BAGIAN 13 | KEDIAMAN CONAN

2068 Words
Setibanya kami di desa Hill, Sam—yang lebih tahu menahu mengenai daerah ini membawa kami lebih dulu ke tempat yang lebih aman, katanya. Aman dan terhindar dari apa, akupun tidak tahu. Aku pikir, perjalanan 3 jam yang Yuwen katakan, benar-benar tiga jam. Tapi selama seharian menunggu di kereta, sama-sekali tidak terlihat pemberhentian. Hingga aku tahu arti dari 3 jam yang dimaksud oleh mereka adalah 3 jam yang melewati siang dan malam. Benar, untuk menuju desa ini, kami harus menempuh perjalanan selama 3 hari. Aku bahkan sudah tidak tahu lagi rasanya bagaimana sakit di bokongku saat seharian terus duduk. Fasilitas di dalam kereta ini juga sama-sekali tidak lengkap, tidak ada makan dan minum yang disediakan. Beruntung saat itu, Yuwen dan juga Sam membawa cukup banyak perbekalan.  Desa ini benar-benar tidak seperti apa yang aku bayangkan, benar—aku memang tidak pernah menginjakkan kaki di desa ini. Tahu jauhnya seperti ini, mungkin aku akan memilih untuk melawan Frank dan melanjutkan penyelidikan mengenai pembunuhan Kyle dan Tong Wei. “Desa ini adalah bekas daerah perang, para resimen dulunya memilih desa ini karena memiliki lokasi yang cukup strategis. Perpustakaan dan juga lokasi yang akan kita tuju masih berjarak cukup jauh dari tempat kita sekarang ini. Aku pikir, sebaiknya kita menginap di rumah teman lamaku untuk malam ini. Aku tahu kalian tidak terbiasa dengan perjalanan panjang tanpa henti seperti ini.” Tidak ada jawaban, aku dan Yuwen hening. Sekalipun Yuwen tahu jika perjalanan kami akan selama ini, dia juga terlihat tidak senang. Karena dia baru mencari tahu lokasi ini sekitar beberapa jam keberangkatan dan setelah aku tertidur. Dia bahkan sengaja tidak memberitahukan hal itu padaku setelah aku terbangun dalam beberapa jam pertama. Dia memilih untuk bungkam dan bergantian untuk tidur. Sebuah rumah dari kayu dengan aksen lebih ke rumah-rumah yang ada di eropa, lebih tepatnya rumah Rusia. Sam membuka pintu pagar besi tinggi itu tanpa menekan bel yang memang sudah tidak berfungsi, dia membawa kami memasuki rumah itu. Beberapa hewan yang sedang memakan rumput di sekitar pekarangan menatap ke arah kami, seolah ingin bertanya darimana asal kami. “Sam? Kau kah itu, sobat lamaku?” Suara dari arah kandang terdengar, kami berhenti berjalan dan menatap sosok lelaki tua dengan pakaian robek-robek yang berjalan mendekati kami. Dia mengambil sebuah lensa yang tersimpan di balik sakunya. “Kau tidak salah melihat, Conan. Ini kau, Sam—sobat lamamu!” balas Sam dan ikut berjalan, memeluk tubuh kotor itu tanpa ada rasa jijik sama-sekali. Aku dan Yuwen masih berdiri di jalan tadi, tanpa ada niat untuk berjalan ke sana. Badanku masih mati rasa, sekalipun sudah aku gerakkan dalam perjalanan setelah turun dari kereta. Di sebelah kandang ada garasi, aku berjalan ke sana. Membuka garasi itu dan menatap sebuah mobil yang terbuka di bagian belakangnya. Karatan dan terlihat usang, sepertinya tidak pernah dipakai. Aku meraba bagian sayap badan mobil, dan mengangkat tanganku. “Debunya sangat banyak, mobil itu tidak pernah dipakai saat putraku meninggal sekitar 3 tahun lalu. Dia sakit parah dan rumah sakit tidak mampu untuk mengobatinya.” Aku dan Yuwen berbalik, menatap lelaki tua dengan pakaian robek-robek itu. Senyuman di wajah tuanya terbit saat melihatku dan Yuwen, yang terlihat tidak tertarik dengan kisahnya. “Sepertinya kalian tidak percaya, benar, aku memang tidak memiliki putra!” kekehnya dan keluar dari garasi. “Jangan mencoba kedua young man itu, Conan. Mereka memiliki profesi yang sama denganku, kedua pemuda itu cukup terkenal dengan analisis tentang hal-hal kecil. Jadi berhati-hatilah dengan mereka!” teriak Sam dari arah jalan, dia membawa barang-barang yang kami tinggalkan di sana tadi. “Mereka juga tidak menyukai orang baru!” tambah Sam sembari terkekeh. “Perkataan Sam tadi terlihat benar adanya, mari anak muda. Rumahku memang tidak sebagus rumah yang ada di kota. Tapi aku menyambut kedatangan kalian dengan suka cita!” Aku dan Yuwen berlalu dari bagasi, sekilas aku melihat ada benda yang bentuknya aneh, ada di sebrang mobil tua tadi. Yuwen memanggilku, aku lekas mengikuti mereka menuju rumah dengan aksen eropa itu. begitu memasuki ruangan, aku merasakan adanya bau yang tidak biasa. Perhatianku tertuju ke arah ruangan yang terbuka, tanpa ada persetujuan aku lekas menuju ke arah sana. Melihat apa yang terjadi, aku lekas berlari cepat memasuki ruangan itu dan mematikan kompor gas. Hampir saja, aku menatap panci yang sudah kehabisan air dengan api yang terus memanas. “Oh Jesus, aku bahkan sudah kehilangan penciuman. Terima kasih anak muda, penciumanmu memang tajam, beberapa menit lagi gas itu terus menyala, mungkin dapur ini akan terbakar. Terima kasih, aku menyelamatkanku di hari pertama kita berjumpa!” “Lain kali jangan melupakan hal ini, Conan. Jika tidak, maka kau akan kehilangan seluruh kenangan di rumahmu ini!” Conan mengangguk dengan wajahnya yang masih menunjukkan raut wajah panik. Tangannya bahkan sampai gemetaran karena hal itu. Pintu dari arah samping terbuka, Sam menatap kami dengan raut wajah bertanya. “Apa yang terjadi?” “Apa Anda tidak mencium aroma gosong saat tadi memasuki rumah ini, Sam?” tanya Yuwen, “Atau apa jangan-jangan Anda sengaja?” “Aku tidak mencium aroma apapun, karena setelah meletakkan barang kalian. Aku terburu-buru menuju kamar mandi, aku sudah sangat kebelet. Perkataanmu tadi cukup menyinggungku anak muda!” Sam menatap Yuwen tidak suka. “Sudahlah, aku yang salah kali ini, tidak usah memperpanjang masalah. Kalian juga baru tiba, aku akan memasak makanan yang enak hari ini. Sam, aku bisa mengantar mereka ke kamar atas!” “Baiklah!” seru Sam, lekas mengambil langkah menuju ke atas. Aku tidak menyangkal siapapun kali ini, karena perkataan Yuwen juga masuk akal. Tidak ada yang tidak mungkin, dan tidak ada yang tahu isi hati seseorang. Bisa saja terlihat baik di luar, namun pada nyatanya dia ingin menjerumuskan kita. Mengambil barang-barangku ala kadarnya, aku lekas beranjak menuju lantai atas. Rasanya kami benar-benar sedang berlibur kali ini, aku tidak mendapati rumah seperti ini lagi Hongkong. Semuanya sudah sangat modern dan jauh dari kata rindang dan asri seperti ini. “Ini kamar kalian berdua, hanya ada 3 kamar di rumah ini. Satu adalah milik Conan, dan sisanya milik kita. Maaf tadi perkataanku jika menyinggungmu, Yuwen. Tapi aku memang tidak berniat melakukan hal itu, karena aku sama-sekali tidak mencium aroma apapun. Terima kasih sudah menyelamatkan nyawa kita untuk kali ini, Emilio. Senang bisa bekerja sama dengan kalian!” “Tidak masalah!” Pintu kamar terbuka, aku memasuki kamar dengan tempat tidur bertingkat itu. Tempat tidurnya bahkan terbuat dari batu, untungnya memiliki ranjang. Jadi aku tidak akan merasakan tidur di atas batu yang keras dan bangun akan mengalami sakit punggung. “Aku akan tidur di atas, seperti biasanya!” Yuwen lebih dulu mengambil langkah ke atas. *** Tidak banyak yang aku lakukan di hari pertama tiba di desa ini, aku hanya meninjau lokasi desa ini dari maps dan juga mencari informasi sebanyak yang aku dapatkan mengenai lokasi pembunuhan ini. Frank bahkan tidak membalas emailku, aku benar-benar akan mėmbunuh manusia bájingan itu setelah menyelesaikan kasus ini. Aku yakin dia sengaja untuk menempatkan kami di desa ini. Yuwen sejak tadi masih tertidur, aku rasa itu wajar, karena selama di kereta dia sama-sekali tidak bisa tertidur. Aku keluar dari dalam kamar, dan menatap Conan yang sudah menghidangkan berbagai jenis makanan di atas meja. Perutku langsung berbunyi melihat makanan yang cukup lezat itu. “Kau sudah bangun? Sam bilang kalian tertidur karena kelelahan, dia juga tertidur dan masih tidak bangun. Makanlah jika kau sudah kelaparan, aku akan menghangatkan sup ini lagi setelah mereka terbangun!” Begitu tiba di depan meja makan, aku lekas duduk dan mengambil beberapa jenis makanan yang tersedia. Conan juga ikut bergabung denganku, pakaiannya sudah lebih baik daripada sebelumnya. Dia juga tidak sebau tadi—saat kami baru saja tiba. Kami makan dalam hening, tatapanku sesekali mengeksplor tempat ini. Ada beberapa foto yang terpanjang, salah satunya adalah foto Conan dan seorang perempuan. Aku rasa, itu adalah istrinya, baju putih itu dan juga gereja di belakangnya cukup memberiku informasi bahwa itu adalah foto pernikahan. Conan ikut menatap arah pandanganku. “Itu adalah mendiang istriku, Isabella. Aku yakin kau ingat saat aku mengatakan tidak punya putra saat di garasi tadi kan?” Aku mengangguk, perkataan itu masih keluar dari mulut Conan beberapa jam lalu, tidak mungkin aku melupakan hal itu. “Hari itu, aku tidak berada di rumah. Aku bertugas di HongKong.” “Apa kau dulunya seorang batalyon?” Conan mengangguk, “Kau bisa menebaknya dengan mudah, kebanyakan orang menebak bahwa dulunya aku adalah seorang ilmuan atau pakar. Entah darimana pemikiran itu timbul!” Conan terkekeh, “Hari itu, saat aku ditugaskan di Hongkong, istriku menelepon padaku jika ada orang asing yang berlalu lalang di depan apartemen yang aku sewa setelah pernikahan kami. Aku tidak sempat mengatakan apa-apa, karena saat itu kami sedang mengawasi salah satu pasukan mafia yang melakukan transaksi ilegal. Setelah aku pulang dari tugas, aku sudah menemukan istriku tidak bernyawa di dalam apartemen. Hanya berselang satu hari, dan tidak ada tetangga apartemen kami yang mengetahui hal itu. Hari itu adalah hari yang paling hancur dalam hidupku. Aku tidak tahu sebanyak apa air mata yang aku keluarkan untuk menangisi kelalaianku. Aku depresi, bahkan sampai di pemakaman, keluarga istriku juga menghujatku. Mereka mengataiku tidak becus menjadi seorang suami. Aku tidak melawan perkataan mereka, karena aku juga mengakui bahwa aku bukanlah suami yang tidak becus. Tugas memanggilku di saat kami baru saja membentuk rumah tangga.” “Setelah itu Anda keluar dari pekerjaan Anda?”tebakku. “Kau benar, aku keluar dari batalion. Lalu menyewa tempat di desa ini, membangun rumah ini sendiri dengan beberapa penduduk di sini. Juga Sam, dia yang memberiku pinjaman untuk membangun rumah ini. Setelahnya, aku juga membuat peternakan di sini, mobil itu sudah sangat lama. Itu adalah hadiah dari teman-temanku di batalyon. Mereka juga turut berduka cita karena kejadian yang menimpaku. Aku melakukan proses penyembuhan di desa ini, dan tebak? Sekalipun dalam keheningan malam aku menangis histeris, tapi aku berhasil sampai di titik ini. Menjadi tua dengan kenangan yang membuatku terus seperti ini!” “Kisah hidup yang cukup menyedihkan, maafkan aku sudah menuduh Anda hal yang tidak-tidak, Conan!” Bangku di sebelahku bergeser, aku menatap Yuwen yang bergabung dengan kami. Wajah bantalnya masih terlihat, sepertinya dia terbangun karena perutnya yang terus berbunyi kelaparan. “Aku sudah memaafkanmu anak muda, tidak masalah. Makanlah, bunyi perutmu membuatku tertawa!” Kami makan dalam hening, cerita itu cukup membuatku ikut tersentuh. Dan aku jadi teringat dengan Teresa, bagaimana jika dia juga mengalami hal yang sama? Aku tidak akan pernah memaafkan diriku jika hal itu terjadi dan  mungkin aku tidak akan lagi pernah melihat bagaimana dunia memandangku. “Kalian sudah makan tanpa mengajakku, ckckck, dasar manusia serakah!” kekeh Sam yang baru saja keluar dari kamarnya. Conan menyambutnya dengan canda tawa. Tawa itu menular pada Yuwen, aku hanya melihat canda tawa itu. Baru kali ini aku merasakan meja makan disuguhi dengan canda tawa seperti ini. “Dasar tua bangka, Sam. Masih banyak sup di panci untukmu, aku tahu volume perutmu cukup banyak dan tidak akan puas jika hanya makan satu mangkok saja!” “Hahaha, kau mengerti aku dengan baik, Conan.” Usai makan, aku dan Yuwen bertugas untuk urusan selanjutnya. Usai menyelesaikan urusanku, aku mengambil mantel tebalku, cuaca di pedesaan ini sangat dingin namun sejuk. Tidak seperti udara di perkotaan yang penuh dengan debu. Aku berjalan-jalan di sekitar peternakan Conan, cukup luas, beberapa sapi bahkan mengeluarkan suara ketika aku lewat dekat dari mereka. Rumah Conan juga cukup strategis, perumahan di luar gerbangnya memiliki miniatur rumah yang cukup sama. Aku kembali berjalan menuju ke arah garasi tadi, ada beberapa benda yang menarik perhatianku di sana. Bermodalkan senter dari ponselku, aku menarik pintu garasi yang sudah tertutup itu. Cahaya aku arahkan menuju ke arah benda-benda yang ada di sekitar garasi, ternyata benda ini cukup sama dengan benda pada umumnya. Aku keluar dari garasi itu dengan tidak mendapatkan apa-apa. Hendak kembali ke rumah Conan, namun langkahku terhenti saat mendengar suara erangan yang tidak jauh dariku. Arahnya dari peternakan paling jauh. Mengalihkan perhatianku dari sana, aku melihat suara pintu yang terbuka. Itu adalah Conan yang berlari terburu-buru dari rumah dengan bungkusan di arah perutnya. Dia berlari tanpa menyadari keberadaanku. Mungkin dia tidak melihatku, berada di luar. Conan berlari ke arah gerbang dan lekas menutup pintu itu. Aku mengerutkan kening, kenapa Conan terlihat buru-buru sekali dan terlihat mencurigakan? Aku hendak melangkah mengikutinya, namun suara erangan itu terdengar semakin jelas. Bunyi sapi juga terdengar cukup jelas. Aku memutuskan untuk menuju ke arah peternakan paling ujung. Malam semakin turun dan cahaya baterai ponselku cukup membantuku kali ini. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD