bc

Cinta Dibalut Dosa

book_age4+
10
FOLLOW
1K
READ
drama
tragedy
sweet
mystery
like
intro-logo
Blurb

Diambil dari kisah nyata... Dia hadir dengan perhatian dan tutur kata yang sempurna, memberiku harapan besar menuju pernikahan penuh impian. Salahkah aku terlanjur menyerahkan seluruh cintaku pada pria yang selalu ada di saat aku terpuruk dalam kegelapan? Pada suatu hari, dia melihatku bersama dengan pria lain. Dia yang marah dan cemburu memintaku membuktikan kesucianku padanya. “Buktikan kalau kamu cinta sama aku?” “Apa semua pengorbanan dan penantianku selama ini masih kurang? Memangnya kamu mau bukti apalagi?” “Berikan kehormatanmu padaku, baru aku bisa percaya kalau kamu cinta sama aku.” “Maaf, aku nggak bisa melakukan itu sebelum kita nikah!” “Aku janji setelah ini bakal nikahin kamu.” Dia terus merayu dan memaksaku untuk melampiaskan hasratnya. Aku tidak menyangka, dia yang selalu bersikap baik meminta kesucian yang selama ini aku jaga dan akan aku persembahkan untuk suamiku. Apakah yang akan terjadi padaku jika dia berhasil merenggut kesucianku?

chap-preview
Free preview
YATIM PIATU
“Ayah, Ibu, ayo bangun.” Yuki bersedih dan menangis tergugu melihat ibu dan ayahnya dari tadi terus tidur dan tidak mau bangun. Padahal dari tadi Yuki sudah mengguncang tubuh ayah dan ibunya, tapi mereka tidak mau menyahut dan membuka mata. “Paman, kenapa Ayah sama Ibu dibungkus kain begini? kasihan, nanti mereka nggak bisa gerak!” protes Yuki pada sahabat ayahnya yang sejak tadi menangis sesenggukan. Yuki tidak mengerti kenapa semua orang menangis mengelilingi ayah dan ibunya yang dibungkus dengan kain putih dan terbujur kaku. Mungkin karena diikat begini, tubuh ayah dan ibuku jadi nggak bisa gerak. Itulah yang ada di pikiran balita berusia 5 tahun saat melihat jenazah kedua orang tuanya. Adi menarik tubuh kecil Yuki, lalu memeluknya dengan erat sampai Yuki kesulitan untuk bernapas. Adi sudah menganggap Ipong sebagai saudaranya sendiri, sejak kecil mereka di tumbuh bersama di panti asuhan. “Ayah sama Ibu kamu udah nggak ada, Nak. Kamu jangan sedih, kamu masih punya Paman,” ujar Adi yang sangat terpukul atas kematian Ipong. “Memangnya Ayah sama Ibu mau pergi kemana, Paman? Nanti yang mandiin aku siapa, yang gantiin aku baju siapa, yang mau nyuapin aku makan siapa?” tanya Yuki dengan polosnya sembari menangis sesenggukan. Dia sangat dengan kecewa pada kedua orang tuanya. Ia berpikir ayah dan ibunya sudah tak mau merawat Yuki lagi. Yuki merasa tidak akan sanggup hidup tanpa Ayah dan Ibunya. Yuki pikir, apakah Ayah dan Ibunya sudah tidak sayang Yuki lagi, makanya mereka mau pergi dan tidak mau berbicara dengan Yuki lagi. “Mulai sekarang, Paman yang akan jagain kamu, Yuki.” ucapan Adi membuat Yuki semakin sakit hati. Yuki menangis dengan kencang, meluapkan semua rasa sakit dan kecewa yang ada di hatinya. “Nggak mau, aku cuma mau sama Ayah sama Ibu. Aku janji bakal nurut dan nggak nakal lagi.” Tangis Yuki semakin pecah. Ucapan Adi membuat Yuki sakit hati, hatinya hancur dan kecewa. “Apa Ayah sama Ibu udah nggak sayang aku lagi?” tanya Yuki dengan terisak. *** “Ayah, Ibu, jangan pergiiii!” Yuki kecil berteriak histeris, tangisnya pecah ketika orang-orang mengusung keranda yang ditutupi kain berwarna hijau. Kaki kecilnya terus berlari mengejar orang-orang yang membawa orang tuanya semakin menjauh. “Ayaaaah, Ibuuu... Jangan pergiiiii!” Yuki berteriak dengan keras memanggil-manggil orang tuanya. Ia menangis sejadi-jadinya seraya berlari karena tak mau ditinggalkan sendiri. Namun, langkahnya tertahan ketika seseorang menyergapnya dari belakang. “Lepasin, lepasin, aku mau ikut Ibu sama Ayah. Ayaaah, ibuuu jangan pergiiii, jangan tinggalin aku. Aku takut sendiri!” Yuki berteriak histeris menangisi kedua orang tuanya. Yuki memberontak menghentak-hentakkan kaki kecilnya ke tanah sambil menangis meraung-raung. Tangan mungilnya terulur ke udara mengarah pada keranda orang tuanya, sementara tangan yang satunya mencongkel tangan bibi yang melingkar di perutnya, berharap bisa membebaskan diri. Air mata mengalir dengan deras dari mata bulat gadis mungil nan cantik itu, dadanya terasa semakin sesak melihat kedua orang tuanya semakin menjauh. “Lepasin, Tante! Aku mau ikut ibu sama ayah.” Yuki menangis dengan kencang sambil berteriak dengan kesal. Dadanya serasa begitu sesak, hatinya sakit melihat kedua orang tuanya pergi. “Ibu sama Ayah kamu sudah mati. Mereka nggak akan bisa balik lagi,” ujar Vivian dengan tegas supaya Yuki berhenti memberontak. “Nggak mau, nggak mau, ibu sama ayah nggak boleh pergi, aku mau ikut ibu sama ayah. Lepasin tante, lepasin.” Tangis Yuki semakin jadi setelah mendengar pernyataan yang keluar dari bibir Vivian. “Ayah, ibu, jangan pergiiii,” Yuki menangis meraung-raung sambil memberontak melihat ayah ibunya sudah tak terlihat lagi. Suasana terasa haru dan menyedihkan, para tetangga ikut menangis melihat gadis yang baru berusia 5 tahun kini menjadi yatim piatu. *** 7 hari sudah berlalu sejak peristiwa tragis yang menewaskan kedua orang tua Yuki akibat kecelakaan maut di jalan raya kota Jakarta. Saat itu jalanan sedang licin setelah diguyur oleh air hujan, tiba-tiba sebuah truk besar bermuatan berat tergelincir tak terkendali keluar batas menabrak kedua orang tua Yuki yang baru saja pulang bekerja dari arah yang berlawanan, hingga menyebabkan sepasang suami istri itu seketika kehilangan nyawanya. Selama 7 hari ini Yuki, tak henti-hentinya menangis meminta bertemu dengan ayah dan ibunya. Yuki sangat merindukan ibunya, rindu belaian ibunya, rindu makan dari suapan ibunya, rindu suara ibunya, Yuki sangat merindukan semua hal tentang ayah dan ibunya. Di hari ketujuah setelah Uci dan Ipong dikebumikan, akhirnya Adi membawa Yuki ke pemakaman tempat kedua orang tua Yuki di makamkan. Adi tak tega melihat Yuki yang terus menerus mencari ayah dan ibunya. Gadis itu sangat merindukan kedua orang tuanya. “Paman, kenapa Paman bawa Yuki ke sini?” Yuki sangat bingung. Saat di rumah tadi, Adi berjanji akan membawa Yuki untuk bertemu dengan ibunya. Namun, Adi malah membawa Yuki ke pemakaman umum yang tanahnya masih basah. Yuki menoleh ke sana kemari mencari keberadaan ibu dan ayahnya, yang Yuki temukan hanya kuburan dan pohon kamboja, sementara Adi menggandeng tangan mungil Yuki. Ia bingung harus memulai penjelasan dari mana. “Ini makam Ayah sama Ibu kamu, Nak. Kalau kamu kangen, Paman akan antar kamu ke sini.” Adi berjongkok, kemudian mengusap batu nisan milik mendiang sahabatnya. Mata bening Yuki kembali berkaca-kaca, kristal bening mulai berdesakan lalu keluar dari matanya yang bulat. “Kenapa kamu nangis, Nak.” Adi mengusap air mata Yuki yang terus mengalir dengan deras, gadis itu menangis sesenggukan. “Kata orang-orang, aku nggak punya ayah sama ibu lagi,” jawab Yuki di sela-sela tangisnya. “Kamu masih punya ayah sama ibu, Sayang.” Adi mengusap puncak kepala Yuki dengan lembut. “Terus kemana ayah sama ibuku? Kenapa mereka nggak pulang-pulang?” “Mereka nunggu kamu di surga.” “Kapan aku bisa ketemu ayah sama ibu. Aku kangen sama mereka.” “Kalau kamu mau ketemu sama ayah dan ibu di surga, kamu harus jadi anak baik, harus nurut sama Paman, nggak boleh nangisan, harus makan yang banyak biar nggak capek pas lagi jalan mau ke surga. Yuki mau ‘kan masuk surga?” tanya Adi dengan lembut seraya mengurai senyuman tulus. “Mau.” Mendengar bujuk rayu Adi, Yuki pun mengangguk senang. Ia merasa sangat bahagia bisa bermain di surga dengan ayah dan ibunya. Yuki segera menghapus air matanya, ia mengingat dongeng sebelum tidur yang sering diceritakan oleh ibunya sebelum meninggal dunia. Uci sering bercerita pada Yuki jika hanya anak baik yang bisa masuk surga. Di surga ada taman buah-buahan yang manis dan lezat, banyak permen dan mainan. Siapa pun yang masuk ke dalam surga, maka apapun permintaannya akan terkabul. “Mulai sekarang, Paman dan Bibi Vivian yang akan jadi orang tua kamu. Mulai sekarang, kamu harus panggil aku ‘Ayah’ dan panggil Bibi Vivian ‘Ibu’ ya!” *** 3 tahun sudah berlalu, kini usia Yuki sudah menginjak usia 8 tahun. Sekarang dia paham arti kematian yang sesungguhnya. Yuki adalah gadis yatim piatu, tapi masih beruntung memiliki ayah angkat yang sangat menyayanginya. Adi dengan tulus merawat dan menyekolahkannya, kini Yuki duduk di kelas 2 SD. Vivian menyajikan makanan di meja untuk anak-anaknya yang sudah rapi mengenakan seragam SD di ruang makan. Yuki melirik makanan di piring kedua saudaranya, ada nasi dan ayam goreng yang terlihat sangat lezat dan menggiurkan. Makanan di piring mereka terlihat sangat lezat, membuat Yuki menelan air liurnya sendiri, sedangkan makanan milik Yuki hanya nasi dan tempe sisa kemarin yang warnanya sangat coklat. “Bu, apa ayamnya nggak ada lagi?” Yuki memberanikan diri bertanya pada Vivian yang merupakan ibu angkatnya. Siapa tahu, Vivian mau berbaik hati berbagi dengannya. “Nggak ada. Udah, makan apa aja yang ada,” jawab Vivian dengan ketus tanpa mau melihat Yuki. Ia tidak ikhlas jika penghasilan suaminya harus dibagi dengan Yuki. “Tadi, aku lihat ibu masak ayamnya banyak,” ujar Yuki ragu-ragu. BRRAAAKKK Vivian menggebrak meja makan dengan keras hingga Yuki, Akmal dan Alea berjingkat kaget. Vivian memelototi Yuki hingga bola matanya hampir keluar. “Udah untung kamu masih bisa makan dan nggak tinggal di kolong jembatan. Harusnya kamu banyak bersyukur, aku dan suamiku masih mau nampung kamu di sini. Kalau bukan karena kami, kamu pasti sudah terlunta-lunta di jalanan jadi pengemis.” “Maaf, Bu.” Yuki menundukkan kepala dengan sedih, padahal Yuki hanya ingin makan ayam goreng, tapi hanya cacian dan hinaan yang ia dapat. Yuki mengerjabkan matanya supaya air mata yang ia tahan tak menetes keluar. Yuki mulai memakan makanannya meski tempe yang ia kunyah sudah mengeras dan terasa sedikit gosong, susah payah Yuki menelan makanannya hingga melewati kerongkongan. Sebagai anak angkat, ia harusnya cukup tahu diri dan tidak banyak menuntut apa pun dari orang tua angkatnya. Entah kenapa, statusnya yang hanya sebagai anak angkat membuat dadanya serasa sesak. Vivian tak pernah menganggapnya sebagai anak, Vivian hanya bisa bersikap lembut jika Adi pulang dari luar kota. Yuki tak meminta banyak hal, keinginannya sangat sederhana. Yuki hanya ingin Vivian dan kedua saudara angkatnya menyayanginya dengan tuls, tapi yang benar-benar tulus padanya hanyalah Adi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MAGDALENA (SPG)

read
29.7K
bc

The Reborn Woman's Revenge: WET & WILD NIGHTS WITH MY NEW HUSBAND

read
175.5K
bc

Brotherhood Billionaire Series 6: Honey and the Beast

read
95.9K
bc

His Obsession

read
103.9K
bc

The Ballerina's Downfall

read
81.4K
bc

The naive Secretary

read
69.6K
bc

TEMPTED CRUISE XI: A NIGHT OF LUST

read
29.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook