan kesoktahuannya yang membuatku kesal. "Udah deh, nggak usah basa-basi, waktu berharga gue terbuang sia-sia karena lo. Apa yang mau lo tunjukin?" tanyaku tak sabaran.   Bukannya menjawab, Rian malah melirik-lirik kesamping kanannya yang terdapat seorang laki-laki yang yah, lumayan tampan. “Kenapa aku tak menyadarinya?” gumamku dalam hati. Karena memang benar sedari tadi aku tak menyadari ada seseorang di samping Rian. Ah, ini gara-gara Rian membuatku terkejut. "Lo mah nggak peka!" Aku melotot ke arah Rian yang membuat moodku semakin buruk. "Eh, Santai boss. Kenalin nih, temen gue yang sering gue ceritain ke lo," ucap Rian memperkenalkan teman di sebelahnya itu.   Aku mengamati laki-laki itu menilai penampilannya. Good looking! Aku pun mengulurkan tanganku berniat menjabat tangannya untuk berkenalan. Namun bukannya membalas tanganku, justru ia menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya "Gue Umar, sahabatnya Rian." Aku dibuat malu karena tangan yang masih terulur di depannya tak ia balas.  Dengan segera aku pun menarik tanganku lagi dan mengikuti gerakannya. "Gue Maira," ucapku singkat. Aku melirik tajam ke arah Rian yang cekikikan melihatku terlihat konyol. Hal itu pun membuatku merasa dongkol. Setelah kejadian itu, aku semakin dibuat penasaran oleh sosok bernama Umar itu. Sosok yang baik kepribadiannya dan sangat taat dalam beragama. Dan semakin aku mencari tahu tentangnya, aku semakin tertarik kepadanya.   Itu lah pertemuan yang paling berkesan dalam sejarah kami. Dan saat itu juga baru pertama kalinya  aku menemukkan ada seorang laki-laki yang membuatku sepenasaran ini. Si misterius, itulah julukan yang sempat aku sematkan kepadanya.  Mengingat hal itu, aku menjadi teringat diriku dimasa lalu. Aku dulu bertingkah tidak cerminan seorang muslimah, lebih tepatnya aku dulu adalah wanita galak dan lebih menyukai berteman dengan laki laki. Padahalkan sebagai muslimah kita harus menjaga interaksi antarlawan jenis. Tapi kini aku sadar, sungguh aku bersyukur masih diberi waktu untukku berubah mengenal Islam dan berubah menjadi lebih baik. Baiklah, karena aku telah membulatkan tekat untuk pergi dari sini, aku harus menghapuskan rasa cinta yang tidak semestinya aku simpan untuk Umar. Rasa cinta ini akan aku jadikan pembelajaran kedepannya. bukankah ada pernyataan 'Mencintai tak harus memiliki' kan? Aku berharap semoga ia mendapatkan seorang pendamping  yang sholehah. Dan semoga Umar senantiasa dalam lindungan Allah. Serta semoga Umar dijauhkan dari seseorang yang akan menyelakainya. Aku menitipkan rasa ini kepadamu, Ya Allah ....   TBC 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD