Part 1. Kelahiran Kembali

686 Words
Langit diselimuti awan kelabu. Burung-burung kembali terbang ke rumah mereka masing-masing. Angin bertiup kencang. Dedauan kering nan rapuh terjatuh begitu saja ke tanah yang kering hingga menunjukkan retakan di sana. Perlahan tetesan air membasahi bumi nan tandus diiringi petir yang menyambar-nyambar. Kilatan putih itu terlihat sangat menakutkan. Seakan kilatan tersebut menggambarkan kemarahan seseorang. Kemarahan yang tak bisa ditahan lagi dan perlu dilampiaskan supaya tidak menjadi Boomerang. Di tengah cuaca buruk menakutkan tersebut, terlihat seorang perempuan berhanfu putih berdiri di dekat danau. Berdiri sembari memeluk tubuh mungil nan ringkihnya. Meski petir berbunyi dengan sangat nyaring, itu tidak membuatnya meninggalkan danau. Ia tetap berdiri setia di sana. Seolah menunggu kehadiran seseorang. Helaan nafas pelan terdengar dari mulutnya. Wajah cantik tirusnya perlahan terangkat, menatap langit dengan tatapan putus asa. "Sampai akhir, aku tetap lah tidak berarti di matanya. Lalu, untuk apa lagi aku hidup?" Lirihnya putus asa dan menceburkan diri ke dalam danau tanpa ragu. **** Hujan turun dengan begitu derasnya tanpa henti sedari tadi. Karena hujan deras tersebut, gadis cantik berambut merah itu menjadi tertahan di dalam sebuah cafe sendirian. Wajah cantiknya tampak begitu lelah dan bosan. Penantiannya selama 2 jam berakhir sia-sia. Sudah berulang kali ia mencuri pandang ke luar jendela, tapi tetap tidak terlihat batang hidung orang yang ditunggunya. Tak mau lagi menunggu hal yang tidak pasti, akhirnya ia memutuskan untuk bangkit, meninggalkan cafe. Menerobos hujan. Gadis cantik bernama Melody itu lantas menerjang hujan. Membiarkan tubuhnya dibasahi oleh air hujan hingga menunjukkan lekuk tubuhnya yang sangat menggoda bagi kaum Adam. Tak jarang, pejalan kaki pria menatapnya dengan tatapan lapar namun gadis itu sama sekali tidak peduli. Yang ada di dalam pikirannya hanya lah sampai di rumah secepat mungkin dan berkumpul bersama keluarga tercintanya. Tubuhnya hampir terjatuh akibat menabrak tubuh kekar seseorang. "Maaf, maaf. Aku tidak sengaja menabrakmu." Ujarnya cepat dan menunduk beberapa kali. "Tidak apa. Lain kali perhatikan lah jalan dengan baik." Sahutan nan dingin itu membuat wajahnya terangkat. Melody tersentak. Wajah pria yang ditabraknya sangat tampan! Lebih tampan daripada tunangannya, Saga. Tubuhnya semakin tersentak kaget melihat ekspresi aneh pria di hadapannya. Tak mau berpikiran macam-macam, akhirnya Melody segera kabur dari sana. Cukup lama dia berjalan, ia terhenti begitu saja kala melihat tunangannya sedang berciuman dengan gadis lain di sebrang jalan. Hatinya terbakar amarah. Pikirannya menjadi sangat kacau dan tidak bisa lagi berpikir dengan normal hingga kaki jenjangnya menyebrangi jalan raya tanpa melihat kanan kiri. Yang ada di dalam otaknya hanya lah memarahi Saga yang menyelingkuhinya di saat mereka akan menikah beberapa bulan lagi. Dia tidak terima melihat pria yang dicintainya berselingkuh di belakangnya. Dia ingin memberikan pria itu pelajaran berharga karena telah berani bermain api. Sayangnya ... Niatnya tidak tercapai kala tubuhnya ditabrak mobil dan terlempar beberapa meter. Darah merembes keluar dari kepalanya. Seluruh tubuhnya terasa remuk. Tangannya bergerak pelan seolah ingin meraih objek yang dilihatnya. Sebelum pandangannya benar-benar memburam, ia dapat melihat sosok gadis bersama Saga adalah Cecilia, adik angkatnya. "Aku tidak ingin mati! Aku ingin membalas mereka!" Jerit batinnya sebelum terjatuh ke dalam kegelapan tak berujung. **** Kegelapan dan kesendirian adalah hal yang sangat menakutkan di dunia ini. Tidak ada cahaya, tidak ada suara, tidak ada sentuhan, bahkan desiran pun tidak ada. Kegelapan tak berujung. Menyesakkan jiwa kesepian. Membutuhkan cahaya, meski hanya setitik. Tarikan tak kasat mata terjadi. Seolah jiwanya sedang ditarik keluar dari raga. Apakah dia benar-benar akan meninggalkan raganya untuk selama-lamanya bahkan di saat dia tidak mendapatkan keadilan? "Kakak, bangunlah. Aku tidak bisa hidup tanpamu." "Sudahlah, adik. Dia tidak akan kembali lagi." "Menyingkirlah dari tubuhnya. Pengawal akan memasukkan tubuhnya ke dalam peti." "TIDAK MAU!! AKU TIDAK MAU BERPISAH DARI KAKAK!! AKU TIDAK INGIN SENDIRIAN LAGI DI DUNIA INI!!" "Anak nakal! Pegangi dia, prajurit. Jangan biarkan dia mengacaukan pemakaman putri pertamaku." "TIDAK!! LEPASKAN AKU!! JANGAN SENTUH KAKAKKU!!" Perdebatan-perdebatan itu berhasil membuat kegelapan yang menyelimutinya sedari tadi hilang begitu saja. Perlahan, matanya mulai terbuka dan menunjukkan iris hazel yang sangat mempesona. "Arghh!! Nona pertama membuka mata!!" "APA?!" Gadis berwajah pucat itu duduk dan menatap sekitarnya dengan tatapan heran. "Kenapa kalian semua berpakaian seperti ini?" Pakaian khas kerajaan zaman kekaisaran Cina yang sering ditontonnya di waktu senggang. Bersambung ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD