Part 3. Menarik Perhatian

545 Words
Tubuhnya terasa lebih segar setelah membersihkan diri. Butuh waktu lama untuk mencari pakaian yang pas di tubuhnya. Maksudnya, pakaian yang tidak jelek karena kebanyakan pakaian milik Xiao Qi sangat jelek. Setelah mengeringkan rambut coklatnya, gadis cantik itu menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur seperti yang biasa dilakukannya. "f**k! PUNGGUNGKU SAKIT SEKALI!!" Jeritnya kesakitan kala punggungnya bertemu dengan tempat tidur yang tidak biasa di tempatinya. Dengan mulut yang terus mengoceh kesal, dia bangkit dari tempat tidur sembari mengelus punggungnya. "Astaga! Meskipun aku sudah tahu kehidupannya sangat menyedihkan, tidak ku sangka ini semua lebih dari sangat menyedihkan." Helaan nafas kasar keluar dari mulutnya. Menarik nafasnya lagi lalu membuangnya kasar. Ia keluar dari kediaman dengan raut wajah yang tidak bersahabat. Berdasarkan ingatan si pemilik tubuh sebelumnya, dia dapat menemukan kediaman ayahnya dengan sangat mudah. Senyuman sinisnya kembali tersungging kala melihat orang yang dicarinya sedang berjalan sendirian dan tampak melamun. Bergegas dihampirinya pria tua itu dan memeluk lengan pria tersebut manja. Jurus pertama jika menghadapi seorang ayah adalah 'bersikap manja'. Seorang ayah pasti akan luluh jika anak perempuannya bersikap manja padanya. Xiao Qi asli bodoh selama ini. Jelas-jelas ayahnya sudah mengabaikan dirinya tapi dia tidak mau berinisiatif untuk mendekatkan diri. Benar saja, Reaksi Tuan Qi terlihat sangat terkejut melihatnya. Pria tua itu mengerjap beberapa kali seolah memastikan penglihatannya tidak salah. Xiao Qi tersenyum manis. "Aku boleh 'kan menggandeng ayah? Sudah lama aku ingin dekat dan menggandeng ayah seperti ini." Mulut manisnya mulai bermain. Raut wajahnya di buat semenggemaskan mungkin supaya pria itu semakin luluh. "Aku sayang, ayah. Ayah tahu? Penyesalan terbesar di penghujung kematianku adalah tidak bisa melihat ayah dari dekat dan bersikap seperti ayah anak pada umumnya. Namun sekarang dewa memberiku kesempatan untuk menebus penyesalanku itu. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang telah dewa berikan padaku." Lirihnya sedih. Tuan Qi terlihat tersenyum sendu. Tangan keriputnya mulai terangkat dan mengusap pipi Xiao Qi Pelan. "Ayah juga menyayangimu, putriku. Maafkan ayah yang selama ini mengabaikanmu karena terlampau tertekan dengan kematian ibumu dulu. Setiap kali ayah melihat wajahmu, maka ayah akan teringat dengan ibumu." Xiao Qi tersenyum lebar dan menyandarkan kepalanya di lengan Tuan Qi. "Jangan meminta maaf, ayah. Aku tidak pantas menerima maaf ayah." "Tapi sekarang ayah sudah sadar, putriku. Ayah tidak akan mengabaikanmu lagi." Xiao Qi mengangkat kepalanya dan menatap Tuan Qi cerah. "Benarkah itu, ayah?" Tuan Qi tersenyum manis sambil mengangguk pelan. "Iya, putriku." Xiao Qi tersenyum lebar lalu memeluk Tuan Qi erat. "Aku sangat senang mendengarnya, ayah." Tuan Qi membalas pelukan Xiao Qi tak kalah erat. Aroma tubuh anak perempuan pertamanya itu berhasil membuat perasaannya tenang begitu saja. Semua beban tak kasat mata yang ditanggungnya seolah hilang begitu saja, layaknya debu tersapu angin. Tuan Qi melepaskan pelukannya setelah Xiao Qi minta dilepaskan. Gadis cantik itu tampak menatap ragu-ragu pada Tuan Qi sehingga membuat pria tua itu menatapnya heran. "Ada apa, putriku?" Xiao Qi tampak menunduk lemah. "Aku ingin meminta suatu hal pada ayah, tidak tahu ayah akan mengabulkannya atau tidak." "Apa itu, putriku? Katakan saja." Xiao Qi masih tidak menatap mata Tuan Qi. Gadis cantik itu tampak gugup sembari meremas hanfu yang dipakainya, membuat tanda tanya muncul di otak Tuan Qi. "Katakan saja, putriku. Ayah tidak akan marah.” "Aku ingin kediaman baru di dekat kediaman, ayah. Apakah boleh?" Tanyanya lirih dan penuh harap. Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD