" Dia bilang aku baik - baik saja,,? Bagaimana mungkin,,? Aku jatuh dari fly over dan dia bilang hanya syok,,??"
Sepertinya aku harus memastikan kondisi tubuh ku sendiri, dengan terburu - buru aku melihat ke dua tangan ku memastikan apakah ada yang patah, lalu aku menarik selimut ku bermaksud untuk memastikan apakah kedua kaki ku masi ada.
Untungnya tangan dan kaki ku masi utuh dan sepertinya baik - baik saja karna aku tidak merasakan sakit dan tidak ada lecet sedikitpun pada kulit ku, meskipun aku heran bagaimana mungkin tubuh yang jatuh dari ketinggian itu baik - baik saja, dan aku tetap bersyukur.
Tapi sepertinya ada yang aneh,,,
Mengapa kaki ku kecil sekali ? Kaki ini sangat kecil dan tangan ku, aku mengepalkan tanganku mengapa rasanya seperti tangan boneka ?
Terlihat sangat kecil dan lemah.
"Cermin,,,," kata ku
"Ya? Apa? "
nyonya heidi bertanya dengan wajah yang terlihat bingung,
"Berikan aku cermin,,, !!" Aku berteriak cukup keras
gadis berpakain pelayan itu terhentak, dengan wajah terkejut , lalu dengan sigap dia menuju ke sebuah meja di sebelah jendela dan membuka laci, terlihat dia mengambil cermin berwarna silver
Dengan terburu - buru gadis itu menyerahkan cermin berwarna silver itu kepada ku, dilihat sekilas cermin itu seperti terbuat dari tembaga dengan ukiran bunga mawar yang cantik.
aku langsung mengambil cermin tersebut, yang ternyata sangat berat,
Lalu , Setelah melihat pantulan wajah ku dari cermin, tangan ku langsung menyentuh pipi ku,, dan seluruh tubuh ku terasa bergetar hebat, kedua mata ku sangat panas,, tiba-tiba air mata jatuh dari menyentuh pipiku,,
Aku menangis tersedu-sedu, aku menutup wajah ku dengan kedua telapak tangan ku, wanita bernama nyonya heidi dan gadis berpakain pelayan itu menghampiri ku dengan khawatir.
Setelah sampai dekat tempat tidur ku Nyonya heidi, dengan hati -hati, dia duduk di sisi tempat tidur ku, dan meraih kedua telapak tangan ku dari wajahku, dia menggenggam tanganku dengan sangat lembut, terasa hangat seperti tangan seorang ibu yang menenangkan anaknya. Sudah lama aku tidak merasakan sentuhan seorang ibu.
Tangis ku semakin kencang kala nyonya heidi menenangkan ku dia tetap mengenggam tangan ku, sekali - kali dia mengelus telapak tanganku, dapat ku lihat dari sorot mata nya terpancar kasih sayang yang besar dan juga kesedihan.
Selama aku menangis gadis berpakain pelayan itu terlihat ikut menitikan air mata nya,
aku bingung mengapa dia ikut menangis dengan ku ?
ahhh,,,, sudahlahh bukan saatny aku memikirkan orang lain,,,
Keesokan harinya aku terbangun dengan mata sangat bengkak dan pipi sangat merah,
Sepertinya aku menghabiskan malam dengan menangis,
Membayangkan bagaimana semua ini bisa terjadi.
Lalu tiba - tiba pintu terbuka, telihat gadis pelayan kemarin membawa nampan yang sepertinya beriisi sarapan ku.
Benar,, perut ku sangat lapar aku bahkan menguras semua air mata dan tenaga ku. Seperti nya aku harus makan dulu.
Pelayan itu menaruh sarapan ku diatas meja dengan kaki kecil di setiap sisinya, kemudian meja itu di letakkan diatas tempat tidur ku.
" nona makan lahh, nona belum makan apapun sejak kemarin,," kata pelayan itu sambil menaruh meja didepan ku .
Dapat ku lihat sebuah mangkok berwarna putih berisi sup sayuran dan potongan daging, serta beberapa lembar roti dan telur.
Terlihat sangat lezat,sepertinya air liur ku menetes.
Setelah menghabiskan sarapan ku, pelayan itu membantuku untuk membersihkan tubuh ku.
aku sudah 5 hari tidak mandi
****
Saat ini aku berada di sebuah lahan yang luas dengan rumput yang terpotong rapi, semua orang berpakain hitam, termasuk diri ku,
Nyonya heidi menggenggam tangan ku, sedangkan gadis berpakain pelayan itu yang baru ku tahu bernama emelie, dia berada di belakang kami sambil menunduk dengan wajah sedih.
Berbeda dengan emilie yang terlihat sangat sedih, nyonya heidi erlihat jauh lebih tegar, tetapi bagaimana pun aku dapat merasakan kesedihan dari genggaman tangannya.
Suasananya sangat lah hening dan senyap, terdapat dua batu nisan yg terlihat seperti baru saja di letakkan di sana.
Gaun yang kukenakan adalah gaun berwarna hitam berbahan velvet, dari bahannya aku yakin ini adalah pakaian yang mahal, tapi dibuat dengan model yang sangat sederhana, gaun selutut dengan lengan panjang dan berbentuk sedikit balon di bagian atasnya, tidak ada hiasan apapun di gaun itu, aku juga mengenakan kaus kaki hitam yang menutupi kaki ku, dan sepatu hitam mengkilap serta topi hitam brudu.
Dan para wanita di sana, mereka mengenakan gaun hitam hingga mata kaki dengan hiasan di rambut mereka, suasana ini mengingatkan ku pada pemakaman versi film yang biasa aku tonton di tv.
Samar - samar terdengar suara isak tangis beberapa orang , termasuk gadis berpakaian pelayan kemarin,
Suasana pemakaman seperti ini sangat asing bagi ku, maksud ku aku tidak pernah menghadiri pemakaman dengan konsep seperti ini.
Di ke dua batu nisan itu tertulis nama.
Aston eadric vale aleavier
Dan
Rachel aikan vale aleavier
Aku tidak mengenal mereka, aku hanya bisa menebak mungkin mereka adalah keluarga dari pemilik tubuh ini.
ya,, tubuh ini,,
Seperti nya jiwaku masuk ke tubuh ini, tubuh seorang anak berusia 8 tahun,
Yang wajah nya sangat cantik untuk anak seusia nya, mata yang bulat dengan warna hijau, hidung mancung dan kecil, serta rambut panjang bergelombang dengan warna coklat tua.
Dapat dipastikan wajah nya seperti wajah - wajah seorang putri yang sangat cantik dari era pertengahan,
Bicara tentang wajah, menurut ku hampir semua orang - orang disini memiliki wajah yang seperti wajah orang era pertengahan.
Contoh nya saja nyonya heidi,
Nyonya heidi memiliki tubuh yang ramping, dengan kulit sedikit putih, matanya berwarna abu - abu, dan hidung yang mancung serta bibir tipis yang berwarna merah maroon, aku tidak bisa memastikan warna rambutnya karna dia selalu mengulungnya keatas dengan pita.
Lalu ada emilie,
Emilie memiliki tubuh tidak begitu tinggi tetapi sangat ramping, kedua pipi emilie berwarna kemerahan dengan bintik - bintik hitam di sekitar hidung dan pipinya dan rambut emilie lurus berwarna coklat muda serta mata lembut berwarna kuning.
Para pria di tempat ini juga kebanyakan mereka mengenakan kemeja berwarna putih dan rompi serta di padukan jas di bagian luar, lalu ada jam saku dengan tali rantai yg menjepit saku mereka.
sangat sulit untuk menjelaskan penampilan orang - orang disini, sebenarnya tidak ada yang aneh dengan penampilan mereka, hanya saja aku tidak terbiasa dengan penampilan seperti ini.
Pemakaman berjalan dengan hening dan suram, pikiran ku bertanya, pemakanan siapakah ini, karena baik nyonya heidi maupun emilie tidak memberitahuku.
Tadi pagi Setelah sarapan, nyonya heidi hanya memberikan gaun hitam ini dan menyuruh emile untuk membantu ku berpakaian.
Aku hanya pasrah menuruti mereka karena aku masih asing dan bingung dengan kondisi ku saat ini.
autor : semuanya terima kasih sudah mampir membaca karya ku yaaa?
aku sangat menghargai kalian semua yang sudah meluangkan waktu untuk membaca karya ku,,
sekali lagi terima kasi yaaaaa ❤
Jangan lupa vote ya